Gorontalo -- Suasana semarak dan penuh kreativitas mewarnai malam pertama kegiatan Perkemahan Satya Dharma Bhakti Pemasyarakatan 2025 di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Gorontalo. Kontingen dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Gorontalo berhasil memukau para hadirin dengan penampilan Tari Longgo dalam rangkaian kegiatan pentas seni yang digelar pada Rabu, (9/7/2025).
Pentas seni yang digelar di Lapas Perempuan Kelas III Gorontalo ini menjadi ajang unjuk bakat dan ekspresi bagi 50 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang menjadi peserta perkemahan. Para peserta ini merupakan perwakilan dari lima Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan yang ada di seluruh Provinsi Gorontalo, yang berkumpul untuk mengikuti rangkaian program pembinaan berbasis kepramukaan.
Di antara berbagai penampilan, Tari Longgo yang dibawakan oleh warga binaan Lapas Gorontalo menjadi salah satu sorotan utama. Tarian ini bukan sekadar gerak biasa, melainkan sebuah warisan budaya Gorontalo yang kaya akan sejarah. Tari Longgo sendiri berakar dari seni bela diri yang pada zaman dahulu digunakan sebagai tarian pertahanan dan pengawalan kerajaan.
Seiring berjalannya waktu, gerakan yang dulunya merupakan jurus pertahanan ini berkembang menjadi sebuah tarian yang anggun dan penuh wibawa. Tarian ini sering ditampilkan dalam berbagai upacara adat, termasuk untuk menyambut tamu-tamu kehormatan, melambangkan penghormatan sekaligus kesigapan. Penampilan tarian ini oleh para WBP menunjukkan dedikasi mereka dalam melestarikan budaya adiluhung daerah.
Malam pentas seni semakin meriah dengan penampilan dari kontingen UPT lainnya. Panggung diisi oleh beragam kreativitas, mulai dari tarian tradisional yang dipadukan dengan sentuhan kreasi modern, pertunjukan drama musikal yang menghibur, hingga penampilan vokal solo yang menggetarkan panggung dan mengundang tepuk tangan meriah dari seluruh peserta dan panitia.
Kepala Lapas Gorontalo, Sulistyo Wibowo, mengungkapkan rasa bangganya terhadap penampilan anak didiknya. "Kami sangat bangga melihat warga binaan kami menampilkan Tari Longgo dengan penuh semangat dan penghayatan. Ini bukan sekadar tarian, tapi sebuah pelajaran tentang disiplin, kerja sama, dan kecintaan pada budaya leluhur," ujar Sulistyo Wibowo. "Melalui seni, mereka belajar mengekspresikan diri secara positif dan membangun kembali rasa percaya diri. Ini adalah bukti nyata bahwa pembinaan yang kami lakukan membuahkan hasil."
Sebelumnya pada hari yang sama, kegiatan Perkemahan Satya Dharma Bhakti Pemasyarakatan 2025 telah resmi dibuka. Pentas seni di malam hari menjadi puncak dari rangkaian kegiatan hari pertama yang semarak, sekaligus menjadi awal yang menjanjikan bagi kelanjutan program pembinaan karakter dan kemandirian melalui kepramukaan yang akan berlangsung selama 3 hari ke depan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI