Mohon tunggu...
Lanjar Wahyudi
Lanjar Wahyudi Mohon Tunggu... Human Resources - Pemerhati SDM

Menulis itu mengalirkan gagasan untuk berbagi, itu saja. Email: lanjar.w77@gmail.com 081328214756

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Duh Anakku Mulai Jatuh Cinta

11 November 2022   15:11 Diperbarui: 27 November 2022   19:31 972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak menghubungi anak pacar (Sumber: Dragonimages via lifestyle.kompas.com)

Saya merasa suka tapi saya juga bingung dengan perasaan suka ini. Mau curhat kok malu, mau konsultasi ke orang tua tapi takut dimarahi. Jadi ya sudah jalani saja.

Dan kisah ini berakhir dengan tak pernah terbalasnya kedua surat saya, juga muncul rasa malu ketika bertemu dengannya, sebenarnya lebih pas rasa tidak enak takut melukai perasaannya. Untunglah di awal kelas tiga, Dea pindah kota lain, fix kisah ini tamat dengan tuntas. Selamatlah saya..qiqiii..

Mungkin saja kisah saya puluhan tahun lalu masih relevan dengan masa pubertas anak saya saat ini. Bukan tentang naik bisnya atau nulis suratnya, namun tentang dinamika emosionalnya ketika mulai jatuh cinta untuk yang pertama kali. Jadi begini tips buat orang tua menghadapi anak yang mulai jatuh cinta dengan lawan jenis:

Orang Tua Buka Hati Untuk Anak

Sebaiknya orang tua memulai komunikasi kepada anak, mengenalkan tentang hubungan lelaki dan perempuan dari masa remaja, pemuda, kuliah, pacaran, dan menikah. 

Mengisahkan perjalanan cinta yang pernah dialami ayah dan ibu secara bijak akan membuka wawasan anak tentang pacaran yang benar.

Sejoli/freepik.com
Sejoli/freepik.com

Tidak perlu merasa malu menceritakan kisah cinta monyet, atau cinta masa remaja yang kadang banyak kisah konyol, lucu, yang bikin malu. 

Tertawa saja atas semua kisah itu, biarlah kisah lucu dan konyol itu menjadikan suasana dengan anak Anda menjadi cair dan akrab. Ingat ini masalah jatuh cinta pertama anak anda, bisa jadi dia masih takut dan sensi.

Buka hati untuk anak bukan hanya tentang bercerita saja, tetapi sebuah upaya membangun ruang bersama, dan membangun rasa kepercayaan anak. 

Ketika anak merasa bahwa orang tuanya pernah mengalami hal yang sama seperti kisahnya, ia mulai merasa nyaman, selanjutnya merasa aman untuk balik bercerita tentang kisahnya.

Beri Telinga Untuk Anak

Selanjutnya adalah pasang telinga baik-baik untuk anak ketika ia bercerita, jangan buru-buru menyela, ikuti gesturnya, usahakan menunjukkan respect sebaik mungkin. Biarkan anak merasa dihargai ketika bercerita hal yang belum pernah dialaminya, sebuah gejolak yang benar-benar baru dan asing.

Berdiskusilah Sebagai Teman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun