Mohon tunggu...
Lanjar Wahyudi
Lanjar Wahyudi Mohon Tunggu... Human Resources - Pemerhati SDM

Menulis itu mengalirkan gagasan untuk berbagi, itu saja. Email: lanjar.w77@gmail.com 081328214756

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Memiliki Anak Buah Milenial, Cobalah Gaya Kepemimpinan Ini

24 Agustus 2019   18:07 Diperbarui: 28 Agustus 2019   08:03 2172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi bekerja seperti di rumah. (sumber: apartmenttherapy.com)

Pada waktu damai pasukan dapat hidup cukup dengan manajemen yang baik. Pada waktu perang manajemen saja tidak cukup, mereka membutuhkan kepemimpinan yang mumpuni disetiap tingkatan. 

Sebagian manajer tentu sudah sangat terbiasa dengan siklus management yaitu  planning, organizing, actuating, dan controlling. Sekarang masalahnya adalah apakah aspek-aspek manajemen tersebut cukup untuk mengelola tim atau organisasi anda ?

Mengutip analogi militer sederhana  John P.Kotter (Saptadi Bagaskara, 2004) tentang perbedaan manajer dan leader berikut ini  sangat menarik:  pada waktu damai biasanya pasukan dapat bertahan hidup dengan administrasi yang baik dan manajemen hirarki dari atas kebawah, ditambah dengan kepemimpinan yang baik pada tingkat atas. 

Akan tetapi, pada waktu perang pasukan membutuhkan kepemimpinan yang mumpuni pada setiap tingkatan. Belum ada seorangpun yang dapat menjelaskan bagaimana mengelola orang secara efektif di dalam peperangan; mereka harus dipimpin.

Manajer berfungsi untuk merencanakan pekerjaan dan menyelesaikannya dengan baik, namun didalam perjalanan untuk menyelesaikan semua pekerjaan itu karyawan perlu dimotivasi dan diberikan inspirasi sehingga memiliki energi dan kreativitas yang stabil sampai tujuan tim atau organisasi tercapai. Disinilah diperlukan peran dan fungsi kepemimpinan. Apalagi jika anda sekarang ini adalah manajer dalam bidang apapun, dengan anak buah yang sebagian besar adalah Generasi Milenial.

Menurut wikipedia, Generasi Milenial adalah kelompok demografi setelah Generasi X. Tidak ada batas waktu yang pasti untuk awal dan akhir dari kelompok ini. 

Para ahli dan peneliti biasanya menggunakan awal 1980-an sebagai awal kelahiran kelompok ini dan pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2000-an sebagai akhir kelahiran. 

Generasi ini lahir ditengah berkembangnya teknologi informasi yang begitu maju dan memberikan informasi berlimpah atas hal apapun. Internet dan gadget menjadi andalan bagi masyarakat milenial untuk mendapatkan informasi, yang tentu saja kebenarannya tetap harus diklarifikasi terlebih dahulu. 

Dilansir dari Statistik Gender Tematik: Profil Generasi Milenial Indonesia yang dirilis Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik, pada tahun 2017 saja jumlah Generasi Milenial di Indonesia sudah mencapai sebesar 33,75% dari total penduduk Indonesia atau sekitar 88 juta jiwa. 

Tidak bisa dipungkiri bahwa pada saat ini generasi milenial mendominasi hampir di semua sektor pekerjaan, mereka mulai mengambil peran sebagai tulang punggung di berbagai lini.

Para pemimpin perlu memahami perbedaan generasi sejalan dengan memahami berbagai gaya kepemimpinan yang sesuai dengan tipe anggota tertentu, sehingga mereka lebih bertahan dan bertanggungjawab terhadap pekerjaanya (Rony, 2016).  

ilustrasi milenial (sumber: news.solopos.com)
ilustrasi milenial (sumber: news.solopos.com)
Jadi sebagai manajer atau leader, gaya kepemimpinan bagaimana yang harus anda kembangkan untuk para milenial disekitar anda?

Hal pertama terkait gaya kepemimpinan untuk anak buah anda yang milenial adalah tentang cara berkomunikasi: pakailah gaya komunikasi secara jelas, transparan dan apa adanya. 

Mereka merasa bahwa semua orang disekitar mereka adalah rekan kerja, oleh karena itu mereka merasa tidak perlu kaku dengan birokrasi dan hal-hal prosedural yang justru menghambat kecepatan kerja mereka. 

Berikan ruang untuk mereka berekspresi atas ide-ide orisinil yang bisa mereka produksi dalam tim anda. Membiasakan dialog berisi pertanyaan bebas dan jawaban yang membawa berbagai alternatif solusi adalah suasana yang menarik bagi milenial, mereka akan merasa memiliki ruang untuk berpikir dan berkreasi yang lebih luas.

Hal kedua adalah jadilah sahabat, bukan bos. Mereka lebih nyaman dengan pemimpin yang menempatkan dirinya sebagai sahabat dari pada pemimpin yang beratribut senior, kepala, bos, pimpinan, dan sebagainya. 

Sahabat adalah sosok yang terbuka untuk berdiskusi, menyenangkan, bersedia menerima pemikiran yang berbeda bahkan kontroversial, mau memberi masukan tanpa syarat, dan mau menjadi mentor bagi anak buahnya. 

Rasanya agak berat jika anda adalah manajer atau pemimpin yang dilahirkan di era Generasi X atau Generasi Baby Boomer, yang terbiasa dengan iklim formal, birokratis, terstruktur, dan teratur walaupun terkesan kaku. 

Tidak perlu merasa kalah atau mengalah, sebab ini memang perubahan zaman, perubahan generasi, dan andalah yang harus lihai dalam mengikuti perkembangan dan beradaptasi supaya esensi kepemimpinan anda yaitu menginspirasi anak buah anda bisa terjadi. Satu-dua kali jadilah coach bagi mereka untuk meningkatkan produktivitas mereka seturut dengan apa yang ada dalam pikiran mereka mengenai sebuah sasaran yang harus dicapai. 

Cara memanggil dan menyebut pun layak untuk dipertimbangkan dari Pak atau Bu menjadi Mas, Mbak, Bang atau Kak, lebih terkesan akrab dan dekat bukan?

Hal yang ketiga adalah jadikan target kerja sebagai kesepakatan bersama, bukan beban kerja pribadi. Milenial membutuhkan dukungan untuk belajar dan berkembang dalam rangka mencapai target kerja, ketika and sebagai manajer menempatkan target kerja ini sebagai kesepakatan bersama untuk diraih maka mereka tidak akan merasa sendiri. 

Ada dukungan dan perhatian dari anda yang adalah manajernya. Membiasakan untuk mengadakan pertemuan dengan anak buah anda secara berkala membahas perkembangan pekerjaan mereka adalah hal yang sangat bagus.

Tidak harus formal di kantor, anda bisa melakukan dimana saja bahkan sambil makan siang bersama, sekalipun dalam suasana yang hangat seolah dengan teman,  anda tetap bisa melakukan evaluasi pekerjaannya, dan jangan pernah melupakan untuk memotivasi dan memberikan apresiasi sebagai akhir dari rangkaian evaluasi yang anda lakukan.

Zaman terus berkembang, generasi berganti. Kepemimpinan tidak akan pernah kehilangan esensinya manakala kita terus mau beradaptasi sesuai perubahan yang terjadi. Jika anak buah anda adalah milenial, anda layak untuk mencobanya. Good luck.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun