Apa itu public speaker? mungkin pertanyaan itu yang pertama kali terlintas di pikiran Anda setelah membaca judul di atas. Public Speaker adalah pembicara publik...(hehe...itu mah terjemahan bahasa Indonesianya..). Simpelnya kalau kalian pernah berbicara di hadapan lebih dari sepasang telinga...maka Anda adalah public speaker.
- Jika Anda berbicara di hadapan anak-anak dan istri Anda, maka Anda adalah public speaker
- Jika Anda berbicara di hadapan warga sekitar saat rapat RT, maka Anda adalah public speaker
- Jika Anda berbicara di hadapan rekan-rekan kerja Anda saat rapat guru atau sekedar ngobrol ngalor ngidul maka Anda adalah public speaker
- dan jika Anda seorang guru yang berbicara di hadapan siswa-siswi Anda maka Anda adalah public speaker...
So..Jika Anda berbicara untuk didengar oleh lebih dari dua telinga (empat, enam, delapan dan seterusnya - yang penting angka genap), maka Anda harus memiliki kualifikasi khusus agar pesan Anda bisa sampai dengan persepsi yang sama di setiap pasang telinga. Lebih dari itu, Anda juga mengharapkan efek yang seragam dalam sikap dan perbuatan sebagai hasil dari bicara Anda.
Jika Anda berbicara di depan publik, maka apapun yang Anda katakan bisa berpengaruh besar pada publik Anda. Kata-kata Anda bisa berkembang menjadi opini publik. Opini publik bisa bergeser menjadi sikap publik. Jika sikap publik bergeser, maka perilaku publik akan bergeser. Jika perilaku publik berubah, maka publik itu berubah. Jika publik itu berubah, maka masyarakat yang bersangkutan telah berubah. Artinya, kata-kata Anda punya kekuatan yang amat besar. Kata-kata Anda punya kekuatan untuk merubah dunia. Merubahnya menjadi positif atau menjadi negatif.
Wow hebat kan? Itulah mengapa Rasulullah Saw mewanti-wanti umatnya agar bijak menggunakan mulut (baca;lisan) nya karna selain bisa mempengaruhi orang lain ke arah kebaikan, kata-kata juga bisa membawa orang lain kepada keburukan/kejahatan. Sebab itulah Rasul mengabarkan bahwa kebanyakan orang masuk neraka dikarenakan dua lubang yang ada di tubuhnya yaitu mulut dan kemaluannya.
Ditinjau dari pengaruhnya yang begitu besar, maka profesi yang erat kaitannya dengan kemampuan Public Speaking adalah seorang guru. Seorang guru tentu hampir setiap harinya berinteraksi dengan orang banyak, minimal dengan murid-muridnya. Tentu juga berinteraksi dengan rekan sesama guru dan juga wali murid, tidak hanya secara personal, dalam beberapa waktu juga melalui forum-forum komunal, entah rapat, sosialisasi atau diskusi.
Meskipun begitu, tidak semua guru automaticly menjadi publik speaker yang mumpuni. Beberapa ada yang merasa kesulitan dalam menyampaikan maksud dari apa yang dibicarakan. Sehingga sering berefek pada ketidakpahaman siswa dan kesalahpahaman orangtua dan rekan kerja. Untuk itu melalui tulisan ini saya ingin menguraikan kualifikasi apa saja yang harus dimiliki oleh seorang guru agar ia juga bisa menjadi public speaker yang baik.
Adapun kualifikasi-kualifikasi tersebut yaitu antara lain;
1. Pembelajar
Setiap pembicara publik, sekalipun ia sedang mengajar, pada hakikatnya ia juga sedang belajar. Hidup adalah pelajaran. Public speaker adalah pembelajar. Itu artinya, setiap pembicara publik haruslah bersikap terbuka dan berpikiran terbuka. Terbuka untuk menerima berbagai kemungkinan dan pelajaran. Selain itu pembicara publik adalah corong penyampaian berbagai pelajaran kepada khalayak. Hal ini linear dengan tugas seorang guru dimana ia harus tahu lebih awal dibanding siswanya. Karna sumur yang kosong hanya mungkin terisi oleh sumber yang ada airnya. Pun sama, pembicara publik yang baik adalah pembicara yang lebih dahulu belajar dibanding publiknya.
2. Penyampai nilai
Mengenai hal ini saya jadi teringat ungkapan Aa Gym bahwa "teko hanya akan mengeluarkan apa yang ada di dalamnya, jika di dalamnya kopi makan akan keluar kopi, jika di dalamnya air kotor maka begitupun yang akan keluar". Makjeb kan..?
Apapun yang disampaikan oleh pembicara publik, mestinya punya nilai. Lebih dari itu, nilainya harus positif. Pembicara publik yang baik, adalah pembicara yang menyampaikan dan meneruskan nilai-nilai positif kepada publik. Terlebih lagi jika Anda pembicara publik yang juga seorang guru.