Itulah hebatnya perkembangan teknologi. Untuk bisa masuk penjara tak perlu capek-capek ngepruki orang, cukup mager dan rebahan. Salah nutul gawai akibatnya bisa lebih gawat ketimbang salah nutul bini tetangga ... Di jaman ini wadulan difasilitasi dengan undang-undang.
Beberapa bulan lalu di sebuah grup WA paguyuban keluarga, admin memperingatkan para anggota grup kurang lebih semacam ini, "Jangan nulis yang aneh-aneh. Jangan posting yang aneh-aneh. Jangan sembarangan forward, kalau mau forward diperiksa dulu isinya. Siapa yang bikin ribut, nanti namanya bakal dicatat. Admin juga ikut kerepotan." Konon ada yang kerjaannya melototin soc-med, terus wadulan.
Wadulan ternyata bukanlah hal yang sepele. Keilmuan wadulan di dunia akademis dikaji oleh para pakar wadulan. Mungkin judul textbook untuk perkuliahan jurusan wadulan semacam ini:
- The Art of Wadulan
- Wadulan for Dummies
- World of Wadulan
- Object Oriented Wadulan
- Ghosting after Wadulan
- Wadulan without Overthinking
- Toxic Wadulan
- Gaslighting for Effective Wadulan
- Stop Being Insecure in Wadulan
Gara-gara kebanyakan nonton Netflix saya malah kepikiran sebuah skenario film horor berjudul Bangku Kosong. Alkisah, sebagai ketua kelas saya dengan rajin mencatat nama teman-teman yang ribut, lalu menyerahkannya kepada Bu Guru. Besoknya, satu demi satu nama yang terdapat di dalam daftar, menghilang dari kelas. Saya pun bertanya pada Bu Guru, "Bu Guru, kok teman-teman saya pada tidak masuk?" Bu Guru menjawab, "Kenapa kamu tanya begitu? Siapa yang suruh kamu nanya?" Besoknya kamera menyorot bangku-bangku di kelas. Bangku saya juga disorot. Kosong.
"Kijang satu, kijang satu, target sudah terdeteksi, ganti ..."
"Maaf, di sini bukan kijang satu, tapi prenjak tiga, ganti ..."
"Lho, prenjak tiga, kamu ditugaskan dari mana, kamu bersama siapa, ganti ..."
"Dari kicaumania, Bang ....., di sini ada labed dua, ada murai empat, target gacor semua, Bang ...."
Hayo.... siapa yang ribut komen awas nanti namanya dicatat ....
WYATB GBU ASAP.