Mohon tunggu...
Langit Muda
Langit Muda Mohon Tunggu... Freelancer - Daerah Istimewa Yogyakarta

Terimakasih Kompasiana, memberi kesempatan membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Deretan Turnamen, Hantu Cedera, dan Berpacu Menuju World Tour Finals 2019

12 November 2019   05:49 Diperbarui: 12 November 2019   23:37 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. (picjumbo.com/Viktor Hanacek)

Halo Badminton Lovers. Entah kenapa, BWF demen banget bikin turnamen rentengan kayak antrean BPJS. Dari Denmark Open, French Open, Macau Open, Fuzhou China Open, Hongkong Open, Korea Masters, hingga Syed Modi International Badminton Championships, praktis tujuh turnamen berlangsung tanpa jeda.

Turnamen-turnamen tersebut dengan tingkatan superseries-nya sebagai berikut:

  • Denmark Open: super 750
  • French Open: super 750
  • Macau Open: super 300
  • Fuzhou China Open: super 750
  • Hongkong Open: super 500
  • Korea Masters: super 300
  • Syed Modi International Badminton Championships: super 300

Terdapat ketentuan, bagi 15 pemain tunggal dan 10 ganda peringkat teratas dunia, wajib mengikuti 12 turnamen dalam satu musim (untuk turnamen kelas super 750 dan super 1000 harus ikut), jika kewajiban tidak terpenuhi maka akan mendapatkan sanksi dari BWF. 

Tahun 2019 ini ada 3 turnamen kelas super 1000 dan 5 turnamen kelas super 750. Karena itu, pemain elit pun ada yang mengikuti turnamen kelas super 300 dan super 500, untuk memenuhi ketentuan jumlah turnamen yang diikuti dari BWF.

Selain itu, ajang World Tour Finals 2019 di bulan Desember, serta Olimpiade Tokyo 2020, memaksa pemain untuk rajin mengumpulkan poin agar bisa lolos kualifikasi. 

Turnamen World Tour Finals  meski tidak se-historik All England, dan tentu saja masih kalah prestisius dengan gelar Olimpiade, tetapi menawarkan jumlah hadiah yang sangat menggiurkan. 

Bila turnamen kelas super 1000 menawarkan total hadiah satu juta dollar AS, maka World Tour Finals 2019 yang berlangsung di Ghuangzhou nanti, menawarkan total hadiah 1,5 juta dollar AS.

Tak heran para pemain memacu diri agar layak tampil di World Tour Finals 2019, persaingan ini dikenal sebagai Race To Ghuangzhou.

Hantu Cedera

Menjelang World Tour Finals 2019 di akhir tahun, turnamen berdempetan bagaikan kejar setoran. Tak heran banyak atlet bertumbangan karena cedera. Waktu untuk pemulihan yang pendek, juga membuat mereka yang belum lama pulih dari cedera, rentan terkena cedera lagi.

Sejumlah pemain top yang telah menjadi "korban" padatnya turnamen:

  • Carolina Marin yang belum lama comeback dari cedera panjang, sempat merebut gelar Victor China Open 2019, menjadi semifinalis di Denmark Open 2019, serta runner up di French Open 2019. Tetapi, cedera menghentikan Marin di babak pertama Fuzhou China Open 2019.
  • Shi Yuqi juga lama absen dari pentas bulutangkis. Setelah comeback sempat menjadi runner up di Macau Open 2019. Tetapi cedera menghentikannya di babak kedua Fuzhou China Open 2019.
  • Tai Tzu Ying, yang belum lama merebut gelar Denmark Open, dan mencapai babak semifinal di French Open 2019, lajunya di babak semifinal Fuzhou China Open 2019 mesti terhenti karena cedera.
  • Jongkolphan Kittitharakul/Rawinda Prajongjai, WD andalan Thailand, yang sempat menjadi runner up di Macau Open 2019, langkahnya terhenti di babak pertama Fuzhou China Open 2019 karena cedera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun