Ini kisah dua anak saya. Yang satu Lalaki langit usia 11 tahun duduk di kelas 6 SD, ini adalah tahun ke 6 dia berpuasa , dan dari kelas 1 dia sudah tamat berpuasa nyaris tanpa keluhan, tanpa bolong satu haripun.
Anak ke dua saya namanya Miyuni kembang, usia 7 tahun kelas 1 SD , ini adalah tahun keduanya berpuasa, tahun lalu bolong 1 minggu ,prestasi lumayanlah untuk dia yang saat itu usianya baru 6 tahun
Kini mereka kembali berpuasa, tak bisa tidur di malam menjelang sahur , takut kesiangan hingga bangun terlalu dini karena tak sabar sahur.
Salah satu acara yang mereka nantikan adalah mengaji sore di mesjid lalu setelah itu mereka akan menikmati takjil yang dikirimkan warga.
Biasanya setiap rumah tangga diberi jadwal bergilir untuk menyiapkan takjil. Anak-anak sangat suka dengan menikmati takjil di mesjid.
Sensasi menunggu beduk di mesjid menurut mereka sangat menyenangkan. Tahun lalu menikmati takjil di mesjid tak dapat mereka rasakan.
Tahun lalu tak ada acara penyediaan takjil di mesjid, demi meminimalisisr pengumpulan orang tentunya agar terhindar virus corona yang saat itu baru menginfeksi.
Lalu apakah tahun ini mereka akan kembali menikmati takjil di mesjid?Â
16.30 mereka berangkat ke mesjid menggunakan masker dengan ceria, 16.45 mereka kembali dengan wajah ditekuk
"Tak ada acara mengaji sore!" Kata si cikal  dengan lirih.
Untuk mengobati sedikit rasa kecewanya sayapun memberikan uang untuk membeli takjilan yan ada di sekitaran.
Hm..tahun ini memang belum bisa sepenuhnya mengembalikan suasana ramadan sebelumnya.Â
Para pemburu takjil kembali ke rumah dan menikmati kolaknya di rumah saja. Sebelum menikmati buka salah satu doa tambahan mjngkin mereka panjatkan, semoga pendemi segera pergi dan mereka bisa berburu takjil kembali.