Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tugas Anak tapi Dikerjakan Emak, Salah Enggak?

15 November 2019   17:13 Diperbarui: 15 November 2019   17:25 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampilan percakapan grup dan Hasil karya anak. Foto: Irma Tri Handayani

"Mi ada tugas?"  Tanyanya sedikit suprise melihat WAG kelasnya. Setelah meminta ijin, Kakang anak Cikalku membaca pesan.

"Iya kang!" Kata saya sambil berkutat dengan Satria.

" Duh,kok Bu guru ga bilang ya tadi!" Katanya seperti menyesali.

"Iya gitu?untung kamu buka Wa,mimi juga nyaris lupa..maaf ya!" Kata saya. Dia hanya tersenyum.

Ya..tugas itu saya terima dari jam 14.33. Tapi baru terbaca selepas isya.

"Kang siapin sendiri ya..maaf mimi ga bisa bantu!" Kata saya.

Dia mengangguk. Tak lama dia mulai mengumpulkan gunting,karet gelang,lem dan penggaris.

"Ini kang uang buat beli kertas kado sama lem kertasnya!" Kata saya setelah dia terlihat beres memasukkan tugasnya.

Dia melangkah riang dan tidak mengeluh,padahal sebelumnya dia juga sudah ku suruh ke warung untuk membeli ini itu bahan makan malam.

Pulang dari warung dia memasukkan barang yang baru dia beli. Saya menatapnya dari balik badan si bungsu yang sudah mulai minta dikeloni dan mimi ASI.

"Kang,sumpitnya kan enggak ada,besok ke kantin beli saja ke tukang lumpiah ya," saya memberi ide padanya karena ada satu lagi bahan yaitu sumpit yang belum ada.

"Oke!" Katanya. Setelah itu dia mengambil posisi untuk tidur.

Selain sumpit masih ada lagi yang belum disiapkan yaitu permintaan bu guru untuk menggunting kertas kado. Karena enggak fokus saya sempat bertanya ukuran pemotongan. Untung suami saya mengingatkan dengan mengirim ulang tugas di Di WAG.

Ya alhamdulillah suami saya mau nyempil diantara sebagian besar emak-emak di grup itu. Pendidikan memang nomor satu buat dia. Dia tahu,saya sebagai emaknya sering lupa dan abai dengan alasan repot ngurus adiknya.

Namun dalam pikiran saya nanti jika adiknya tidur, saya akan meminta tolong orang di rumah untuk menggunting kertas kado. Sayanganya pikiran saya terbawa tidur. Dan tahu-tahu sudah shubuh. Lupalah saya niat mengguntingkan kertas.

Kenapa bukan oleh saya memotongnya?baiklah saya harus membuat pengakuan bahwa..saya tidak cakap dalam membuat garis dan memotong lurus.

Pernah saya nekad mencoba memotong poni Miyuni,hasilnya bukan lurus melainkan diagonal hingga akibatnya poni dirapihkan suami dengan ukuran terlaluuuu pendek untuk sebuah poni.

Bukan hanya poni,memotong kukupun saya tak ahli. Anak-anak mengeluh sakit kalo dipotong kuku sama mimi. Benar-benar emak-emak barbar saya.

Akhirnya dengan pertolongan ayahnya selesai dengan kemepetan waktu, terpotonglah kertas kado ukuran 20x 50 cm itu. Dan sumpit? Ya sumpitpun berhasil suami temukan entah di dunia mana.

Inilah yang kemudian dibuat oleh kakang dan teman-temannya. Saya tersenyum teringat semalam dia sudah berusaha keras untuk menyiapkan sendiri tugasnya.

Terkadang saya merasa bersalah karena tak pernah bisa menjadi Ibu yang sempurna. Perasaan bersalah ini muncul ketika membaca respon sebelumnya dari para Emak yang memberi komentar tentang seputaran tugas.

Mereka seperti kocar-kacir mencarikan apa yang diminta guru.  Beberapa malah janjian untuk barter barang yang mereka punya.

Sebetulnya pemberitahuan dari guru tentang tugas hanya ingin memberitahu para orang tua untuk mengingatkan anak-anaknya akan tugas yang dibawa. Sayangnya ,para Emaklah yang ribet dan heboh. 

Pernah suatu kali teman saya meminta tolong dibuatkan tugas buat anaknya di sekolah dengan alasan kalau buatan anaknya jelek.

Eh,haloooo...yang namanya buatan anak yang begitu adanya. Jelek itu standar siapa, emaknya? Ya iyalah kan beda usia. Bisa jadi menurut pandangan guru yang memberikan tugas, hasil anaknya itu bagus. Terus ada emak-emak yang berbisik

"Tapi buatan si Anu bagus banget!"

Halah curigalah jangan-jangan tugas itu hasil emak bapaknya juga. Atau memang anak tersebut berbakat di mata pelajaran yang ditugaskan,intinya berbaik sangkalah!

Begitupun dengan tugas ,biasakanlah membuarkan mereka untuk menyiapkan sendiri. Jika ternyata anak sampai ada yang lupa membawa buku sesuai jadwal pelajaran,biarkan itu menjadi bahan evaluasi untuk dirinya sendiri untuk lebih teliti dalam mempersiapkan sesuatu.

Apa yang ditanam itulah yang dituai,karena terbiasa mengerjakan sesuatu oleh orang tua,tak ayal mereka kesulitan di jenjang pendidikan lebih tinggi. Kalau sudah begitu namanya sayang yang menjerumuskan.

Tiba-tiba senyum sendiri saya kali ini lebih mabis dari biasanya menurut pandangan mata saya sendiri lewat cermin. Ya..sepertinya langkah saya membiarkan Kakang,anak saya menyiapkan tugas sendiri sudah tepat.

Belum sempurna sih,tapi semoga membuatnya mampu menghadapi tugas ke depan yang tentu masih berat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun