Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tugas Anak tapi Dikerjakan Emak, Salah Enggak?

15 November 2019   17:13 Diperbarui: 15 November 2019   17:25 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampilan percakapan grup dan Hasil karya anak. Foto: Irma Tri Handayani

"Oke!" Katanya. Setelah itu dia mengambil posisi untuk tidur.

Selain sumpit masih ada lagi yang belum disiapkan yaitu permintaan bu guru untuk menggunting kertas kado. Karena enggak fokus saya sempat bertanya ukuran pemotongan. Untung suami saya mengingatkan dengan mengirim ulang tugas di Di WAG.

Ya alhamdulillah suami saya mau nyempil diantara sebagian besar emak-emak di grup itu. Pendidikan memang nomor satu buat dia. Dia tahu,saya sebagai emaknya sering lupa dan abai dengan alasan repot ngurus adiknya.

Namun dalam pikiran saya nanti jika adiknya tidur, saya akan meminta tolong orang di rumah untuk menggunting kertas kado. Sayanganya pikiran saya terbawa tidur. Dan tahu-tahu sudah shubuh. Lupalah saya niat mengguntingkan kertas.

Kenapa bukan oleh saya memotongnya?baiklah saya harus membuat pengakuan bahwa..saya tidak cakap dalam membuat garis dan memotong lurus.

Pernah saya nekad mencoba memotong poni Miyuni,hasilnya bukan lurus melainkan diagonal hingga akibatnya poni dirapihkan suami dengan ukuran terlaluuuu pendek untuk sebuah poni.

Bukan hanya poni,memotong kukupun saya tak ahli. Anak-anak mengeluh sakit kalo dipotong kuku sama mimi. Benar-benar emak-emak barbar saya.

Akhirnya dengan pertolongan ayahnya selesai dengan kemepetan waktu, terpotonglah kertas kado ukuran 20x 50 cm itu. Dan sumpit? Ya sumpitpun berhasil suami temukan entah di dunia mana.

Inilah yang kemudian dibuat oleh kakang dan teman-temannya. Saya tersenyum teringat semalam dia sudah berusaha keras untuk menyiapkan sendiri tugasnya.

Terkadang saya merasa bersalah karena tak pernah bisa menjadi Ibu yang sempurna. Perasaan bersalah ini muncul ketika membaca respon sebelumnya dari para Emak yang memberi komentar tentang seputaran tugas.

Mereka seperti kocar-kacir mencarikan apa yang diminta guru.  Beberapa malah janjian untuk barter barang yang mereka punya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun