Pemilu kali ini memang beda. Dunia medsos yang ramai,percakapan grup yang tak kunjung usai, rumpian tetangga yang rawan bikin cerai.
Pemilu kali ini membuat jantung saya lebih berdebar, berbeda pilihan diantara teman di WAG membuat saya harus pintar mengatur rasa.
Tak ada simpatisan yang satu pilihan membuat saya tak punya pernak-pernik partai atau presiden barang sebijipun.
Pagi ini saya siap menunjukkan pilihan hati. Pilihan putih sepertinya akan saya coba. Sempat khawatir sih takutnya jadi bahan pelototan kaum beda.
Untuk memberikan pendidikan politik,kedua bocah saya ajak untuk mengawal. Mereka sangat girang.
Menulis nama di daftar hadir dengan nomor DPT 225 dan dapat urutan mencoblos ke 62 Sayapun kembali harus menunggu.
Tak perlu menunggu lama sepertinya karena satu RW TPSnya dibikin 2 jadinya proses lebih cepat.Â
Tibalah nama saya dipanggil. 5 surat suara di tangan saya. Segera menuju bilil suara untuk menentukan pilihan. Yang paling yakin tentu saja pilihan presiden.Â