Mohon tunggu...
Langit Biru Kerinci
Langit Biru Kerinci Mohon Tunggu... -

saya adalah perempuan biasa yang ingin selalu belajar sambil membagi cerita

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Renungan tentang Pro-Kontra Konser Lady Gaga

19 Mei 2012   20:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:05 829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Beberapa hari terakhir makin banyak adu pendapat terkait konser lady gaga yang semakin dekat tanggal pelaksanaannya. Topik tersebut yang awalnya hanya sebagai iklan dalam benak saya, tetapi lama kelamaan jadi sebuah topik renungan utama juga.

Lady gaga adalah seniman. Dia menuangkan pemikiran-pemikirannya melalui lagu, gerak tari dan gaya berbusana untuk menghibur orang lain. Masalahnya, apa yang dia sampaikan seringkali bertentangan dengan pendapat orang kebanyakan sehingga terjadi pro kontra di sana sini.

Sebelumnya saya sampaikan dulu sikap saya terkait konser lady gaga di Indonesia. Saya tidak menentang konser lady gaga tetapi saya tidak akan menonton konsernya. Saya adalah muslim yang tinggal di Indonesia. Setahu saya Indonesia adalah negara demokrasi sehingga sah-sah saja untuk menyampaikan aspirasi, pikiran, dan pendapat asal tidak bertentangan dengan UU yang berlaku di Indonesia, tidak mengganggu keamanan, kedaulatan dan stabilitas NKRI. Jadi selama konser lady gaga tidak menampilkan atraksi sadisme, bagi-bagi narkoba, free sex, bom bunuh diri atau perang-perangan menurut saya silakan saja untuk diadakan di Indonesia. Kalau lady gaga mau mengadakan konsernya di masjid atau di area beribadah umat Islam di mana pun itu, itu yang akan saya tentang. Karena yang pertama aktivitas konsernya akan mengganggu ritual ibadah umat muslim, yang kedua karena pemikiran2 dia yang tertuang melalui metode berkeseniannya tidak sesuai dengan ajaran-ajaran Islam.

Sebagai pembuka, saya ingin menyampaikan pendapat saya tentang seni dan agama. Tetapi, sebelumnya saya sampaikan dulu bahwa saya bukan pengamat seni, saya hanya belajar seni rupa, musik, dan kerajinan tangan dari sekolah dasar hingga smu. Iman saya juga masih harus saya tingkatkan lagi, dan saya bukan orang yang memperdalam agama melalui bangku kuliah. Jadi bila ada pendapat-pendapat saya yang mungkin salah, monggo disanggah dan ditunjukkan benarnya bagaimana sehingga saya bisa belajar juga. Menurut saya seni merupakan ekspresi dari pikiran2 manusia setelah dia memperoleh inspirasi dari berbagai sumber dan kemudian mengolahnya di otak. Jadi seni itu sebenarnya luas sekali menurut saya. Pemikiran seseorang tentu saja bisa dipengaruhi oleh berbagai macam hal sehingga kemudian mempengaruhi seni yang dihasilkan. Beberapa di antara yang bisa mempengaruhi pemikiran-pemikiran tersebut adalah agama dan norma moral. Saya tidak akan mengawetkan mayat manusia, mentatonya kemudian menampilkannya di galeri seni karena menurut pemikiran saya, itu tidak sesuai dengan hati nurani saya serta norma-norma yang ada. Jika ada yang berpendapat bahwa apa yang disampaikan lady gaga mirip dengan ritual pemujaan setan, bisa jadi benar. Karena itu tadi, bahwa dalam berpikir banyak hal yang mempengaruhi manusia. Mungkin lady gaga dan timnya memang mendapat inspirasi dari ritual tertentu dan menurut pemikiran mereka hal tersebut akan menjadi seni yang indah dan mendatangkan banyak keuntungan tanpa memikirkan dampak dari ritual tersebut; atau mungkin juga ketika dalam proses berpikirnya mereka mendapat pengaruh dari setan. Karena dari apa yang saya pelajari dan yakini, setan itu memiliki kemampuan untuk mempengaruhi manusia. Lalu bagaimana dengan para penikmat seni. Para penikmat tentunya juga menggunakan akal pikirannya untuk menilai suatu karya seni. Dan karena melibatkan pikiran yang bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk agama dan moral, maka hasil penilaiannya juga bermacam-macam. Ada yang menyukai karya seni lady gaga ada juga yang menentang. Itu terserah pendapat masing-masing.

Salah satu bentuk penentangan adalah dari pihak kepolisian yang tidak merekomendasikan konser lady gaga di negara demokrasi ini atas rekomendasi dari berbagai pihak dengan alasan penampilan lady gaga tidak sesuai dengan budaya dan moral bangsa Indonesia. Saya ingat salah satu materi pelajaran PPKn di bangku sekolah dulu bahwa kita harus menyaring budaya-budaya yang datang dari luar yang tidak sesuai dengan ideologi bangsa dan dapat menggerus nilai-nilai moral dan budaya bangsa Indonesia. Mungkin pihak yang menentang sedang mengamalkan materi tersebut. Memang saat ini pengamalan nilai-nilai moral dan budaya bangsa sudah semakin memprihatinkan. Makin susah ditemui orang yang bersikap santun, budaya kekerasan meluas, dan masih sedikitnya apresiasi anak bangsa terhadap budaya lokal. Pihak yang menentang konser lady gaga khawatir akan pengaruh yang akan dibawa lady gaga dalam konsernya mungkin akan makin mengikis moral dan budaya generasi Indonesia. Dalam hal ini kepolisian menurut saya bisa bertindak sebagai penengah antara pihak yang menginginkan konser lady gaga dan yang menentang. Kepolisian bersama pihak-pihak yang diberi tanggung jawab atas pelestarian budaya dan nilai moral bangsa hendaknya berkomunikasi dengan lady gaga dan pihak penyelenggara konser mengenai materi konser maupun perilaku yang boleh dilakukan selama di Indonesia.  Dan menurut saya jika lady gaga memang ingin mencari uang di Indonesia seharusnya dia bersedia dan menghormati nilai-nilai dan peraturan di Indonesia. Bukankah para TKI kita di luar negeri juga harus menghormati peraturan dan budaya di negeri tempatnya mencari uang. Bukan hanya TKI dan lady gaga, semua orang, di mana pun berada, pastinya harus menghormati tuan rumah dan mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku di tempatnya berada. Tambahan pula jika memang ingin menjaga nilai-nilai moral dan budaya bangsa, hendaknya pihak kepolisian dan pihak-pihak lain yang bertanggung jawab bukan hanya reaktif terhadap lady gaga dan isu-isu besar saja. Konser-konser kecil yang ditampilkan di acara hajatan pribadi ataupun dari perusahaan yang biasanya cukup seronok dan lebih bebas ditonton oleh berbagai usia juga hendaknya ditertibkan. Perlu diperhatikan pula adanya perusakan moral dan budaya bangsa dari media televisi, internet, majalah, dan media-media lainnya.

Selain itu, menurut saya apa yang dilakukan pemerintah Korea Selatan juga bisa dijadikan contoh dengan menggunakan batasan umur untuk penonton lady gaga. Akan tetapi jika di korea selatan menggunakan batasan umur 18 tahun ke atas, apakah angka tersebut juga sesuai untuk diterapkan di Indonesia. Sehingga nilai batasnya perlu ditinjau ulang. Apalagi di Indonesia marak utak atik angka usia di kartu identitas untuk tujuan-tujuan tertentu. Saya setuju dengan pendapat bahwa umur menunjukkan tingkatan biologis seseorang, akan tetapi tidak bisa menunjukkan tingkatan psikologis seseorang. Sehingga mungkin pemerintah perlu memperhatikan pendapat psikolog untuk menentukan batasan usia penonton konser lady gaga di Indonesia (ribet ya). Penontonnya hendaknya berada pada usia yang sudah bisa berpikir matang sehingga bisa membedakan mana tingkah laku lady gaga yang bisa diterapkan, mana yang tidak.

Jika menurut para penentang lady gaga, langkah-langkah preventif di atas dirasa masih kurang untuk membentengi pengaruh buruk lady gaga, maka hendaknya pihak yang khawatir akan pengaruh buruk lady gaga melakukan tindakan preventif masing-masing dengan cara yang wajar. Yang saya maksud wajar di sini tentu saja bukan dengan cara-cara anarkis yang justru akan merusak citra bangsa dan membawa dampak buruk yang lebih besar (korban fisik, kerugian materiil, trauma, dendam, dll). Cara yang wajar bisa dilakukan dengan menanamkan nilai-nilai moral dan akhlak kepada anak-anak sejak kecil serta rajin membimbing dan mengingatkan generasi-generasi yang sedang berada dalam usia labil. Sehingga mereka bisa berpikir sendiri untuk membedakan tindakan-tindakan yang membawa manfaat dan yang tidak. Di sinilah orang tua serta para pendidik berperan penting untuk membentengi generasi muda bangsa dari proses degradasi moral. Sehingga nantinya jika ada lagi acara yang lebih banyak membawa mudharat daripada manfaat, semua sudah sadar diri untuk tidak mengikuti acara tersebut. Sehingga acara tersebut bisa batal dengan sendirinya karena kekurangan penonton, tanpa perlu demo apalagi anarki yang buang-buang energi. Lebih indah bukan? Jadi mari kita lestarikan kembali nilai-nilai moral dan budaya bangsa Indonesia mulai dari diri sendiri, keluarga, lalu masyarakat. Mulai dari yang kecil dan mudah, biasakan, lalu sebarkan. Saya berharap suatu saat budaya yang baik dari Indonesia bisa menggema ke seluruh dunia dan digilai melebihi budaya yang disebarkan lady gaga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun