Meningkatkan pariwisata Sumatera Utara adalah tujuan dari Pemerintahan baik tingkat kabupaten, Propinsi, dan Pusat. Momen liburan akhir tahun kerap dimanfaatkan wisatawan untuk berkunjung ke tempat wisata salah satu diantaranya kawasan danau toba. Namun hal mengejutkan datang dari salah seorang wisatawan yg terheran-heran saat berkunjung ke daerah wisata di samosir yg harus membayar mahal ketika singgah di salah satu warung, berikut kutipan yg berhasil dirangkum.Â
JS PAR SAMOSIR
Mohon pendapatnya diangka dongan parsamosir. (Mohon pendapatnya rekan-rekan orang samosir)
Satu set meja Rp30.000
1 kopi hitam Rp15.000
Teh manis Rp 15.000*3=45.000
1 kopi saset Rp 15.000
Aqua Rp 10.000
Total Rp 115.000.
On ma biaya sahali hundul ditopi Tao Nainggolan
Tarsonggot ma AU (inilah biaya sekali duduk di tepi danau nainggolan, terkejut aku). Tulis akun JS mengeluhkan sikap pedagang yg mematok harga fantastis di kawasan wisata danau toba.Â
Netizen lainnya pun angkat bicara atas post di grup tsb, salah satunya akun Manat Manik "Porlu do adong standar harga di samosir sebagai kota wisata. (Perlu ada standar harga di samosir sebagai kota wisata)Â
Kepuasan pengunjung dang holan di hinauli ni siidaon, pelayanan ni penjual jasa pe porlu do, "mata-pikiran-hati" trio indera tubuh na saling mengikat. (Kepuasan pengunjung bukan hanya pada keindahan yg dilihat, pelayanan penjual, jasa juga perlu, "mata-pikiran-hati" trio indera tubuh yg saling mengikat " tulisannya dengan harapan.Â
Selain tanggapan komentar atas hal tsb juga bermunculan
Singkat Marbun "Dihamu akka dongan sahuta ku parsamosir tarlumobi ma akka Hita pangaranto Unang pala tabahen maila bonapasogitta Gabe mabiar akka naeng ro berkunjung tu Samosir marate ate niaek mahamu akka dongan sidalian mu mangalehon mai tuakka keluarga ta sahali dohita sataon mulak tusamosir nunga taboto boha haccit ni mangalului hepeng sihutanta Samosir Unang sampai viralhon hamu maila Hita pangaranto Sian Samosir mauliate gbu".
"kepada kalian teman-teman samosir terutama kita yg para perantau tak usah kita buat malu kampung halaman kita jadi takut nanti pengunjung, berhati seperti airlah kita jalanmu memberilah itu kepada keluarga kita sesekali kita pulang kampung setahun ke samosir, sudah taulah kita bagaimana sakitnya mencari uang  dikampung kita samosir ini, tak perlu sampai kalian viralkan, malu nanti kita para perantau dari samosir gbu".Â
Sontak komen tersebut pun menuia kritikan dari netizen lainnya JA. Purba "sebenarnya inilah yg membuat rusak parawisataitu, kesempatan parsahalian, mental kita belum siap untuk perubahan menuju parawisata (sebenarnya inilah yg buat rusak pariwisata itu, kesempatan sesekali, mental kita belum siap untuk perubahan menuju wisata)".Â
A. Sitanggang "Idonian ito...alai ml naing maju do hutata (samosir)unang ma nian songoni,unang gabe parsahalian,mk dang baen daftar harga songon warung tenda nadipangaratoan,ml rezeki dongan sahutata godang do,buktina boi do manggarar adat piga sadari,talu hita pangarato (iya memang, tapi jika ingin maju kampung kita samosir janganlah seperti itu)".Â
Selain meningkatkan kunjungan Wisata di di daerah danau toba, Pemerintah setempat juga didorong harus bisa memberi pemahamam kepada masyarakat tentang kesadaran wisata di tempatnya selain untuk meningkatkan sumber daya alam kualitas Wisata juga meningkatkan sumber daya manusia yg siap menerima perkembangan wisata tsb. (LAS)Â