Mohon tunggu...
Lalu Aziz AlAzhari
Lalu Aziz AlAzhari Mohon Tunggu... Penulis - Orang Dalam

Dalam hal apapun kita semua masih dalam proses pembelajaran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Era Baru Penganut Dataisme

3 Oktober 2021   16:05 Diperbarui: 3 Oktober 2021   16:32 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: www.freepik.com

Dataisme mendeklarasikan dirinya bahwa alam semesta terdiri dari aliran data, setiap fenomema dan entitas ditentukan oleh kontribusi aliran data. 

Sejak Charles Darwin menerbitkan buku The Origin of Species, sains-sains kehidupan akhirnya memandang organisme sebagai algoritma biokimia. 

Sejak Alan Turing merumuskan ide tentang mesin turing, para ilmuan sudah tau bagaimana cara merancang atau merekayasa algoritma elektronik. 

Dataisme menyatukan keduanya bahwa hukum matematika dapat menjelaskan keduanya tanpa ada sekat yang begitu rumit. Manusia diharuskan menyaring data menjadi informasi, informasi menjadi pengetahuan, dan pengetahuan menjadi kebijaksanaan. 

Namun dataisme mayakini manusia tidak bisa lagi menangani data pada ukuran yang sangat besar, kemudaian para dataisme lebih mempercayai algoritma-algoritma elektronik untuk memerikasa data misalnya menggunakan algoritma-algoritma pada komputer canggih mereka seperti Ms. Exel, R studio bahkan masih banyak lagi yang tidak dapat penulis satu persatu sebutkan.

Menurut Yuval Noah Harari pada bukunya yang berjudul Homo Deus, dataisme berakar paling kuat pada sains komputer dan biologi. Namun yang paling penting diantara keduanya adalah biologi. 

Dataisme mengubah keterbatasan menjadi terobosan yaitu katalisme yang dapat mengguncang dunia. Boleh saja kalian tidak setuju bahwa organisme merupakan algoritma dan bahwa tomat, cabe, jerapah, sayur, kacang, manusia hanyalah metode-metode yang berbeda didalam pemrosesan data. 

Akan tetapi itulah dogma santifik yang terjadi hari ini, dan ini mengubah dunia kita menjadi sesuatu yang tak terbayangkan.

Ketika sebuah pabrik penghasil daging sapi memiliki permintaan yang sangat besar, para peternak awam akan kelabakan untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat disamping itu lahan untuk peternakan semakin hari semakin menyempit dikarenakan sudah dikonversi menjadi pemukiman. 

Jalan satu-satunya yang akan ditempuh oleh pabrik raksasa tersebut dengan menggandeng ahli-ahli bioteknologi untuk merekayasa genetik daging sapi dengan mempertimbangakan kandungan mineral, lemak, ribolvin, tiamin dan jaringan serat penyusun sapi lainnya yang tak lain adalah suatu data yang kompleks untuk dapat membuat daging dengan cepat tanpa harus beternak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun