Kalau orang Purworejo pastilah mengenal Gunung Tumpeng yang terkenal dengan gunung penghasil durennya. Dan Curuk Silangit serta Curuk Siklotok yang terkenal dengan wisata air terjun yang indah. Air Terjun Silangit dan Siklotok merupakan 2 nama air terjun yang terletak di Desa Kaligono, Kecamatan Kaligesing letaknya undak-undakan.
Mungkin orang yang di luar daerah belum banyak yang mengetahui. Sebenarnya saya tertarik datang ke curuk karena suka alamnya yang masih asri dengan udara yang segar bebas polusi. Jika ingin menuju ke air terjun lebih mudah dari arah alun-alun Kota Purworejo ambil yang ke arah Kecamatan Purworejo nanti ada pelang petunjuk arah yang menuju curuk.
Membutuhkan waktu kurang dari 30 menit dari alun-alun Kota Purworejo untuk sampai ke Desa Kaligono. Sepanjang jalan melalui Desa Kaligono bisa ditemui para pedagang durian, nangka dan petai. Setelah bertemu percabangan jalan beraspal ambil ke kanan karena jika terus itu arah menuju ke Goa Sepelawan.
Kendaraan bisa diparkir di dekat pintu masuk curuk, parkir ini dikelola oleh warga desa. Untuk motor cukup bayar 2.000 rupiah dan untuk mobil 5.000 rupiah. Biaya masuk per orang 3.000 rupiah jika ingin rafting juga bisa nanti akan dikenakan biaya 10 ribu untuk orang dewasa dan 5 ribu untuk anak-anak. berhubung jalan menuju air terjun gak boleh dilalui oleh motor, jadi ya mesti jalan kaki. Tapi gak apa-apa, walaupun jalan kaki, sepanjang jalan yang kita lalui benar-benar rindang, di kanan dan kiri banyak pohon.
Suasana desa yang adem ditambah dengan alam yang benar-benar asri bikin tenang hati dan jiwa. Belum lagi jalanan yang bersih dan bebas sampah, agak heran juga lo? Biasanya tempat wisata begini pastilah sampah di mana-mana. Nyatanya jalanan menuju curuk bersih banget, oh ternyata terjawab sudah deh 50 meter sekali kita bakalan ketemu kotak sampah. Pantaslah jika jalanan di sini bersih ^_^
Kakak saya pun coba tanya buat apa kok bawa-bawa bambu dan tali, ehh ternyata mereka mau bawa kayu yang sudah ditebang dari dalam hutan. "Wah apa gak gundul Pak, hutannya kalau ditebangin gitu?" Si bapak malah cengengesan. Saya pun tanya yang lain, "Rajin amat ya penduduk di sini nyusun-nyusun batu di pinggir jalanan." Wah ini pasti biar wisatawan aman nih, gumam hati saya.
Jadi selain merawat kebun duren, nangka, dan petai, ternyata warga penduduk Desa Kaligono ini adalah pekerja pencari batu di kali. Gara-gara bilang batu nih si kecil pas berenang di curuk sampai nyelem-nyelem mau cari batu akik buat halmoninya di Korea katanya. Dasar bocah tau aje batu akik kekeke.