Mohon tunggu...
Laily NurSafitri
Laily NurSafitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAIN KUDUS

Hobi : Olahraga Kesukaan : Coklat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Makam Syekh Maulana Ahmad Bin Husain

6 Juni 2022   01:11 Diperbarui: 6 Juni 2022   01:17 1343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Syekh Maulana Ahmad Husain yang memiliki nama asli Ahmad bin Husain, lahir di Turki. Ia wafat pada hari Senin Bulan Safar tanggal 29.

            Syekh Mulana Ahmad Husain memasukuki Desa Watuaji pada tahun 1.465 M. Ia memasuki Desa Watuaji Bersama dengan para Wali Sembilan atau di sebut juga Wali Songo, ia dan para wali memiliki tujuan untuk mendirikan Masjid di desa Watuaji dan Menyiarkan agama Islam di daerah itu. Ia dan para Wali Songo sepakat membangun Masjid di Desa Watuaji dengan perencanaan pembangunannya hanya dalam satu malam, akan tetapi mengalami kegagalan yang disebabkan pada malam itu bertepatan dengan bulan purnama, dan ada salah satu warga yang pada saat itu menjemur kapas sehingga pada waktu subuh seperti pagi hari karna pantulan cahaya dari kapas yang berwarna putih, dan bersamaan dengan ayam-ayam yang berkokok dan masyarakat pada saat itu bangun untuk menjalankan aktivitas hariannya yaitu menjemur kapas. Melihat hal tersebut Wali Songo dan Syekh Maulana Ahmad Husein yang membangun Majid mengaggap gagal karena ulah masyarakat di desa itu, sehingga mengutuk salah satu masyarakat desa bahwa sampai tua tidak akan laku menikah serta membuat material masjid yang semulanya kayu menjadi batu.

Setelah kejadian tersebut, para Wali Kembali ke Demak tetapi Sunan Kalijaga tinggal sementara di desa Watuaji dan delapan Wali lainnya Kembali ke Demak. Setelah para delapan Wali Kembali ke Demak, ada pertemuan Syekh Maulana Ahmad Husain dengan Sunan Kalijaga di padepokan, mereka bermusyawarah sambil makan-makan dan kebutulan yang disajikan pada saat itu adalah sate, dan disitu ia memakan sate lalu tusuk sate yang sudah di makan di tancapkan ketanah kemudian tumbuh sebatang Bambu Amyang, setelah itu kanjeng Sunan Kalijaga di panggil para Wali lainnya yang berada di Demak untuk mendirikan Masjid di Demak.

Pertemuan syekh Maulana Ahmad Husain dengan Kanjeng Suanan Kalijaga merupakan pertemuan yang terakhir, mereka saling berpamitan dan bersalaman, kemudian Syekh Maulana Ahamad Husein memberi nama podepokan itu dengan nama Padepokan Salam.

Kemudian Syekh Maulana Ahmad Husain meninggalkan tempat itu menuju arah utara, lalu bertemu dengan seorang wanita yang sudah tua, Syekh Maulana Ahmad Husein bertanya kepada wanita itu "siapa namamu?"  lalu dia menjawab "saya Nyai Rodiyah dan aku sedang sakit. Tolong obati saya.

Kemudian syekh Maulana Ahmad Husain mengobati Nyai Rodiyah, lalu Syekh Maulana Ahmad Husein  memberikan tenger atau disebut juga kayu kudo kepada Nyai Rodiyah untuk di tanam, setelah itu Ayekh Maulana Ahmad Husein meninggalkan tempat itu selama 3 bulan, setelah 3 bulan berlalu Syekh Maulana Ahmad Husain Kembali lagi untuk menemui Nyai Rodiyah. Sesampainya Syekh Maulana Ahmad Husain tiba di sana Nyai Rodiyah sudah tidak ada di sana, kemudian Syekh Maulana Ahmad Husain memberi nama tempat itu Balai Romo.

Setelah perjalanan Syekh Maulana Ahmad Husein ke Utara, ia menetap di desa Watuaji, dan ia wafat di desa Watuaji, makamnya berada di desa Watuaji tepatnya di dukuh Tuaji, sekarang makam Syekh Maulana Ahmad Husain telah di hormati oleh masyarakat desa Watuaji dengan melakukan Khol pada setiap tahunnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun