Mohon tunggu...
Laili Iftitah Aini
Laili Iftitah Aini Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Peningkatan Jumlah Pengangguran Terbuka Pada Masa Pandemi Covid-19

27 Oktober 2020   02:12 Diperbarui: 27 Oktober 2020   07:03 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Wabah corona virus disease 2019 (Covid-19) telah melanda 215 negara di dunia, salah satunya di Indonesia. Corona virus mulai masuk di Indonesia sejak 2 Maret 2020. Wabah Covid-19 merupakan jenis wabah yang tingkat penyebarannya sangat tinggi dan cepat. Wabah ini menyerang sistem imun dan pernapasan manusia. WHO memberikan himbauan untuk menghentikan acara-acara yang dapat menyebabkan massa berkerumun. Untuk melawan Covid-19 pemerintah telah melarang untuk berkerumun, melakuakan pembatasan sosial (social distancing) dan menjaga jarak fiskik (physical distancing), menyarankan memakai masker dan selalu cuci tangan.

Ternyata wabah Covid-19 ini tidak hanya menyerang manusia tetapi juga menyerang keadaan perekonomian di Indonesia sehingga menyebabkan perekonomian di Indonesia semakin terpuruk. Menteri keuangan Sri Mulyani mengatakan dampak akibat penyebaran Covid-19 terhadap bidang perekonomian akan jauh lebih kompleks dibandingkan dengan krisis yang pernah terjadi pada 1997-1998 dan 2008-2009. Terpuruknya perekonomian Indonesia ini semakin terbukti dengan meningkatnya angka pengangguran di Indonesia pada masa Covid-19 saat ini. Meningkatnya angka pengangguran di Indonesia dapat dilihat dari banyaknya para pekerja yang di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dan dihimbau untuk tetap dirumah saja menerapkan social distancing.

Pengangguran terbuka merupakan suatu kondisi dimana seseorang memiliki keinginan untuk bekerja, tetapi tidak bisa menemukan pekerjaan ataupun seseorang yang memang tidak mau bekerja. Pengangguran terbuka ini seringkali ditemukan di masyarakat pedesaan maupun perkotaan. Terlebih lagi dengan kondisi saat ini, terdapat beberapa kebijakan seperti pembatasan sosial, baik berskala kecil maupun skala besar bagi zona merah, lock down, yang mengakibatkan pergerakan masyarakat yang sangat terbatas dan banyak perusahaan-perusahaan yang menutup kegiatan operasinya dengan ketentuan waktu yang tidak dapat dipastikan. Sehingga mau tidak mau banyak masyarakat yang menganggur.

Adanya wabah Covid-19 ini juga berdampak pada angaka pengangguran terbuka di desa Mojoruntut, Kabupaten Sidoarjo yang terus meningkat. Banyak dari masyarakat desa Mojoruntut yang bekerja sebagai buruh pabrik terkena PHK. Hal tersebut terjadi dikarenakan pada massa pandemi seperti ini banyak perusahaan-perusahaan yang belum bisa survive dan pendapatannya menurun drastis. Dari banyaknya jumlah Masyarakat di desa Mojoruntut ini yang ter PHK, mengakibatkan keadaan ekonomi mereka menurun.

Banyak dari mereka yang mencari pekerjaan seadanya, seperti contohnya yang awal mulanya bekerja di pabrik, tetapi sekarang menjadi kuli bangunan, tukang cuci keliling, dan lain-lain. Dilihat dari segi pendapatan mereka juga jelas berbeda jumlahanya dibandingkan saat mereka menjadi buruh pabrik. Namun, jika dilihat dari banyaknya masyarakat desa Mojoruntut yang beralih profesi yang awalnya bekerja sebagai buruh pabrik, namun sekarang menjadi pekerja serabutan, tetapi masih banyak juga masyarakat yang memilih untuk berdiam diri dirumah dan menganggur, mengandalkan bantuan dari pemerintah.

Selain mengandalkan bantuan dari pemerintah, beberapa dari mereka yang usianya tergolong dalam kategori usia produktif teteapi sudah di PHK, mereka hanya mengandalkan anak-anaknya yang tergolong dalam kategori usia non produktif yang sudah bekerja untuk membantu perekonomian dikeluarganya. Hal tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tingkat ketergantungan penduduk di desa Mojoruntut. Dimana usia produktif hanya menggantungkan keadaan ekonominya kepaada usia non produktif. Disini usia non produktif juga merasa tertekan dan terbebani oleh adanya hal tersebut. Dilihat dari beberapa masalah-masalah diatas yang di sebabkan oleh adanya wabah Covid-19 dapat mengakibatakan peningkatan jumlah kemiskinan di Indonesia.

Untuk mengatasi bebrapa masalah perekonomian masyarakat pada masa pandemi seperti ini, pemerintah dari dulu sebelum adanya wabah Covid-19 telah menyediakan 9 pintu bantuan bagi warga yaitu, Progam Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Kartu Pekerja untuk PHK, Bantuan Sosial Presiden, Dana Desa, Bantuan Sosial dari Kementrian Sosial, Bantuan dari Pemerintah Provisnsi, Bantuan dari Pemerintah Kota/Kabupaten, dan Bantuan Bagi Warga Negara yang Tidak Mempunyai Tempat Tinggal. Dari beberapa bantuan-bantuan tersebut diharapkan dapat membantu kondisi perekonomian masyarakat pada masa pandemi seperti ini. 

Referensi

Agustina Layli. 2020. Pengaruh Wabah Covid-19 terhadap Pengangguran Terbuka Pada Sektor Terdampak di Indonesia. Jurnal Ilmu Manajemen Terapan 1(6): 546.

Fahri, Jalil, Kasnelly. 2019. Meningkatnya Angka Pengangguran Ditengah Pandemi (Covid-19). Al-Mizan: Jurnal Ekonomi Syariah 2(2): 45-47.

Purwanto, Agus., Asbri, Masduki., dkk. 2020. Studi Eksploratif dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Proses Pembelajaran Online di Sekolah Dasar. Psychology and Coundeling: Jurnal Of Education 2(1): 5.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun