GRESIK - Mahasiswa KKN Belajar Bersama Komunitas (BBK) 6 Universitas Airlangga yang bertugas di Desa Kauman, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik, melaksanakan program kerja bertajuk SAPU BERSIH (Sadar Pengelolaan Sampah dan Kerajinan Ramah Lingkungan). Program ini merupakan kegiatan sosialisasi sekaligus pelatihan pembuatan kerajinan dari kantong plastik bekas, khususnya bunga anggrek, yang melibatkan Ibu-Ibu PKK Desa Kauman. Kegiatan berlangsung pada Senin (21/7/2025) di Ponkesdes Kauman.
Gagasan program kerja SAPU BERSIH muncul dari pengamatan mahasiswa terhadap persoalan pengelolaan sampah di desa. Hingga saat ini, Desa Kauman belum memiliki Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sendiri, sehingga sampah rumah tangga yang dihasilkan warga biasanya hanya ditampung sementara, lalu dibawa ke TPA desa tetangga. Melihat situasi ini, mahasiswa KKN UNAIR berinisiatif mengadakan proker bidang lingkungan kepada warga berupa sosialisasi pengelolaan sampah secara lebih bijak dan kreatif dengan membuat kerajinan ramah lingkungan.
Sebagai salah satu program kerja di bidang lingkungan, SAPU BERSIH bertujuan membekali masyarakat, khususnya para ibu rumah tangga, dengan keterampilan praktis yang bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari. Kegiatan diawali dengan penyampaian materi mengenai jenis-jenis sampah, prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle), serta dampak negatif dari pembakaran dan penumpukan sampah plastik. Mahasiswa juga memperkenalkan cara memanfaatkan kantong kresek bekas menjadi kerajinan tangan yang indah dan fungsional sebagai langkah awal membangun budaya daur ulang.
Praktik Langsung Membuat Kerajinan Bunga Anggrek dari Kresek Bekas
Setelah sesi sosialisasi pengelolaan sampah, kegiatan dilanjutkan dengan praktik membuat bunga anggrek dari kantong plastik. Para peserta tampak antusias mengikuti proses dari awal hingga akhir, mulai dari pemilahan bahan, pemotongan, pembentukan mahkota, hingga merangkai daun dan tangkai. Kegiatan ini dirancang agar tidak hanya menyenangkan, tetapi juga melatih kreativitas, ketelatenan, dan kepedulian peserta terhadap lingkungan.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada mas-mas dan mbak-mbak dari UNAIR. Ini menambah pengetahuan baru bagi kami ibu-ibu PKK. Siapa sangka kantong kresek yang biasanya kami buang bisa disulap jadi bunga cantik seperti ini. Bisa jadi hiasan rumah, bahkan kalau dikembangkan mungkin bisa dijual juga," ujar Ibu Wiwi Yunani, salah satu Ibu PKK yang mengikuti sosialisasi.
Sebagai bentuk dukungan terhadap keberlanjutan program, mahasiswa BBK 6 UNAIR juga membagikan leaflet panduan pembuatan bunga anggrek kepada seluruh peserta. Leaflet disusun dengan bahasa yang mudah dipahami dan dilengkapi ilustrasi agar bisa dijadikan panduan praktik di rumah. Beberapa ibu PKK bahkan menyampaikan keinginan untuk mencoba membuat kembali di rumah dan mengajarkannya kepada anak-anak atau tetangga.
Melalui program SAPU BERSIH ini, mahasiswa KKN UNAIR tidak hanya mengajak warga lebih sadar akan pentingnya pengelolaan sampah, tetapi juga menanamkan semangat kreatif untuk mengolah limbah menjadi sesuatu yang berguna dan bernilai estetika. Harapannya, kegiatan semacam ini bisa menjadi pemantik munculnya gerakan daur ulang mandiri di masyarakat dan memperkuat budaya ramah lingkungan dari lingkup rumah tangga.
Program SAPU BERSIH juga sejalan dengan upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya poin ke-12 tentang Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab. Dengan membudayakan pengelolaan sampah berbasis komunitas, Desa Kauman diharapkan bisa menjadi contoh desa yang tidak hanya bersih dan sehat, tapi juga kreatif dan berdaya.