Mohon tunggu...
Komunitas Lagi Nulis
Komunitas Lagi Nulis Mohon Tunggu... Penulis - Komunitas menulis

Komunitas Penulis Muda Tanah Air dari Seluruh Dunia. Memiliki Visi Untuk Menyebarkan Virus Semangat Menulis Kepada Seluruh Pemuda Indonesia. Semua Tulisan Ini Ditulis Oleh Anggota Komunitas LagiNulis.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Buang Rasa Insecure dan Jadilah Pribadi yang Produktif Serta Bersyukur

19 September 2020   18:54 Diperbarui: 19 September 2020   18:58 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Oleh  : Eko Indah Pramuningtias

Belakangan ini, baik dunia maya maupun dunia nyata dibuat galau dengan adanya "insecure". Insecure ini sendiri berasal dari bahasa Inggris yang pertama kali dituturkan pada abad pertengahan awal. Insecure merupakan suatu perasaan tidak aman,cemas, tidak berdaya, rendah diri, tidak mampu, merasa tertinggal atau bahkan takut keluar dari zona nyaman. 

Hal-hal yang sering membuat orang merasa insecure yaitu bentuk tubuh, warna kulit, jodoh, pekerjaan, materi, ataupun hal-hal lain yang berkaitan dengan nilai dan pandangan masyarakat.

Konsep insecure sebenarnya sudah ada pada teori yang dikemukakan oleh Maslow (1943, dalam Afolabi dan Balugun 2017) sebagai salah satu tahap dalam Basic Human Needs yaitu Need for Security. Apabila tahap tersebut tidak dipenuhi maka individu dapat merasakan perasaan ketakutan, anxious bahkan merasa tidak puas dengan hidupnya.

Menurut Melanie Greenberg, Ph.D, psikolog klinis asal Amerika Serikat, penyebab rasa insecure dikarenakan beberapa hal,yakni :

  1. Mengalami kegagalan atau penolakan
  2. Kurang percaya diri karena kecemasan sosial
  3. Perfeksionisme

Berdasarkan pengertian serta penyebabnya, kita dapat mengerti bahwasannya insecure merupakan sifat  negatif  yang seharusnya tidak kita miliki dikarenakan dapat membuat diri kita merasa selalu kurang dan lemah. Jika sifat ini dibawa terlalu serius maka tanpa disadari dapat mempengaruhi sebagian alam bawah sadar kita untuk terus saja membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain yang lebih menarik dari segi penampilan atau saat ini trend dengan istilah "good looking".

Jika permasalahan ini kita tarik dalam pembahasan agama Islam, maka Allaah Subhanahu Wa Ta'ala telah berfirman dalam Al-Qur'an surah Ar-Rum ayat 22 "Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui".

Berdasarkan Firman Allah tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwasannya Allah telah menciptakan kita dengan berbagai perbedaan agar kita dapat mengambil pelajaran dari apa yang sudah diciptakan oleh-Nya, untuk menyadari betapa Maha Kuasa Ia dalam penciptaan, selain itu seharusnya dengan adanya perbedaan kita harus saling menghargai orang lain agar terpupuk rasa persaudaraan bukan menjadikan diri sendiri dan orang lain sebagai objek perbandingan dari apa yang sudah diciptakan serta yang diberikan Allaah kepada kita.

Menjadi Diri Sendiri dan Jatuh Cinta Pada Diri merupakan salah satu cara untuk meminimalisir bahkan menghilangkan rasa insecure pada diri kita. Untuk menjadi diri sendiri kita perlu mengenali diri kita sendiri terlebih dahulu, dengan cara bermuhasabah dan bertanya pada diri kita

  1. Siapa saya di dunia ini? Hamba Allaah yang diciptakan sebagai ummat terbaik.
  2. Untuk apa sebenarnya saya diciptakan?  Dan jawabannya terdapat pada Al-Qur'an Surah Az-Zariyat ayat 56 "Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku"
  3. Apa misi kita hidup di dunia?  Menggapai Ridho Allaah untuk menuju Syurga-Nya.

Setelah berusaha mengenali diri kita sendiri, seharusnya kita juga berusaha menjadi manusia yang produktif. Apa sih produktif itu? Nah jadi pengertian produktif ialah suatu sikap yang ingin terus berkarya atau menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain, menjadikan waktu luang kita menjadi lebih berharga dan adanya suatu yang dicapai.

Dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma, Rasulullah shallallah 'alaihi wa sallam pernah menasehati seseorang, "Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun