Mohon tunggu...
Komunitas Lagi Nulis
Komunitas Lagi Nulis Mohon Tunggu... Penulis - Komunitas menulis

Komunitas Penulis Muda Tanah Air dari Seluruh Dunia. Memiliki Visi Untuk Menyebarkan Virus Semangat Menulis Kepada Seluruh Pemuda Indonesia. Semua Tulisan Ini Ditulis Oleh Anggota Komunitas LagiNulis.id

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

90% Pelajar Indonesia Belum Menguasai Matematika dengan Baik, Apa yang Bisa Kita Lakukan?

25 Agustus 2019   14:19 Diperbarui: 25 Agustus 2019   14:26 1338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1(Sumber: Penulis)


Oleh: Joko Eliyanto


Matematika adalah disiplin pemikiran dan prosedur pengolahan logika, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Berdasarkan definisi matematika yang disampaikan oleh Suherman tersebut, maka matematika menjadi hal yang sangat penting untuk dikuasai oleh setiap orang. Kemampuan matematis yang baik akan membuat seseorang memiliki kemampuan logika baik secara kuantitatif maupun kualitatif sehingga mampu menganalisis masalah yang dihadapi dan mampu menemukan solusi yang tepat untuk setiap masalah tersebut. Meskipun demikian, kenyataannya masih banyak pelajar di Indonesia yang belum menguasai matematika dengan baik.

Ujian nasional merupakan salah satu alat untuk mengukur tingkat pemahaman para pelajar untuk beberapa mata pelajaran wajib salah satunya matematika. Berdasarkan hasil UN tahun 2019, terdapat peningkatan rata -- rata nasional yaitu 1.52 poin untuk jenjang SMP dengan nilai rata-rata 46.56, peningkatan 1.98 poin untuk jenjang SMA IPA dengan nilai rata-rata 39.23 dan peningkatan sebesar 1.53 poin untuk jenjang SMK dengan nilai rata-rata 35.26.

Hasil tersebut nampak sedikit menggembirakan meskipun sesungguhnya nilai rata -- rata tersebut sebenarnya masih jauh di bawah standar kelulusan yaitu 55(skala 1-100). Meskipun demikian sesungguhnya pada empat tahun terakhir pencapaian pelajar Indonesia di bidang matematika bisa dikatakan tidak berubah jauh. Hal tersebut dapat dilihat dalam infografis di bawah ini. Terlihat bahwa pergerakan nilai rata --rata UN matematika tidak terlampau signifikan.

Jika diamati lebih jauh, terdapat fakta yang menyedihkan. Seorang pelajar dianggap menguasai pelajaran matematika dengan baik atau berpredikat baik jika mampu meraih nilai UN Matematika minimal 70. Artinya, berdasarkan data distribusi nilai UN Matematika yang diunggah di laman hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id maka terdapat 3.852.291 atau 90,96 % siswa SMP yang belum menguasai matematika dengan baik dari 4.234.956 pelajar SMP yang mengikuti UN 2019.  Fakta lebih buruk ditemukan di jenjang yang lebih tinggi, yaitu SMA, MA dan SMK. Dari 973.286 pelajar SMA/MA yang mengikuti UN 2019 terdapat 97,08 % yang belum menguasai matematika dengan baik. Tidak jauh berbeda dengan SMA/MA, 97,84 % pelajar dari 1.509.552 belum mampu memperoleh nilai UN di atas 70 poin(skala 1 -- 100).

Gambar 2(Sumber: Penulis)
Gambar 2(Sumber: Penulis)
Selain nilai UN, kemampuan matematika pelajar Indonesia juga dipantau melalui pencapaian skor Programme for International Student Assessment (PISA) pada bidang matematika. Skor PISA pada bidang matematika anak-anak Indonesia memang senantiasa meningkat. Pada tahun 2009 kita meraih skor 371, meningkat tipis 4  poin menjadi 375 di tahun 2012, dan mengalami peningkatan yang cukup tinggi menjadi 386 pada tahun 2015. Akan tetapi, hasil tersebut lagi-lagi masih dalam level rendah, Indonesia masih jauh dari level standar yaitu 484. Pada gambar (3), terlihat warna Indonesia masih merah, karena capaian nilai PISA yang masih tergolong rendah.

Gambar 3(Sumber: www.oecd.org)
Gambar 3(Sumber: www.oecd.org)
Tema HUT RI ke-74 adalah SDM Unggul Indonesia Maju. Menjadi sebuah keniscayaan bahwa SDM unggul adalah SDM yang menguasai matematika. Tidak mungkin sebuah negara menjadi negara maju tanpa menguasai teknologi terkini, dan penguasaan matematika menjadi suatu keharusan. Saat ini adalah momentum yang tepat bagi kita bangsa Indonesia untuk sadar bahwa kemampuan Matematika kita masih jauh di bawah standar baik. Meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia merupakan tanggung jawab segenap bangsa Indonesia. Bukan hanya pemerintah, bukan hanya guru dan satuan pendidikan, bukan hanya pelajar, namun semuanya harus bersinergi agar kita dapat segera mengejar ketertinggalan.

Apa yang bisa kita lakukan untuk mengejar ketertinggalan pada bidang penguasaan matematika?


1. Sebagai pelajar


Buat kamu para pelajar, buang jauh-jauh mindset bahwa matematika itu susah. Setiap hal dalam hidupmu pasti memiliki kesulitan tersendiri, yang terpenting adalah kamu committ buat gag gampang nyerah. Percaya deh, kamu itu memiliki gen juara, gen pemenang. Tau kan seberapa hebat nenek moyang kita dulu? Sriwijaya, Majapahit, Mataram adalah bukti bahwa kita pernah menjadi bangsa yang kuat di dunia.

Yakinlah bahwa kamu juga bisa seperti mereka, menguasai matematika hanya butuh kesungguhan. Memahami matematika tidak hanya menggunakan satu cara, mencari KPK dan FPB saja ada banyak cara yang bisa kalian gunakan, bisa menggunakan tabel atau faktorisasi prima. Gag harus menguasai semua cara, cukup satu yang kamu pahami dan latih itu terus. Latihan, adalah hal yang harus kamu lakukan terus menerus agar kamu bisa segera memahami matematika.

Matematika adalah olahraga pikiran, semua orang tau teori bagaimana cara berlari, melempar bola, voly, sepakbola. Namun tidak semua orang bisa jago olahraga-olahraga itu kan? Apa kuncinya? Latihan.   Sudah gag ada alasan lagi buat generasi Y dan Z untuk tidak unggul dalam matematika, kemudahan informasi saat ini adalah peluang besar untuk kita mengejar ketertinggalan. Aku yakin kamu pasti bisa.


2. Sebagai guru


Guru menjadi ujung tombak untuk menjadikan pelajar-pelajar menjadi mencintai matematika. Hendaknya para guru harus memiliki motivasi yang kuat agar pelajar Indonesia menjadi menyuka, mencintai dan menguasai matematika. Guru menjadi titik penting, karena sudah menjadi rahasia umum banyak anak yang membenci matematika karena guru matematikanya itu sendiri.

Matematika itu bukan sekedar angka dan perhitungan semata, semua orang yang berkecimpung dalam dunia matematika paham akan hal tersebut, namun tidak semua guru dapat menyampaikan hal itu dengan baik. Tidak semua anak memiliki kemampuan untuk menelan konsep-konsep abstrak dalam matematika secara mentah-mentah, ada yang meminta aplikasinya dalam kehidupan nyata, ada juga anak yang memang sudah putus asa terhadap matematika.

Guru dituntut kreatif, sabar dan ikhlas untuk menggembleng pelajar dalam pemahaman matematika. Guru juga harus menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi, memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran matematika sudah menjadi keharusan pada masa sekarang. Pembelajaran yang kreatif, inovatif dan menyenangkan adalah hal yang paling disukai siswa, apalagi materi pelajaran matematika. Oleh karena itu mari berubah menjadi guru matematika yang bisa menjadi ujung tombak yang mumpuni dalam bidang matematika.


3. Sebagai pemegang kebijakan


Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sudah dan harus terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Dimulai dari meningkatkan kualitas tenaga pengajar, meningkatkan fasilitas pendidikan dan pemerataan pendidikan. Khusus untuk peningkatan prestasi peserta didik, penyempurnaan kurikulum hendaknya tidak selalu diwujudkan dengan perubahan kurikulum, karena seringnya perubahan kurikulum akan membuat siswa dan para tenaga pendidik justru fokus pada perubahan sistem akibat perubahan kurikulum tersebut.

Kurikulum 2013 sebenarnya sudah cukup untuk membawa pelajar Indonesia memperoleh ilmu yang seluas-luasnya terkhusus penguasaan matematika. Salah satu kunci keberhasilan pembelajaran matematika adalah kreatif dan inovatif, pemerintah seharusnya dapat menyediakan fasilitas atau sumber ilmu pengetahuan yang beragam terkhusus untuk metode -- metode dalam pembelajaran matematika. Setiap pelajar pasti mampu menguasai matematika dengan baik, namun dengan cara yang berbeda-beda, tergantung karakteristik pelajar tersebut.  


4. Sebagai orangtua dan masyarakat


Pencapaian prestasi seorang anak, sangat dipengaruhi oleh keluarga dan lingkungannya. Menjadi sangat susah untuk seorang anak dapat berprestasi tanpa lingkungan yang mendukung. Akan menjadi hal yang sia-sia jika seorang pelajar dididik dengan baik di sekolah namun ketika di rumah justru diberikan kebebasan sebebas-bebasnya. Jangan buat suasana sekolah layaknya penjara, yang ketika mereka pulang dari sekolah serasa keluar dari hotel prodeo. Sampai di rumah, anak hendaknya tetap dibimbing untuk belajar, menyediakan fasilitas dan waktu belajar yang cukup. Jangan biarkan mereka terlena oleh gadget-nya, jangan biarkan mereka terlena oleh teman sepermainan mereka. Sebagai orangtua, kita memiliki tanggung jawab penuh terhadap pendidikan anak kita.

Selain orangtua, orang-orang di sekitar mereka juga sangat mendukung, termasuk masyarakat secara umum.  Membiarkan anak dalam usia pelajar bermain game hingga larut malam, atau bermain di waktu jam belajar sama saja dengan tidak peduli terhadap pendidikan anak tersebut. Masyarakat juga masih banyak yang menyediakan fasilitas yang melalaikan pelajar, seperti warung game online, tempat nongkrong, atau fasilitas lainya yang akan membuat minat belajar anak menurun.

Bagaimana mungkin pelajar-pelajar kita akan memperoleh ilmu yang banyak dan bermanfaat, jika mereka hanya mendapatkan suasana belajar di lingkungan sekolah saja, namun ketika keluar dari sana, mereka kembali bebas hanya untuk bermain dan bersenang-senang. Kecerdasan mereka juga tanggung jawab kita bersama. Mari mulai peduli dengan mendukung proses perkembangan intelektual mereka termasuk penguasaan matematika.

Penguasaan matematika menjadi sebuah keniscayaan untuk membentuk SDM unggul yang mampu menguasai ilmu dan teknologi. Proses belajar anak-anak di usia pelajar menjadi kunci agar anak-anak tersebut menjadi generasi emas Indonesia. Mari mulai bergerak untuk menjadi SDM unggul bersama-sama, menjadi SDM yang 'ramah matematika' dan cinta matematika. Jadilah yang terbaik dalam peran masing-masing.

Jadilah pelajar yang baik dan terus semangat menuntut ilmu, jadilah guru yang terus mengabdi mencerdaskan generasi bangsa, jadilah pemangku kebijakan yang mampu membawa masyarakat Indonesia semakin cerdas dan sejahtera, jadilah orangtua yang menyayangi dan peduli terhadap pendidikan anaknya, jadilah masyarakat yang peduli akan pendidikan dan kecerdasan generasi bangsanya. Karena penguasaan ilmu pengetahuan khususnya matematika, adalah tanggungjawab kita bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun