Oleh : Nur Fitriani RamadhaniÂ
Tentang menulis yang terkadang cukup melelahkan bagi sebagian orang. Namun bagiku, tanpa menulis, tak ada lagi tempat untuk mencurahkan seluruh pikiran dan perasaan. Benar kata bapak Pram, bahwa menulis adalah pekerjaan keabadian.Â
Maka ketika engkau memiliki rasa yang ingin engkau abadikan, maka menulislah. Maka tak ada yang mampu mengusik duniamu, selama tulisan itu masih berada pada batasan marginmu.
Melelahkan bukan, mengubur semua rasa yang terpendam, seolah semuanya baik-baik saja. Menjadi seorang yang tenang dan terkadang terus-terusan tertawa nyatanya tak menyenangkan.Â
Karena dari sikap itu, engkau takkan menemukan tempat ternyaman dalam hidupmu, selain membuat orang lain menganggapmu baik-baik saja. Sandiwara dalam drama kehidupan yang terus saja mekar tanpa tahu ke arah mana perginya.Â
Selamat ! Engkau telah masuk dalam sebuah konspirasi yang dibuat oleh dirimu sendiri, seolah engkau percaya bahwa kebahagiaanmu berasal dari orang lain.Â
Membuatnya tersenyum bukan berarti engkau pun akan bahagia. Karena apa yang engkau rasa sebagai kebahagiaan belum tentu membuat semua orang tersenyum bukan?
Tulislah setiap drama itu dalam kertas putihmu. Biarkan dunia tahu bahwa masa dimana setiap pencitraan adalah suatu hal yang berharga, dan ternyata pernah ada.Â
Berpura-pura baik untuk mendapatkan kebaikan, nyatanya yang didapatkan adalah kepura-puraan pula. Apa yang engkau doa dan usahakan, maka itu pula yang engkau tuai.Â
Berbuat baiklah karena Allah SWT, Maka Allah SWT, juga akan mengelilingimu dengan kebaikan. Setiap sedih dan bahagia itu hanya Allah SWT yang perlu mengetahuinya dan hanya engkau yang perlu menulisnya !!
Salam Literasi !