Mohon tunggu...
Komunitas Lagi Nulis
Komunitas Lagi Nulis Mohon Tunggu... Penulis - Komunitas menulis

Komunitas Penulis Muda Tanah Air dari Seluruh Dunia. Memiliki Visi Untuk Menyebarkan Virus Semangat Menulis Kepada Seluruh Pemuda Indonesia. Semua Tulisan Ini Ditulis Oleh Anggota Komunitas LagiNulis.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Ingin Jadi Presiden

27 Maret 2019   21:11 Diperbarui: 27 Maret 2019   21:14 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.shutterstock.com 

Brakk, bunyi hentakan sepatu si hanan di atas meja. Sebagai ekspresi tidak sepakatnya ia dengan keputusan ibu guru dalam kelas yang meminta abdi untuk memimpin do'a pulang sekolah. Hanan sebenarnya bukalah anak yang nakal, hanya saja ia ingin lebih dihormati layaknya seorang raja.

"ayo hanan, kakinya diturunkan, tidak baik angkat kaki begitu di atas meja". Ucap ibu guru dalam kelas sebagai teguran bagi hanan. Namun, si hanan belum juga menurunkan kakinya yang bersepatu di atas meja. Ibu guru hanya tersenyum melihat tingkah hanan. Ibu guru tidak marah karena bu guru tahu bagaimana karakter hanan.

"ya sudah, kalau gitu hanan yang siapkan teman-teman untuk pimpin do'a pulang yah". Ucap ibu guru pada hanan. Dan, hananpun perlahan menurunkan kakinya dari atas meja.

"ia bu", ucap hanan dengan raut wajah yang menggerutu. "Siaap grakk", hanan memimpin teman-temannya untuk do'a pulang.

"ibu guru, tadi hanan nakal gak waktu di kelas", tanya ibu hanan kepada guru kelas.  "ya biasalah bu, namnanya juga anak-anak, hanan ya biasa seperti halnya teman-temannya yang lain. Hanya saja dia agak sedikit berbeda dengan teman-temannya yang lain, kalau teman-temanya yang lain disuruh maju untuk memimpin do'a pulang suka menolak, kadang dipaksa dulu baru mau, tapi kalau hanan tanpa disuruh dan dia yang harus mempin do'a atau jadi pemimpin dalam kelasnya bu". "hemm, ia ia bu guru makasih ya bu infonya".

Hanan memang sedikit berbeda dengan teman-temannya, di selalu yang terdepan jika disuruh memimin. Suatu saat dalam kelas, ibu guru bertanya kepada murid-murid kalau besar mereka cita-citanya mau jadi apa.

"murid-murid, ibu guru mau tanya, kalian kalau besar cita-cita nya mau jadi apa hayooo". Ada yang menjawab, "aku ingin jadi, dokter , polisi, guru", tapi bedahalnya dengan hanan. Dia tetap diam saja saat teman-teman kelasnya ribut memamerkan cita-citanya. Ibu gurupun memperhatkan si hanan yang diam-diam saja.

Setelah kondisi kelas agak meredah, ibu gurupun bertanya. "hanan kok diam-diam aja, memangnya cita-cita hanan mau jadi apa kalau besar". Hanan tetap diam sembari melirikan matanya ke teman-temannya. "ayoo hanan, jangan diam-diam aja, tuh teman-teman yang lain udah pada angkat tangan..". setelah berdiam diri cukup lama, hananpun berucap, "Aku ingin jadi Presiden bu guru". Ibu gurupun terhentak sejenak dengan jawaban hanan, "emang kenapa, kok hanan ingin jadi presiden ?" tanya bu guru.

"Aku ingin jadi presiden bu guru, aku ingin supaya negaraku makmur dan rakyatnya sejahtera, terus ibu guru aku gaji dengan gajiii yang besar". Jawab hanan kepada ibu gurunya. Ibu gurupun senyum tipis dengan sedikit kekaguman dengan jawaban anak yang masih berumur sepuluh tahun itu. "mungkin ini ciri-ciri yang selalu muncul dalam diri hanan, jiwa pemimpinnya telah ada sejak dini, semoga aja terwujud ya nak kalau kamu sudah besar nanti". Ucap guru dalam hati, menaggapi jawaban si hanan.

Karakter anak tentulah berbeda-beda, namun kita harus pandai melihat dibalik keunikan mereka, karena disitu ada bakat yang tersimpan, yang kelak menjadikan si anak tersebut menjadi manusia besar yang membawa perubahan bagi keluarga, bangsa dan negaranya.

Oleh: Masykur

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun