Mohon tunggu...
LAELA FADHILAH
LAELA FADHILAH Mohon Tunggu... Mahasiwa Universitas Pamulang

Saya suka berbagi sudut pandang melalui tulisan yang ringan namun bermakna. Saya aktif menulis sebagai bentuk refleksi diri di ruang digital.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Diam Tapi Tajam: Cara Komunikasi Orang Cerdas Menurut Psikolog

27 Mei 2025   20:48 Diperbarui: 27 Mei 2025   20:47 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Pernah ga ketemu orang yang nggak banyak ngomong, tapi sekali bicara langsung buat semua orang diam dan mikir? Orang-orang seperti ini biasanya punya kemampuan komunikasi beda dari kebanyakan orang. Mereka nggak perlu teriak atau banyak kata untuk didengar, justru karena mereka tenang, orang jadi lebih memperhatikan ketika akhirnya mereka membuka suara. Dalam psikologi komunikasi, hal ini mengartikan sebagai bentuk komunikasi yang punya nilai strategis. Orang cerdas tahu kapan mereka harus ngomong dan kapan harus diam. Itu yg buat mereka terlihat "Tajam".

Komunikasi itu nggak cuma soal banyaknya kata yang keluar dari mulut kita. Menurut ahli komunikasi albert Mehrabian, pengaruh pesan yang diterima seseorang itu 7% dari kata-kata, 38% dari nada suara, dan 55% dari bahasa tubuh (Mehrabian, 1971). Ini artinya, orang yang bisa mengatur ekspresi, gestur tubuh, dan nada bicara dengan tepat membuat lebih meyakinkan meskipun omongannya singkat. Orang yang terlalu bawel kadang malah jadi kehilangan lawan bicaranya. Karena itu, orang cerdas cenderung lebih hemat bicara tapi pesannya meyakinkan. Mereka tahu bahwa kualitas lebih penting daripada kuantitas dalam komunikasi.

Dalam situasi sosial, orangg cerdas biasanya mengamati terlebih dahulu. Mereka nggak berburu-buru bereaksi, tetapi memperhatikan kondisi dan memilih respon yang tepat. Hal ini, membuat mereka terlihat lebih santai, tapi punya pengaruh besar. Diam bukan berarti pasif, tapi aktif mendengarkan dan menjalankan informasi dengan tenang. Menurut Susan Cain dqalam bukunya Quiet (2012), banyak orang introvert yang diam tapi punya kekuatan besar dalam berpikir dan menyampaikan ide secara terarah. Mereka cenderung berpikir dulu sebelum berbicara, bukan malah sebaliknya. Ini yang menjadi alasan mengapa komunikasi mereka sering terasa "Tajam".

Komunikasi orang cerdas juga terlihat dari pilihan kata yang tepat sasaran. Mereka nggak hanya asal ngomong, apalagi untuk cari perhatian. Kalimat yang mereka pilih biasanya singkat, jelas, dan banyak makna. Misalnya dalam rapat kerja, mereka mungkin cuma menyampaikan satu-dua kata, tapi langsung ke inti masalah. Kemampuan ini terjadi bukan begitu saja, tapi karena mereka terbiasa berpikir kritis dan memahami audiens. Dalam teori komunikasi efektif berarti kemampuan menyampaikan pesan dengan jelas agar pesan dipahami dengan benar oleh penerima.

Selain itu, orang cerdas juga jago dalam membaca situasi. Mereka mengerti kapan harus menahan diri dan kapan harus maju. Hal ini berhubungan dengan kecerdasan emosional. Daniel Goleman mengatakan bahwa orang dengan emotional intelligence tinggi lebih mampu mengatur ekspresi dan merespons emosi orang lain secara tepat (Goleman, 1995). Jadi, saat mereka bicara, bukan cuma logikanya yang jalan, tapi emaptinya juga. Ini yang buat komunikasi mereka bisa menyentuh orang lain lebih dalam. Mereka tahu bahwa ngomong dengan hati lebih kuat efeknya dibanding hanya sekedar berdebat logika.

Jadi, gaya komunikasi "diam tapi tajam" ini juga mencerminkan kepercayaan diri. Orang yang benar-benar percaya diri nggak perlu ngomong banyak untuk menunjukkan dirinya. Mereka cukup yakin bahwa apa yang mereka sampaikan itu bernilai. Mereka juga nggak gampang terbawa emosi, apalagi dalam diskusi atau konflik. Sifat tenang justru bisa meredam ketegangan dan buat suasana jadi lebih kondusif. Orang-orang seperti ini sering dihargai sebagai pemimpin atau penengah dalam kelompok. Mereka membuktikan bahwa komunikasi yang efektif tidak harus ramai, tapi harus tepat.

Kesimpulannya, kalau kamu sering merasa lebih banyak diam dalam percakapan, itu bukan berarti kamu tidak berani bicara. Bisa jadi, kamu lagi membangun komunikasi ala orang cerdas (nggak banyak omong, tapi sekali ngomong langsung kena). Komunikasi yang tajam itu bukan soal volume suara, tapi soal bagaimana pesan itu kuat dan bermaksa. Ingat, kadang diam bukan berati tidak tahu, tapi justru karena tahu terlalu banyak untuk disia-siakan dalam obrolan yang tidak penting.

DAFTAR PUSTAKA

https://caridokumen.com/download/bahasa-tubuh-teori-albert-mehrabian-1-_5a45d85db7d7bc7b7ad957fe_pdf

https://www.researchgate.net/publication/365591428_Karakteristik_Introvert_Analisis_Pandangan_Susan_Cain

https://pdfs.semanticscholar.org/878d/97d9d949c22e400e6a1561ee5892e3451552.pdf

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun