Mohon tunggu...
Adhyatmoko
Adhyatmoko Mohon Tunggu... Lainnya - Warga

Sepele

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menyibak Mitologi Penciptaan

5 September 2013   21:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:18 1287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_276746" align="aligncenter" width="680" caption="Sapi yang bernama Audhumla merawat Ymir (sumber: www.norse-mythology.org)"][/caption]

Kosmogoni menarik benang merah di antara mitos-mitos dalam sejarah peradaban besar dunia dan menunjukkan kepercayaan umum bahwa alam semesta diciptakan dari chaos. Perbedaan prinsipiil antara kosmogoni dan kosmologi, yaitu kosmogoni menelusuri asal-muasal alam semesta, sedangkan kosmologi menelusuri struktur alam semesta dan perubahannya.

"Cosmology is the study of the structure and changes in the present universe, while the scientific field of cosmogony is concerned with the origin of the universe. Observations about our present universe may not only allow predictions to be made about the future, but they also provide clues to events that happened long ago when … the cosmos began. So, the work of cosmologists and cosmogonists overlaps."(NASA)

Pertama. Awal milenium kedua SM dalam peradaban Mesopotamia, Babilonia kuno meyakini bahwa fenomena alam dan kehidupan di bumi menjadi teratur karena kuasa Enki. Dengan kuasanya, ia memutuskan bahwa dunia harus dikelola dengan baik agar terhindar dari kekacauan. Berbagai dewa ditugaskan untuk mengatur dunia, serta menjaga langit dan bumi.

Kedua. Kisah penciptaan menurut Mesir kuno berbeda-beda, tetapi memiliki beberapa kesamaan. Pada awalnya, hanya ada air. Dunia tercipta dari kekacauan perairan yang disebut Nu. Gundukan atau bukit berbentuk limas adalah yang pertama muncul dari perairan. Unsur-unsur tersebut terinspirasi dari banjir Sungai Nil setiap tahun. Banjir yang surut meninggalkan bukit kering dan subur, dan dari puncak bukit tampak matahari terbit. Orang Mesir kuno memaknai fenomena ini sebagai munculnya kehidupan yang berasal dari kekacauan.

Ketiga. Kosmogoni Yunani kuno menyebutkan bahwa pada mulanya adalah kegelapan. Dari kegelapan, bumi menciptakan langit yang melingkupi bumi setiap malam. Bumi dipersonifikasikan sebagai Gaea atau Ibu dan isteri langit - Uranus. Mereka adalah orangtua dari makhluk pertama, Titan.

Keempat. Suku-suku Skandinavia dan masyarakat Jerman di Eropa bagian Utara memiliki mitos adanya kekosongan seperti jurang menganga yang tak berujung, Ginnungagap. Di kedua sisinya dikelilingi oleh dunia api - Muspelheim, dan dunia es yang diselimuti kegelapan - Nilfheim. Lava dari dunia api memasuki Ginnungagap, udara panas dan dingin bertemu, lalu api mencairkan es. Dari itu, lahirlah makhluk raksasa bernama Ymir, dan sapi bernama Audhumla untuk merawat Ymir. Setiap kali Audhumla menjilati batu, raksasa-raksasa lain tercipta. Raksasa-raksasa ini kemudian membunuh Ymir dan menjadikan alam semesta dari setiap bagian tubuhnya.

Secara ekstensif, chaos (Greek χάος, khaos) berarti ketidakteraturan, kekacauan, kekosongan, ketiadaan, atau kegelapan.

"Chaos is from the Greek word 'Khaos', meaning "gaping void". There are many explanations as to who or what Chaos is, but most theories state that it was the void from which all things developed into a distinctive entity, or in which they existed in a confused and amorphous shape before they were separated into genera. In other words, Chaos is or was "nothingness."

Chaos has been described as the great void of emptiness within the universe from which Eros came and it was he who gave divine order and also perfected all things. In later times it was written that Chaos was a confused shapeless mass from which the universe was developed into a cosmos, or harmonious order." (Encyclopedia Mythica)

Mitologi politeisme seperti dituturkan dalam keempat kisah di atas memiliki beberapa kesamaan Kosmogoni dengan teologi monoteisme tentang penciptaan alam semesta, yaitu:

  • berawal dari kekosongan atau ketiadaan
  • melibatkan eksistensi kekuatan supranatural
  • tidak terdapat alur kejadian yang jelas
  • unsur-unsur dalam proses penciptaan dihubungkan secara tidak logis dan rasional. Bayangkan bagaimana raksasa dapat keluar dari batu yang dijilati? Bagaimana tanah yang ditiup dapat menjadi manusia?
  • kekuatan supranatural bersifat mengatur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun