Mohon tunggu...
Mac Dhawanks
Mac Dhawanks Mohon Tunggu... wiraswasta -

Saya hanya seorang blogger dan penulis pemula yang mencoba untuk belajar menjadi penulis profesional. Aku tinggal disebuah kota kecil yang bernama Pinrang yang menjadi asal makanan NASU PALEKKO, sebenarnya ada 3 Kabupaten yg menjadi asal dari Kuliner Bugis NASU PALEKKO yaitu Kab. Pinrang, Kab. Sidrap dan Kotamadya Pare-Pare yang biasa disebut AJATTAPARENG (Sebelah Baratnya Danau Sidenreng)

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Makassar Jadi Pusat OKKOTS Dunia

15 Agustus 2011   23:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:45 1628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

OKKOTS JADI TREND ANAK BUGIS MAKASSAR

Mungkin rekan rekan non-Makassar belum begitu familiar dengan istilah OKKOTS. untuk rekan Makassar sendiri, istilah ini pastinya sudah sangat tidak asing untuk kita. Maklum OKKOTS itu senantiasa & akan senantiasa ngetrend di Makassar.

What is Okkots? :

Okkots adalah sebuah ekspresi bahasa yang umum digunakan di Makassar & sekitarnya. Okkots sendiri berarti salah ucap atau salah bahasa yang maknanya salah pengucapan dalam bahasa Indonesia dan tidak sesuai dengan ejaan yang disempurnakan dan tidak tercantum dalam KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA. Okkots bisa berarti menambahkan, mengurangi atau mengubah konsonan di ujung sebuah kata. Bentuk okkots yang paling sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari adalah Okkots “N” & “NG”. Jadi, kata yang berakhir huruf “N” bissa menjadi “NG” begitu pula sebaliknya, kata yang berakhir huruf “NG” menjadi berakhir “N”. Namun, ada juga bentuk okkots yang lain yang akan dibahas pada postingan selanjutnya.

Sejarah Okkots.

Ini adalah hipotesa saya mengenai terbentuknya budaya OKKOTS. Dalam bahasa Bugis Makassar sehari-hari, kita tidak mengenal adanya akhiran N di ujung sebuah kata, umumnya kata dalam Bahasa Bugis Makassar diakhiri dengan NG. Contoh nya: tudang (duduk), masserring (menyapu), dangkang (menjual), mappabbiring (beres-beres rumah) dll. & ketika Bahasa Indonesia mulai diperkenalkan, lidah orang Bugis Makassar yang terbiasa dengan NG, mencoba menyesuaikannya, namun alih-alih mampu menyesuaikan diri, yang terjadi malah kekacauan berupa kebingungan mengucapkan ujung setiap kata yang berakhiran N & NG. Kira-kira begitulah asal muasal terjadinya OKKOTS.

Contoh:

Kata “makan” terkadang menjadi “makang” ==> penambahan konsonan “G” setelah huruf “N”

Kata “kandang” bissa berubah menjadi “kandan” ==> pengurangan konsonan “G”. :shutups :D :)

Cerita ini bukan bermaksud menyindir dan mengkreditkan orang Makassar tetapi sebagai bahan lucu-lucuan aja alias menertawakan diri sendiri karena sebenarnya gue itu orangnya cadel dan grogi saat disuruh membawakan pidato karena malu ditertawain orang-orang maka lengkaplah kalimat okkots yang terucap dari bibir dan lidahku sebab gue kategori OSELLA (Okkots Sejak lahir), Sebab orang Makassar biasanya hanya tertawa atau malu-malu sendiri kalo diledekin okkots sama teman-temannya, tapi ini memang realita yang terjadi dalam Masyarakat Sulawesi Selatan pada umumnya. Okkots ini bukan berarti anak Sulsel tidak sekolah atau tidak tamat SD, banyak juga kok sarjana, politikus dan wartawan di Makassar yang masih okkots, saya ambil contoh mantan Wapres Yusuf Kalla sering banget gue lihat okkots saat diwawancarai Televisi katanya LEBIH CEPA’ LEBIH BAE’ padahal maksudnya Lebih Cepat Lebih Baik.

Kenapa fenomena okkots ini jadi bahan tertawaan yang sekarang lagi ramai di bicarakan di Internet dan menyebar dari blog ke blog anak Makassar. Awalnya trend okkots ini pertama kali di populerkan Band Art2Tonic asal Makassar dalam lagunya MAKASSAR BISA TONJI (Makassar Bisa Juga) yang menyindir anak-anak ABG Makassar yang sok bergaya bak orang Jakarte dengan tiap hari makai logat Jakarte padahal besar kecilnya di Makassar.

Mendengar pertama kali lagu ini tahun 2005 gue ngakak sejadi-jadinya karena teringat dengan teman pergaulan gue JUKI yang pernah sekolah waktu SMP di Jakarta, kejadiannya tahun 1997 pas gue baru kelas 1 SMA teman gue yang bernama JUKI ini tiap hari makai logat Jakarta sama teman-teman sepergaulan, sampai-sampai gue yang tidak tahu apa-apa tentang logat Jakarta jadi ikut-ikutan dengan cara ngomongnya walaupun terkadang gue dan teman-teman lain terkadang okkots saat memakai logat Jakarta, justru dari teman gue ini dapat banyak masukan kosakata logat Jakarta sebelum gue benar-benar tinggal di Jakarta selama 2 tahun, pengalaman okkots gue waktu lagi kerja di Jakarta tahun 2007 bisa anda lihat di BAB 12 Pengalaman Pribadi Penulis.

Kita bahas lagi tentang ramainya okkots dibicarakan di Internet, setelah di populerkan oleh Art2Tonic tahun 2005, pada tahun 2006 muncul situs http://www.panyingkul.com yang menampung berita seputar kota Makassar oleh Citizen Jurnalisme dan salah satu postingannya yang diposting tgl 22 November 2007 membahas tentang masalah okkots lengkap dengan 2 fotonya, tapi gue baru baca postingannya akhir 2008 sesaat setelah gue balik dari Jakarta pulang kampung ke Makassar, maklum aja waktu di Jakarta nggak ada kesempatan buat browsing Internet karena sibuk dengan pekerjaan. Setelah itu gue berinisiatif melengkapi foto-foto okkots di website http://www.panyingkul.com yang cuma memuat 2 foto, terus gue mengambil dokumentasi foto okkots yang banyak gue jumpai di seputar kota Makassar terutama di daerah tempat tinggal gue di Daya Kec. Biringkanaya Makassar karena hampir setiap jalan gue jumpai kalimat okkots yang tertulis besar-besar entah itu Penjual Coto Makassar, Papan Nama Mini Market, Tambal Ban, Penjual Voucher dll. Jadi gue hafal banget lokasi-lokasinya dari foto yang gue ambil sendiri awal tahun 2009 walaupun sekarang foto-foto yang pernah gue jumpai tidak ditemukan ditempatnya lagi, entah karena pemiliknya malu setelah gue posting foto-fotonya di Internet.

Setelah gue posting di blogku http://daone-kampungmayamacdhawanks.blogspot.com 13 November 2009, langsung banyak yang copas foto-foto gue ke blognya masing-masing sehingga pada bulan Februari 2010 terbentuklah situs www.okkots.com yang khusus membahas fenomena okkots anak Makassar yang berisi cerita lucu tentang okkots yang akan gue ceritain dalam buku ini.

Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring memang kerap bikin heboh. Dengan hampir 200 ribu pengikut di Twitter, pemilik akun @tifsembiring itu tak henti-hentinya jadi 'primadona' pengguna Twitter di Indonesia.

Selasa (1/3), dia kembali membuat ramai. Gara-garanya adalah sebuah twit: "PSSI itu bukang perusahaang. Kalau sedang diterangkang, coba dengarkang, penting itu pengalamang. Mengerti kang?"

Kalimat itu ia publikasikan saat Ketua Umum PSSI Nurdin Halid sedang menghadap para wakil rakyat yang terhormat di kompleks Senayan, dalam rangka rapat dengar pendapat. Twit itu menirukan (secara agak berlebihan) gaya bicara orang-orang dari kampung halaman Nurdin, yaitu Makassar (dan sekitarnya).

Rupanya tak semua orang menganggap twit dari Tifatul itu lucu. Ia menuai protes. Pak Menteri pun menghapus twit itu, lalu meminta maaf pada para pengikutnya. "Maaf jika ada yang tersinggung dengan twit berkait okkots sebelumnya. Sama sekali tidak ada maksud menghina. Sama seperti jika dialek lain ditirukan," kata Tifatul.

Pada bulan Ramadhan tahun ini 2011 gue aktif ditwitter posting tebak-tebakan lucu di hastag #sawityowit Sahur With Your Twitter yang di pelopori oleh Desta @desta08, Vincent @vincentrompies, dan Ari Dagienk @dagienks. Cerita okkots yang gue sertain foto-foto okkots bikin artis ini ngakak setelah melihat fotonya yang gue tag di twitternya.

Sumber : baca selengkapnya di blogku http://daone-kampungmayamacdhawanks.blogspot.com/2009/11/okkots-siapa-takut.html

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun