Mohon tunggu...
Kurnia Zohari
Kurnia Zohari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sedang menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Sejarah, Universitas Pendidikan Indonesia

hobi nya maen pokoknya sambil diskusi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Poster sebagai Media Konvergensi Stunting di Kelurahan Kebonlega

16 Agustus 2022   15:53 Diperbarui: 16 Agustus 2022   15:57 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KKN UPI tahun 2022 resmi berlangsung pada tanggal 11 Juli  hingga 10 agusutus 2022. UPI sendiri mengangkat  “Pemberdayaan Masyarakat  Berbasis SDG’s Desa dan rekognisi MBKM- Pupesnas Kemendikbudristek” sebagai temanya.  Sejumlah mahasiswa yang notabenenya mahasiswa aktif UPI semester ke-6 dibagi kedalam beberapa kelompok sesuai dengan domisili serta tema yang koheren dengan isi SDG’s. Kebetulan penulis yang  tergabung dalam kelompok ke-49 ini mendapatkan tema “Desa Tanpa Kelaparan” pada KKN UPI 2022.

Desa tanpa kelaparan adalah isi dari SDG’s Desa Nomor 2, secara nasional Indonesia berupaya menghilangkan kelaparan, mencapai  ketahananpangan dan Gizi yang baik, serta meningkatkan Pertanian Berkelanjutan, termasuk di Desa. Indonesia memiliki indeks  kelaparan teretinggi ke dua  per September 2021 di ASEAN, termasuk di dalamnya meliputi pravelansi Balita Stunting dan proporsi penduduk kurang gizi

Kemudian di  Kelurahan Kebonlega yang menjadi scoope KKN kelompok kecil kami, berdasarkan dari akumulasi data di tiap Posyandu di Kelurahan Kebonlega, diketahui masih terdapatnya balita atau bayi yang kekurangan gizi yakni sebanyak 33 kasus, gizi buruk sebanyak 4 kasus, sangat kurang berat badan sebanyak 16 kasus, kurangnya berat badansebanyak 62 kasus, tubuh sangat pendek sebanyak 33 kasus, dan tubuh pendek sebanyak 45 kasus. Dadri data tersebut dapat diketahui  bahwasannya masih banyak terdapat kasus stunting dan kekurangan gizi di Kelurahan Kebonlega, Kec. Bojongloa Kidul  Kota  Bandung.

Penyebab masalah stunting di Indonesia dapat dianalisis menjadi dua bagian yaitu, penyebab langsung yang meliputi asupan gizi dan status kesehatan. Sedangkan penyebab tidak langsung meliputi ketahanan pangan, lingkungan sosial, lingkungan kesehatan dan lingkungan pemukiman. Sebagian besar penelitian sebelumnya lebih mengkaji masalah gizi yang berkaitan dengan masalah ketahanan  pangan  belum  yang  menyangkut  pengetahuan,  sikap  dan  juga  perilaku  yang  kurang menciptakan  pola  hidup  sehat.  Rendahnya  capaian  Kadarzi  yang  mencerminkan  pengetahuan, sikap,  perilaku  kurang  dalam  pola  hidup  sehat  yang  berkontribusi  penyebab  terjadinya  BBLR akibat  pola  hidup  yang  kurang  sehat  selama  kehamilan. 

Secara geografis Kelurahan Kebonlega termasuk kawasan masyarakat perkotaan  atau urban society. Dimana rumpah ruahnya makanan cepat saji serta cemilan yang rendah gizi mejadi kecenderungan konsumtif masyarakat sekitar. Menurut Mackanzie, dkk(2019) menyebutkan anak-anak mengonsumsi produk makanan ringan komersial selama periode pemberian makanan pendamping Asi yang kritis dilatar belakangi oleh perkembangan ekonomi yang telah menyebabkan ketersediaan makanan dan minuman instan yang melimpah.

Dokpri
Dokpri

Untuk itu sebagai bagian dari tri darma perguruan tinggi, saya khususnya dan umumnya peserta KKN 2022 kelompok 49 perlu ikut turut serta berkontribusi seminimalnya untuk memberikan penerangan dan pencerdasan kepada masyarakat akan bahayanya stunting bagi kehidupan. Dalam prosesnya kelompok kecil di Kelurahan Kebonlega merasa perlu adanya kesadaran yang terbangun ditengah masyarakat, terlebih diwilayah kawasan yang memang sedikit padat penduduknya. 

Kelompok KKN UPI merancang dan menghadirkan bacaan ringan dalam bentuk poster. Poster  merupakan  suuatu  gambar  yang mengkombinasikan  unsur-unsur  visual  seperti garis,  gambar  dan  kata-kata  dengan  maksud menarik  perhatian  serta  mengkomunikasikan pesan secara singkat (Sri Anitah, 2008, hlm. 12). Sebagai media komunikasi, edukasi, dan promosi terkait kesehetan lebih rincinya mengenai konvergensi  stunting.

Penggunaan poster sebagai media komunikasi ini dikarenakan pemanfaatan komunikasi visual untuk menarik atensi serta menumbuhkan kesadaran masyarakat berdasarkan subtansi yang terkandung dalam isi poster itu sendiri. Secara garis besar poster memuat pengetahuan bagaimana caranya mencegah dan meminimalisir potensi terjadinya kasus stunting. 

Ajakan untuk menggunakan akses air bersih dan pengadaan sanitasi yang baik di lingkungan sekitar, anjuran konsumsi makanan yang sehat dan bergizi terlebih himbauan untuk mengurangi makanan atau minuman instan dalam makanan sehari-hari. Ajakan memberikan dan menggunakan ASI eksklusif dan MPASi pada bayi, ajakan untuk rutin ke posyandu bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan anak bayi juga balita, juga pemenuhan nutrisi pada ibu hamil. Namun  yang paling penting dalam  poster ini sendiri adalah pemahaman untuk kesadaran dan tenggang rasa kepada sesama terkhusus bagi mereka keluarga yang kekurangan dalam hal pengadaan makanan sehat dan bergizi di setiap RW kawasan kelurahan Kebonlega.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun