Mohon tunggu...
Kakthir Putu Sali
Kakthir Putu Sali Mohon Tunggu... Administrasi - Pecinta Literasi

Merindu Rembulan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rindukan Pemimpin

4 September 2018   06:42 Diperbarui: 4 September 2018   07:38 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bukan jalan mulus yang di lalui saat ini

Namun jalan terjal berliku dengan kerikil-kerikil tajam

Kerikil-kerikil tajam yang terus menusuk di setiap langkahnya

Terasa sakit pasti

Namun seakan tak terasa sakit dan pedihnya

Piluh dan rasa citanya

Hanya bisa memandang dari arah keajauhan

Bersama iringan do'a tetpanjatkan

Do'a tulus dari hati di tengah kesunyian

Berharap kerikil tajam tak terasa di setiap langkahnya

Walau desir-desir pasir terus  mengusiknya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun