Mohon tunggu...
Kakthir Putu Sali
Kakthir Putu Sali Mohon Tunggu... Administrasi - Pecinta Literasi

Merindu Rembulan

Selanjutnya

Tutup

Fiksi Islami

Tertinggal di Malam Terawih Pertama

16 Mei 2018   21:36 Diperbarui: 16 Mei 2018   21:43 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
jabar.tribunnews.com

Senyum sumringah menghias di bibir hitam Jumadi atas datangnya bulan ramadan tahun ini, pasalnya bukan saja jumlah bingkisan yang di dapat sejak H-4 ramadan,  yang datang dari Kepala Sekolah, dua guru senior, Kepala UPT Pendidikan di kecamatannya, serta beberapa paket dari orang tua murid, melainkan telah mendapatkan warisan seperangkat alat sholat yang masih baru-baru seperti sarung, sajadah dan kopiah yang masih terbungkus rapih di lemari pakaian mendiang bapaknya yang sudah 1 tahun lebih meninggal dunia.

" Jum sini, tolong beresin lemari bapak, di situ masih banyak barang-barang yang belum di pakai almarhum bapak, kalau mau, ambil saja, terutama sarung, kopiah dan sajadah, buat taraweh nanti malam. " panggil ibunya sembari matanya berkaca-kaca.

"iya bu nanti di bereskan dan barang-barang bapak yang ibu sebutkan tadi, pasti akan jumadi bawa dan di pergunakan buat sholat bu, semoga dapat menambah amal ibadah buat bapak ya bu, " jawab Jumadi sembari satu persatu memilah barang bapaknya dari lemari tua berukiran jepara tersebut.

Betapa riangnya hati Jumadi saat berpamitan pulang dari rumah orang tuanya, selama perjalan pulang, banyak niatan dan cita-cita selama ramadan,  bukan saja akan menjalankan ibadah buat dirinya dan keluarga kecilnya, namun juga terpenting mendoakan bapak tersayangnya agar ada aliran do'a dan pahala dari anak, istri dan cucunya.

Mengingat hari ini merupakan teraweh pertama, maka sedari sholat magrib, fikiranya terbayang terus akan hiruk pikuk di mushola kampungnya,  pasalnya bukan hal yang aneh,  bila di hari pertama hingga tujuh hari kedepan biasanya jama'ah padat hingga melimpah keluar halaman musholah, maka dari mulai sandal,  sarung, baju koko,sajadah hingga kopiah sudah di siapkan tuk dipakainya.

Sarung, baju koko, sajadah dan kopiah sedari sholat magrib telah di pakainya, sambil menunggu waktu isya tiba, Jumadi bersama anak istrinya iseng-iseng lihat anak-anak kecil bermain petasan kecil di samping rumahnya, aneka mimik tercipta di setiap letusan petasan tersebut entah kaget atau marah dan tertawa,  membuat anak-anak itu semakin tak mau henti tuk membunyikan petasan di dekat Jumadi

"Hey nak, jangan di lempar ke oom dong, kalau kenah sarung bolong gimana, mau gantiin engga?  Teriak Jumadi ke anak-anak,  hingga akhirnya sambil ninggalkan anak berucap,

"tau engga ini sarung baru, sarung warisan bapak" tapi anak-anak malah tertawa keras melihat kelucuan Jumadi yang mirip anak-anak, maklum seorang honorer penjaga sekolah dengan satu istri dan satu anak, di setiap harinya ya bergaul dan bermain dengan anak-anak SD di sekolahnya, baginya anak-anak adalah hiburanya di sekolah.

Saat sedang bincang-bincang dengan anak-anak yang bermain petasan, adzan Isya pun berkumandang, mendengar itu, anak-anak langsung saja berlarian ke musholah sambil menggandeng tangan Jumadi di iringi anak dan istri Jumadi tuk segera mengajaknya musholah,  bagai kerbau di cocok hidungnya, Jumadi dan istri nurut saja di ajak anak-anak SD di sekolahnya ke musholah.

Istri dan anak Jumadi sedari magrib masih mengenakan mukena dan membawa sajadah, sementara Jumadi,  setelah sholat magrib tiba, sajadah dan kopiahnya di simpan ruang sholat di rumah dinas penjaga sekolah, maka yang terjadi, anak dan istrinya dengar sadar sudah Membawa perlengkapan sholat ke musholah tuk taraweh pertama, sementara Jumadi hanya mengenakan sarung dan baju koko saja,  yang tanpa sadar melenggang kangkung hingga ke musholah.

Begitu usai mengambil wudlu dan masuk ke ruang musholah yang sudah mulai padat tersebut, Jumadi baru ingat ada yang ketinggalan,  sembari berbisik ke salah satu anak yang tadi menarik-nariknya " Tu kan, gara-gara kamu yang Rudy, sajadah dan kopiah baru bapak lupa terbawa kan?  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Fiksi Islami Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun