Mohon tunggu...
Kakthir Putu Sali
Kakthir Putu Sali Mohon Tunggu... Administrasi - Pecinta Literasi

Merindu Rembulan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Inikah Rasanya Puber Kedua?

3 Oktober 2017   22:40 Diperbarui: 4 Oktober 2017   00:11 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi doc.pribadi

Pagi ini Pak Jum bersedih hati, hatinya gundah gulana tanpa arti, bahkan tanpa makna, entah masalah apa yang membuat mukanya bermuram-muram durja, apakah kepikiran terus dengan motornya yang masuk bengkel dan membutuhkan dana besar untuk mengambilnya, atau apa karena anaknya kembali minta sesuatu yang harus di turutinya, yang jelas sang putri setelah di belikan sepeda, kembali meminta kepada bapaknya berupa sepatu roda warna pink, ataupun mungkin juga karena kemarin siang kepikiran dengan candaan, pujian dan penawaran dari orang tua murid kelas satu yang sering jemput anaknya dan kebetulan berstatus janda, bekerja sebagai penjaga counter kosmetik atau SPG, entahlah yang jelas segala rasa dalam hati Pak Jum pagi itu bak permen nano-nano campur aduk jadi satu.

Seperti biasa pagi itu setelah semua urusan kerjaan selesai, kembali Pak Jum bersantai sejenak sambil nikmati kopi susu pemberian Bu Ani sang Kepala Sekolahnya, mengingat kopi hitam yang khusus buat tamu sudah habis di laci Bu Ani.

" Pak Jum, tolong nanti ke UPT ya, ambil kwitasi potongan gaji guru-guru sambil ambil surat edaran kegiatan pramuka, soalnya mau dirapatkan buat persiapan ", terdengar perintah merdu dengan sang Kepsek berkacamata minus itu.

" Siap, Bu," jawab Pak Jum singkat. Tidak membutuhkan waktu lama, Pak Jum pun berangkat dengan menggunakan sepeda motor pinjaman dari Pak Dani yang bertugas sebagai operator sekolah. Kebetulan jalanan gang dan jalan raya serasa sepi tanpa lalu lalang kendaraan roda empat, di sebabkan karena beberapa hari ini ada demo angkutan kota untuk tidak menarik penumpang karena perselisihan yang pelik dengan ojek yang berbasis aplikasi. Saat Pak Jum bersama motornya baru saja masuk jalan raya, terlihat beberapa para pengguna angkot berjalan kaki hendak menuju ke kantornya, dan tanpa disengaja sedang dalam keadaan bengong, tiba-tiba Pak Jum ada yang memanggil.

" Pak Jum, mau kemana ? teriak salah satu pejalan kaki, yang setelah didekati ternyata Pak Jum pun mengenali sosok wanita berumur 25 tahun nan seksi, ramping berpakaian SPG Kosmetik tersebut.

" Mau ke Kantor UPT Mba Yuli, mba sendiri mau kemana ? tanya Pak Jum dengan sedikit bimbang dan ragu takut kejadian seperti kemarin terulang kembali, dimana Mba Yuli yang berstatus janda selalu saja datang menggoda dan curi-curi pandang dengan Pak Jum, disaat Pak Jum sedang bekerja ataupun sedang duduk sntai di teras rumah dinasnya.

" Mau berangkat kerja Pak, kebetulan hari ini dapat tugas tidak jag took tapi jaga counter di Mall pak," jawabnya dengan penuh harap Pak Jum dapat membaca sinyal kerlingan matanya yang di saat bicara bulu matanya bergerak manja dan menggoda.

" Ya sudah, gimana kalau sekalian saja, kan mall nya juga kelewatan kalau mau ke UPT sih mbak", kata Pak Jum mencoba berbaik hati, walau aslinya sekedar basa-basi, karena di benaknya manalah mungkin yang ngajaknya seorang penjaga sekolah dengan motor pinjaman dan tanpa bawa helm cadangan pula.

Namun tak disangka tawaran basa-basi Pak Jum disambut penuh bahagia karena hari ini di benaknya hanya tidak akan masuk terlambat lagi seperti hari pertama angkot mogok narik penumpang. " ya sudah pak oke pak, makasih ya Pak Jum, gak apa-apa Pak enggak pakai helm juga kalau memang Pak Jum nya tidak ada sih ", guman Mba Yuli sedikit manja dan tentu saja tebar pesona ke Pak Jum biar ngantarnya penuh iklas dan selamat sampai di tempat.

Sepanjang perjalanan hati Pak Jum dag-dig-dug-plasss.... Gimana tidak bergetar hati Pak Jum, seorang janda muda duduk di belakang motor dengan tangannya yang berpengan erat ke perut Pak Jum. Pak Jum pun tidak menolak dan bahkan memintanya untuk berpegangan seperti itu, karena dalam hati cewek itu biar tidak jatuh dank arena meman tidak ada alat lagi buat pegangan selain tangannya memeluk perut Pak Jum yang agak kempesan itu. Semuanya saling diam tanpa ada sepatah katapun, entah apa yang sedang dirasakan berdua saat berkendara tersebut, yang pasti hati keduanya sedang berkecamuk dengan kondisi demikian.

Tak seberapa lama, motor Pak jum pun berhenti di depan Mall tersebut, dan Mba Yuli pun melepas pegangannya sembari perlahan kakinya turun dari motor. Setelah turun keduanya saling pandang dan tanpa sengaja mata keduanya saling bertatapan, agak ragu dan salah tingkah, akhirnya Mba Yuli mengawali pembicaraan " Pak Jum " sambil memegangi tangan kiri Pak Jum yang masih memegang rem tangan. " Yuli, ngucapin makasih ya, sudah mau ngantar Yuli ke tempat kerja dan ga terlambat seperti kemarin " ucap Mba Yuli sembari jarinya meremas kuat tangan Pak Jum, entah gemes entah ngode, yang jelas Mba Yuli senan banget dengan suasana tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun