Mohon tunggu...
Zainul Kutubi
Zainul Kutubi Mohon Tunggu... Administrasi - Menceritakan sesuatu lewat tulisan

Suka menulis puisi di tumblr: tulisanzainn.tumblr.com | ig: @zkutubi | twitter: @Al_kutub | Email: Al_kutub@ymail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Betawi dalam Prosa 3: Sastra Betawi Abad 20

27 November 2020   22:42 Diperbarui: 27 November 2020   23:01 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku "ketoprak Betawi" kumpulan tulisan-tulisan tentang jakarta dan peghuninya (sumber: foto pribadi)

Memasuki abad ke-20 sastra Betawi mengalami transformasi dari sastra lama ke era sastra baru, peran keluarga Fadli dalam dunia penulisan dilanjutkan oleh Ahmad Beramka, setidaknya ia aktif menulis sampai tahun 1910-an. Dia merupakan anak dari Safirin bin Usman bin Fadli dan saudara sepupu dari Muhammad Bakir bin Sapian bin Usman bin Fadli.

Menurut Chambert loir (2014:357) Ahmad Beramka adalah seorang penulis peralihan. Dia merangkai sebuah syair dan menunjukkan popularitas syair pada awal abad 20. Kemudian menyusun versi baru syair yang telah ada. Contohnya ia menyadur hikayat lama (Hikayat Abu Nawas) menjadi sebuah syair dan ia menyadur novel-novel baru menjadi sebuah syair (Sair Tamba Sia, Sair Nona Kim Giok Nio).

Selanjutnya setelah generasi keluarga Fadli berakhir sastra Betawi awal abad 20 dipelopori oleh orang-orang Betawi peranakan, seperti Tio Ie Soei dan Kwee Kek Beng orang Betawi peranakan Tionghoa, Muhammad bin Salim Balfas orang Betawi peranakan Arab, Tjalie Robinson yang merupakan Betawi peranakan Belanda.

Mereka semua adalah wartawan yang kerap memenuhi rubik-rubik sastra sebagai kritik sosial, cerita kehidupan sehari-hari. Yang  cukup tersohor adalah Kwee Kek Beng, di kalangan sastrawan atau wartawan sezamannya, ia dikenal sebagai pelopor "pojok", sebuah rubrik di surat kabar atau majalah yang berisi kritik sosial atas berbagai persoalan aktual yang terjadi di tengah masyarakat.

Kwee Kek Beng memulai menulis sejak ia duduk di HCK (Hollands Chinese Kweek school) di Jatinegara, Jakarta. Setelah lulus (1922) ia menjadi guru di Bogor, tetapi tak lama kemudian ia pindah ke surat kabar Bin Seng dan kemudian ke Sin Po. Kariernya terus menanjak sampai ia menjadi pemimpin redaksi surat kabar Sin Po.

Kemudian, Muhammad bin Salim Balfas atau yang dikenal dengan nama MS Balfas, ia dikenal sebagai penulis prosa. Cerpen pertamanya "Anak Revolusi" (1948) menceritakan bagaimana anak-anak Betawi pada zaman revolusi sudah akrab dengan suasana perang yang sewaktu-waktu bisa saja merenggut nyawa mereka.

Bersama cerpen lainnya, cerpen "Anak Revolusi" dibukukan dalam kumpulan cerpen yang berjudul "Lingkaran-Lingkaran Retak" (1952).

Satu lagi sastrawan yang turut memperkaya khazanah kesusastraan Betawi, ia adalah Tjalie Robinson. Lahir di Nijmegen, Belanda 10 Januari 1911 dengan nama Jan Johannes Theodore Boon. Ayahnya seorang Belanda sedangkan Ibunya berdarah Indonesia.

Tjalie banyak menulis di majalah Orientatie dan surat kabar Nieusgeer yang terbit di Batavia. Tjalie banyak menulis mengenai Betawi dan permasalahan-permasalahannya. Lalu  ketika terjadi pergolakan politik tahun 1954, Tjali pindah ke kampung Ayahnya negri Belanda.

Ia seorang Indo yang sangat akrab dengan kehidupan Betawi, itu tercermin dalam sketsa-sketsanya yang mengungkapkan "dunia" orang Betawi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun