Mohon tunggu...
Mahasiswa Tadris Biologi
Mahasiswa Tadris Biologi Mohon Tunggu... Uiniversitas Islam Negeri Kiai Haji Achamd Shiddiq Jember

EDUKASI

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kloning Hewan : Kloning Hewan Dan Harga Yang Tak Terbayar?

17 Juni 2025   12:00 Diperbarui: 17 Juni 2025   17:05 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sejak Domba Dolly  berhasil di kloning, teknologi kloning semakin dikenal luas sebagai inovasi penting  dalam bidang bioteknologi. Kloning hewan sering kali digambarkan sebagai terobosan ilmiah yang menjanjikan. Namun jika dilihat lebih jernih, teknologi ini justru menimbulkan lebih banyak kerugian dari pada manfaat, baik dari segi moral, ilmiah, maupun ekologis. Alih-alih menjadi solusi, kloning hewan malah berpotensi menjadi bentuk eksploitasi kehidupan yang dilegalkan atas nama sains dan kemajuan.

Apa itu Kloning Hewan?

Kloning hewan merupakan cara untuk menghasilkan hewan baru yang punya susunan genetik sama persis dengan induknya, dengan bantuan teknologi bioteknologi, terutama melalui metode yang disebut Somatic Cell Nuclear Transfer (SCNT). Dalam proses ini, inti sel dari tubuh hewan dewasa diambil, lalu dimasukkan ke dalam sel telur yang sudah diambil intinya. Selanjutnya, sel tersebut dikembangkan menjadi embrio hingga akhirnya lahir sebagai hewan baru. Salah satu contoh kloning hewan yang paling dikenal adalah domba Dolly yang berhasil dibuat pada tahun 1996.

Aspek Moral yang Terabaikan

Kloning hewan menimbulkan persoalan moral yang serius. Proses ini menciptakan makhluk hidup melalui cara yang tidak alami. Hewan-hewan hasil kloning sering kali dibuat tanpa hak atau persetujuan, kemudian digunakan untuk percobaan dan dibuang jika mengalami kecacatan atau tidak memenuhi standar yang diinginkan. Hal ini memunculkan pertanyaan etis: apakah manusia layak menciptakan kehidupan semata-mata demi kepentingan ilmu pengetahuan atau keuntungan ekonomi?

Pelanggaran Etika: Hewan Menjadi Korban

Dari sisi etika, praktik ini jelas melanggar prinsip tidak membahayakan. Teknologi kloning sering kali menghasilkan makhluk hidup yang menderita. Banyak hewan hasil kloning mengalami cacat lahir, sistem imun lemah, atau bahkan meninggal pada usia dini. Kasus domba Dolly hewan kloning pertama dari sel dewasa menjadi contoh nyata. Ia meninggal pada usia enam tahun karena penyakit paru-paru, usia yang jauh lebih pendek dari harapan hidup normal seekor domba. Fakta ini menunjukkan bahwa kloning bukan hanya eksperimen ilmiah, tetapi juga perjudian atas penderitaan makhluk hidup.

Aspek Hukum: Kloning sebagai Pelanggaran terhadap UU Perlindungan Hewan

Peraturan hukum sebenarnya sudah cukup jelas. Dalam Pasal 66 ayat (2) UU No. 18 Tahun 2009 disebutkan bahwa setiap orang dilarang menyakiti atau menyiksa hewan. Bila mengacu pada pasal ini, kloning hewan dapat dianggap melanggar hukum karena berpotensi menimbulkan penderitaan yang signifikan terhadap hewan, mulai dari tahap embrio hingga dewasa. Kloning tidak dapat dipisahkan dari percobaan berulang yang penuh kegagalan, kelainan, bahkan kematian dini.

Tingkat Keberhasilan yang Sangat Rendah

Jika berbicara soal efektivitas, tingkat keberhasilan kloning sangat rendah. Hanya 1 - 3% embrio hasil kloning yang mampu berkembang menjadi organisme hidup dan sehat. Dalam kasus Dolly, dari 276 percobaan hanya satu individu yang berhasil lahir. Angka ini tidak hanya menunjukkan rendahnya efisiensi, tetapi juga menunjukkan betapa banyak kegagalan yang menyertai satu keberhasilan. Lebih jauh lagi, banyak dari hasil yang hidup pun tidak berumur panjang atau mengalami gangguan kesehatan serius.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun