Mohon tunggu...
Humaniora

Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah

12 September 2017   00:56 Diperbarui: 12 September 2017   01:08 18186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan awal dalam sistem pendidikan formal nasional. Karena posisinya di awal, maka perannannya sangat penting dalam pendidikan siswa. Keadaan siswa tahapan selanjutnya banyak dipengaruh oleh pendidikan pada masa awal yaitu di sekolah dasar.

Pendidikan meliputi 3 domain yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Namun belakangan ada upaya untuk lebih menegaskan "greget" dari ketiga domain itu  yaitu dengan digaungkannya pendidikan karakter. Mungkin ada beberapa hal yang melatarbelakangi penegasan itu. Di antaranya fenomena perilaku para remaja siswa dan lulusan sekolah, yang dinilai tidak sesuai dengan harapan tujuan pendidikan nasional, dikaitkan dengan tantangan masa depan yang semakin rumit.

Menurut Siswono (2013), Karakter merupakan suatu kumpulan karakteristik individu yang khas dalam berpikir, berperilaku, dan bertindak dalam hidup, bergaul, bekerjasama, maupun memecahkan masalah di lingkungannya. Dengan pendidikan karrakter, diharapkan siswa menampilkan karakter tertentu ayang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

Nilai-nilai karakter yang diitetapkan Depdiknas dalam pendidikan karakter ada 18 yaitu:

1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

2. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

3. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

4. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

5. Kerja Keras
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

6. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

7. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

8. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

9. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

10. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

11. Cinta Tanah Air
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

12. Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

13. Bersahabat/Komunikatif
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

14. Cinta Damai
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

15. Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

16. Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

17. Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

18. Tanggung Jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Kedelapan belas nilai karakter itu "dijejalkan" oleh pemerintah kepada sekolah untuk diimplementasikan dalam pembelajaran, yang tentunya bukan perkara yang mudah untuk mewujudkannya. Kesulitan ini lebih banyak disebabkan oleh pesimisme dan apatisme yang berlatar belakang dari kenyataan bahwa sekolah bukanlah satu-satunya pihak yang mempengaruhi perkembangan siswa.

Ketika siswa masuk sekolah, ia sudah memiliki karakter yang terbentuk selama masa prasekolah, baik di rumah atau lingkungan tempat tinggal. Dalam dirinya sudah ada semacam "fondasi" bangunan karakter. Dalam hal ini sekolah harus melakukan perbaikan jika ada yang tidak sesuai dengan 18 nilai di atas.

Proses pembentukan karakter selanjutnya di sekolah akan saling tarik-menarik dengan pembentukan karakter lain dari  luar sekolah, yang tidak jaranag justru bertentangan dengan nilai-nilai di sekolah. Sebab siswa tidak hidup di dalam ruang hampa, tetapi berada dalam lingkungan yang mempengaruhinya.

Karena itu dalam implementasi pendidikan karakter di sekolah harus dilakukan sedemikian rupa sehingga siswa mampu membangun karakter dirinya menuju nilai-nilai yag diharapkan, secara bertahap tapi pasti. Pembentukan karakter melalui pembiasaan rutinitas yang menyenangkan kiranya merupakan alternatif yang baik.

Dalam hal ini sekolah harus mengembangkan strategi pendidikan karakter yang tepat. Setidaknya ada 3 strategi yang dapat dilakukan sekolah dalam pendidikan karakter. Pertama, pendidikan karakter diintegrasikan dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelas. Nilai-nilai karakter disisipkan dalam pembelajaran, baik secara tersirat maupun tersurat.

Pendidikan karakter juga dapat diintegrasikan dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler pengambangan minat, bakat, dan potensi siswa. Dengan cara ini diharapkan siswa dapat menikmati pembiasaan karakter yang baik secara menyenangkan.

Pendidikan karakter juga dilakukan dengan pembiasaan perilaku dalam kehidupan sehari-hari di sekolah. Kebiasaan mengucapkan salam kepada guru, tamu, dan teman, merupakan kebiasaan yang baik. Begitu pula kebiasaan membuang sampah pada tempatnya, kebiasaan hidup bersih dan sehat. Iklim demokrasi dan egaliter, prinsip reward dan punishment, merit system, merupakan contoh yang baik untuk ditiru siswa. Dan banyak lagi strategi lainnya.

Semua strategi itu akan berjalan jika para pendidik di sekolah menjadi contoh dan pelindung yang baik bagi penerpan karakter yang diharapkan. Guru harus menjadi panutan dan teladan yang sesungguhnya bagi siswa, dalam setiap aspek prilakunya.

Demikian diharapkan pendidikan karakter bagi siswa dapat berjalan dengan baik dan sukses sehingga menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun