Mohon tunggu...
Ar Kus
Ar Kus Mohon Tunggu... karyawan swasta -

senang berpikir apa adanya dan adanya apa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Alibi Cara Jin

15 November 2012   22:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:16 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ada tiga kasus menarik dalam penggalan hidup saya, yaitu:

Pertama, suatu waktu di kampung saya ribut adanya gossip tetangga yang melihat penampakan babi ngepet, yaitu istilah bagi orang yang mencari pesugihan/kekayaan melalui kerjasama dengan jin, istilah kampungnya ‘nyegik’.Hal ini diperkuat dengan bukti bahwa tetangga saya yang merupakan orang terkaya di kampong, telah kehilangan uang cash-nya beberapa ratus ribu sampai juta. Melihat dua kejadian yang Nampak saling berkaitan ini, banyak orang percaya bahwa memang begitulah yang terjadi.

Tapi…tabir mulai terkuak saat suatu ketika istriku secara tak sengaja mengobrol dengan si istri orang terkaya di kampungku tersebut, dan secara berbisik-bisik dia berterus terang bahwa yang mengambil uang-uang suaminya yang disebut diambil babi ngepet itu adalah dirinya, alasannya: si suami mau kawin lagi. Jadi, mungkin pikirnya dari pada oleh suaminya dikasih-kasihin ke calon madunya lebih baik ia sikat saja. Jelas bahwa, isyu babi ngepet dalam hal ini adalah upaya pengalihan isyu saja.

Begitulah, orang maling cari alibi dengan menyalahkan setan, sialnya orang-orang bodoh pada percaya.

Kedua, seorang teman kantor memiliki rumah kost-kostan. Suatu waktu tiba-tiba ada penghuni yang ribut kesurupan, dia bilang ia melihat penampakkan kuntilanak. Jelas saja kejadian ini bikin geger satu RT. Si penghuni kost-kostan pun meminta yang punya rumah untuk mengusir si kuntilanak. Jelas saja si yang punya rumah bingung, ngusir ayam masuk rumah sih gampang, lha ini ngusir yang tidak nampak gimana caranya?

Akhirnya si penghuni kost pun mengajukan pilihan pindah atau memperpanjang kost dengan minta harga yang didiskon besar-besaran. Lakadalah,….apa anda melihat alurnya? Kalo kita baca si penghuni kost ini sebenarnya sedang melakukan suatu trik….ya trik untuk menurunkan harga kost-kostan yang tak mungkin bisa ditolak oleh sang pemilik rumah, sebab dia berada dalam posisi sulit. Kostan digosipkan ada ‘penghuninya’ bagi masyarakat kita adalah masalah, siapa mau hidup bersama setan genderuwo.

Ketiga, suatu waktu ada kegiatan di sebuah hotel di Jakarta. Dari awal masuk ada bisik-bisik bahwa hotel ini angker dan banyak penampakan. Akibatnya orang-orang keluar masuk kamar atau naik turun lift jarang yang mau sendri. Tapi benarkah ada setannya? Tidak ada apapun…saya ngubek-ngubek hotel siang malam ga ada apapaun ….hanya… di hari terakhir kegiatan …..ada kejadian pencurian: satu peserta kegiatan kehilangan tasnya yang berisi laptop, hp, dompet, dll, dan satu orang lagi ada yang kehilangan HP saja. Anda bisa melihat alurnya? Terlihat ada benang merah yg terjalin bukan?. Ada isu penampakkan, ada kehilangan, dan ada pencuri yang beraksi.

Artinya, hati-hatilah jika di lingkungan anda tiba-tiba ada ada isu-isu terkait makhluk halus, bukan karena takut makhluk halusnya, tapi bisa jadi ada orang jahat yang sedang melakukan trik, membuat alibi, atau membuat pengkondisian situasi.

Kalau kita baca berita, banyak pula kejadian yang disematkan 'karena digoda setan' atau 'karena dibisiki jin'. Ada pembunuhan, tabrakan, dan aneka kejadian lainnya yang dikatakan oleh pelakunya 'didorong secara langsung oleh makhluk halus'. Kini kita tau modusnya, kalo bukan gila sangat mungkin pelaku ini sedang melakukan trik murahan cara setan untuk berlepas diri dari tanggung jawab atas tindakannya.

Waspadalah-waspadalah. Kajahatan teradi bukan hanya karena ada niat dari pelakunya, tapi juga karena ada kesempatan” kata Bang Napi.

***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun