Mohon tunggu...
Endang Kusumaningtyas
Endang Kusumaningtyas Mohon Tunggu... Guru -

Guru Matematika SMP Negeri 2 Kota Pasuruan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menumbuhkan Budaya Literasi IT dengan Dogmit

22 Agustus 2016   20:40 Diperbarui: 4 Februari 2017   14:25 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Literasi dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah (GLS) diartikan sebagai kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan informasi secara cerdas . Dalam hal ini diperlukan suatu usaha secara menyeluruh dan berkelanjutan untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran agar warga sekolah bisa senantiasa belajar sepanjang hayat melalui pelibatan publik.

Guru sebagai agen pembelajar tidak hanya mentransfer ilmu kepada peserta didik saja namun ikut andil mencetak generasi penerus dan turut serta memberikan kontribusi dalam gerakan literasi. Bentuk literasi yang dikembangkan oleh seorang pendidik senantiasa diharapkan mengikuti arus kemajuan teknologi yang saat ini semakin berkembang.

Mengutip penjelasan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkait dengan Deklarasi Praha (Unesco, 2003) yang mencanangkan tentang pentingnya literasi informasi (information literacy), yaitu kemampuan untuk mencari, memahami, mengevaluasi secara kritis, dan mengelola informasi menjadi pengetahuan yang bermanfaat untuk pengembangan kehidupan pribadi dan sosialnya. Upaya ini sejalan dengan falsafah yang dinyatakan oleh Ki Hadjar Dewantara, bahwa pendidikan harus melibatkan semua komponen masyarakat (keluarga, pendidik profesional, pemerintah, dll.) dalam membina, menginspirasi/memberi contoh, memberi semangat, dan mendorong perkembangan anak.

Kebutuhan literasi di era global ini pada akhirnya menghadapkan pemerintah untuk menyediakan dan memfasilitasi sistem dan pelayanan pendidikan sesuai dengan UUD 1945, Pasal 31, Ayat 3, “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang”. Ayat ini menegaskan bahwa program literasi juga mencakup upaya mengembangkan potensi kemanusiaan yang mencakup kecerdasan intelektual, emosi, bahasa, estetika, sosial, spiritual, dengan daya adaptasi terhadap perkembangan arus teknologi dan informasi. Dalam hal ini masyarakat global dituntut untuk dapat mengadaptasi kemajuan teknologi dan keterbaruan/kekinian.

Literasi tidak hanya sekedar membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori. Di abad 21 ini, kemampuan ini disebut sebagai literasi informasi. (Kemdikbud 2016)

Beberapa bentuk literasi diantaranya :

Literasi Media : kemampuan mengetahui berbagai bentuk media yang berbeda seperti media cetak, media elektronik (media radio, media televisi), media digital (media internet), dan memahami tujuan penggunaannya

Literasi Teknologi : kemampuan memahami kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti peranti keras  (hardware), peranti lunak (software), serta etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi; kemampuan memahami teknologi untuk mencetak, mempresentasikan, dan mengakses internet.

Literasi Visual : pemahaman tingkat lanjut antara literasi media dan literasi teknologi dengan memanfaatkan materi visual dan audio-visual secara kritis dan bermartabat.

Lalu bagaimana seorang pendidik mengembangkan literasi IT sebagai wujud kemampuan yang harus dimiliki dalam mengembangkan pengetahuannya di bidang teknologi ?.. Jawabannya mudah yakni ketika para pendidik tersebut mau belajar secara mandiri maupun berada dalam lingkup budaya literasi dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam pembelajarannya.

Diklat Online Guru Melek IT (DOGMIT) sebagai salah satu wadah dan sarana dalam mengembangkan budaya literasi teknologi sangat memberikan peran dalam mewujudkan gerakan literasi di dunia pendidikan. Seorang pendidik akan dibiasakan untuk menulis tentang pengalaman dalam proses pembelajaran maupun proses belajar menguasai Informasi Teknologi yang nantinya dipublish melalui Kompasiana. Di sini literasi media bisa diwujudkan karena telah menggunakan internet sebagai lahan dalam menuangkan tulisan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun