Mohon tunggu...
Kusno Haryanto
Kusno Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Apoteker yang Merdeka

Assessor Of Competency BNSP No.Reg.MET.000.003425 2013, Apoteker alumni ISTN Jakarta, Magister Farmasi Universitas Pancasila Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

64 Tahun Mengabdi Vs 64 Tahun Memberi dan Berkarya, Apoteker Pilih yang Mana?

23 Juni 2019   10:20 Diperbarui: 23 Juni 2019   10:35 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: citraindonesia.com

Seperti  biasa, begitulah umumnya kawan -- kawan saya yang berprofesi sebagai Apoteker. Mereka langsung saja gembira dan bahagia ketika pada hari jadi organisasinya keluar semacam pamflet yang isi kalimatnya pada penekanan 64 tahun mengabdi. 

Menjadi ironis karena mereka langsung meng share dan memposting dibanyak media sosial sebagai pihak atau pribadi yang ikut bangga dengan kalimat 64 tahun mengabdi itu. 

Kelompok orang -- orang berpendidikan yang sebenarnya sangat mengerti dan memahami proses yang berkaitan dengan obat dari bahan mentah sampai dapat menyembuhkan, mengurangi dan menghilangkan rasa sakit ini sepertinya lupa bahwa pengertian dari kata mengabdi dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah menghamba dan menghambakan diri. 

Dengan mengaku sebagai pihak yang sudah mengabdi selama 64 tahun jelas disitu peran Apoteker hanya sebagai pengabdi, dimana kata pengabdi dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai orang yang mengabdi. 

Sungguh menjadi pertanyaan besar apakah benar seseorang yang berprofesi sebagai Apoteker hanya sebagai pengabdi yang menghambakan diri? Dengan mengkaitkan pamflet yang beredar saat hari jadi organisasi Apoteker nasional yang berisi kalimat pada penekanan 64 tahun mengabdi tentu saja siapa pun bisa menafsirkan apapun terhadap makna itu, tanpa terkecuali. 

Mereka yang menghambakan diri tidak bisa dipungkiri bahwa dirinya sedang dalam status atau kasta yang berada diposisi terbawah dalam strata pergaulan masyarakat modern. Banyak contoh kalimat yang bisa menarasikan bahwa dengan tambahan kata mengabdi berarti pihak atau orang yang dimaksud berada diposisi terbawah dalam cerita itu. 

Ada juga kawan -- kawan lainnya yang berprofesi sebagai Apoteker sebenarnya mengeluhkan mengapa kata mengabdi yang menjadi penekanan pada kalimat dalam pamflet HUT organisai Apoteker ini. Tak bisa dipungkiri memang ada juga kegiatan dari beberapa teman Apoteker yang tidak berbayar atau tidak diberi upah saat menjalankan kegiatannya. 

Tidak seperti layaknya orang yang profesional, secuil Apoteker ini memang gemar dan senang menenggelamkan dirinya kepada kegiatan -- kegiatan yang tidak menghasilkan apapun buat kemajuan atau peningkatan taraf kehidupannya, walau sebenarnya kehidupan banyak Apoteker masih begitu -- begitu saja. 

Walau demikian pada sisi yang berbeda sesungguhnya justru lebih banyak Apoteker yang sangat mapan dalam kehidupannya tetapi tidak terdengar. Mereka -- mereka inilah Apoteker yang selama ini memberi dan berkarya bukan sebagai pengabdi. 

Memberi dalam arti tidak meminta dan berkarya yang bila diambil dari kamus besar bahasa Indonesia mempunyai arti mencipta, mempunyai pekerjaan tetap dan berprofesi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun