Dalam menjalankan ibadah puasa kita terkadang tak menyadari hal-hal kecil yang sebenarnya akan mengganggu dan merusak ibadah puasa kita. Idealnya puasa, sebagaimana makna dasarnya adalah menahan atau mengendalikan diri (al-imsyak). Menahan diri dari aktifitas makan, minum dan hasrat biologis dari semenjak fajar hingga wmasuk waktu magrib untuk berbuka.
Tapi sejatinya, itu puasa yang sifatnya awam saja. Tuhan sebenarnya tidak butuh lapar dan haus kita semata. Puasa itu selain hal yang bersifat fisik tadi, adalah puasa ruhani. Mengendalikan dan mendidik jiwa serta ruhani kita. Sehingga selama sebulan itu kita akan bermetamorfosis dari yang tadinya seperti ulat bulu, lalu sebulan ini menjadi kepompong dan ketika idul fitri kita menjadi kupu-kupu yang indah sekali.
Menjadi pribadi muttaqin itu ya seperti kupu-kupu, walau tadinya jiwa kita buruk perangai, tapi karena sudah di training sebulan melalui serangkaian pertaubatan, ibadah dan taqarrub kepada Allah melalui ibadah puasa dan ibadah-ibadah lainnya, kita bisa berubah menjadi pribadi yang baru dan indah.
Ibadah puasa itu diibaratkan perang besar yang lebih dahsyat daripada perang Badar sekalipun. Rasulullah sesaat selesai melaksanakan suatu peperangan besar melawan kaum quraish berkata " kita telah selesai melaksanakan perang yang kecil, dan kita akan memasuki perang yang besar yaitu jihad melawan hawa nafsu di bulan Ramadhan". Jihad melawan hawa nafsu itu jauh lebih berat daripada perang secara fisik melawan musuh di medan laga.
Untuk memenangkan pertarungan Jihad melawan hawa nafsu di bulan ramadhan ini sama saja dengan jihad bagaimana kita benar-benar bisa menjadi sosok yang tadinya penuh dosa, arogansi, sifat dan perangai buruk lainnya baik pada Tuhan dan pada sesama, mampu di didik dan di rubah menjadi sesuatu yang mencerminkan karakter mukmin muslim yang muttaqin, yang berperangai dan berakhlaq indah sebagaimana seekor ulat bulu yang berubah menjadi kupu-kupu.
Agar kita memperoleh kemenangan dalam jihad besar itu lakukanlah dan hindari hal-hal sebagai berikut :
1. Kita lakukan puasa fisik dan juga puasa ruhani. Semua anggota tubuh kita puasa. Mulut, mata, hidung, telinga, tangan dan kaki kita ikut berpuasa dengan cara menghindari hal-hal yang akan merusak pahala dan kesucian dari pelaksanaan ibadah puasa kita.
2. Hindari praktik-praktik menggunjing, marah-marah, dan nafsu serakah duniawi kita serta hal-hal lain yang mencerminkan syahwat nafsu
3. Perbanyak Ibadah dan ritual lainnya. Jangan lewatkan qiyamul lail, tadarus Al-Qur'an serta amaliah sosial lainnya, memberi infak shadaqoh dan kebaikan-kebaikan lainnya.
Jika kita bisa melaksanakan semuanya dengan penuh keimanan dan keislaman kita akan benar-benar menggapai predikat muttaqin itu.. Benar-benar menjadi kupu-kupu yang indah meskipun tadinya kita seekor ulat bulu yang menyeramkan. Yang akan siap mewarnai kehidupan 11 bulan kedepan dengan lebih bermakna dan ada dalam bimbingan hidayah Allah SWT.
Semoga saja.