Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (UNDIP) Tim 1 di Desa Clapar berfokus pada pemberdayaan ekonomi melalui potensi sumber daya alam yang ada di desa tersebut, khususnya di sektor industri kayu dan kerajinan tangan. Desa Clapar, yang dikenal dengan industri meubel dan kerajinan kayunya, memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut. Salah satu limbah yang dihasilkan dalam proses pembuatan meubel adalah serbuk kayu, yang selama ini sering dianggap sebagai sampah yang tidak dimanfaatkan secara maksimal.
Sebagai bagian dari program kerja multidisiplin, mahasiswa KKN Tim 1 UNDIP memperkenalkan pemanfaatan serbuk kayu menjadi produk kerajinan tangan yang bernilai tambah. Selain itu, mahasiswa KKN juga melaksanakan tugas untuk mendigitalisasi dan meningkatkan visibilitas industri meubel di desa tersebut melalui pendaftaran lokasi-lokasi penghasil limbah serbuk kayu dan usaha meubel ke platform Google Maps, yang dipimpin oleh salah satu anggota tim, Kurnia.
Salah satu inisiatif utama dari KKN UNDIP Tim 1 adalah pemanfaatan serbuk kayu sebagai bahan dasar kerajinan tangan. Program ini bertujuan untuk membantu masyarakat Desa Clapar mengurangi limbah yang dihasilkan oleh industri meubel sekaligus meningkatkan nilai ekonominya. Serbuk kayu, yang biasanya dibuang begitu saja, dapat diolah menjadi berbagai produk kreatif, seperti tempat pensil, bingkai foto, miniatur perabot, hingga aksesori rumah tangga lainnya.
Kegiatan pelatihan yang diberikan oleh mahasiswa KKN meliputi teknik dasar pembuatan kerajinan tangan menggunakan serbuk kayu. Proses pembuatan kerajinan dimulai dari pencampuran serbuk kayu dengan bahan perekat, kemudian dicetak dan dikerjakan menggunakan teknik finishing yang sesuai untuk menghasilkan produk yang estetis dan fungsional. Selain itu, mahasiswa KKN juga mengajarkan cara pemasarannya, termasuk cara menampilkan produk kerajinan melalui platform online atau bazar lokal.
Kurnia, salah satu mahasiswa KKN UNDIP Tim 1, diberi tanggung jawab khusus untuk melaksanakan pendaftaran industri meubel di Desa Clapar ke dalam Google Maps. Program ini bertujuan untuk meningkatkan visibilitas dan aksesibilitas industri meubel di desa tersebut. Dengan mendaftarkan lokasi industri meubel dan penghasil serbuk kayu di platform digital seperti Google Maps, masyarakat dan pelanggan dari luar daerah dapat lebih mudah menemukan dan mengunjungi tempat produksi.
Program pemanfaatan serbuk kayu dan pendaftaran industri meubel ke Google Maps memberikan sejumlah manfaat bagi masyarakat Desa Clapar. Dari segi lingkungan, penggunaan serbuk kayu untuk kerajinan tangan membantu mengurangi limbah industri kayu yang sebelumnya terbuang begitu saja. Dari segi ekonomi, pemanfaatan serbuk kayu menciptakan peluang usaha baru yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.
Sementara itu, pendaftaran industri meubel ke Google Maps membuka peluang besar dalam hal pemasaran. Dengan semakin berkembangnya penggunaan teknologi, keberadaan online sangat penting bagi usaha kecil dan menengah (UMKM) untuk bertahan dan berkembang. Masyarakat desa tidak hanya akan memiliki pasar lokal, tetapi juga dapat menarik pelanggan dari luar daerah yang sebelumnya sulit dijangkau.
Melalui kegiatan KKN UNDIP Tim 1 di Desa Clapar, program pemanfaatan serbuk kayu sebagai bahan dasar kerajinan tangan dan pendaftaran industri meubel ke Google Maps menjadi dua langkah strategis dalam pengembangan potensi UMKM desa. Melalui pemanfaatan limbah kayu yang ada dan pemanfaatan teknologi digital untuk memperluas jangkauan pasar, program ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memberikan dampak positif bagi perkembangan industri kerajinan kayu di Desa Clapar. Peran Kurnia dalam pendaftaran industri meubel ke Google Maps menjadi salah satu contoh bagaimana teknologi dapat digunakan untuk memajukan UMKM dan membantu mereka untuk bersaing di pasar yang lebih luas. Ke depan, diharapkan program-program serupa dapat terus dilakukan untuk memberdayakan masyarakat desa dalam mengoptimalkan potensi yang mereka miliki.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI