Mohon tunggu...
Kurnia Kris Andika
Kurnia Kris Andika Mohon Tunggu... Freelancer - saya suka saya suka

menuju tak terbatas dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penjurusan Dimulai Sejak Dini

6 Februari 2020   23:05 Diperbarui: 6 Februari 2020   23:15 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pasti waktu kalian SD hingga SMP pernah terbesit pikiran bahwa beberapa pelajaran tidak perlu kalian ampu atau menganggapnya tidak penting. 

Kalian hanya perlu belajar sesuai dengan apa yang kalian inginkan seperti sistem kuliah. Tentu tradisi penjurusan tidak hanya dimulai dari SMA saja melainkan bisa langsung melalui jenajng SD setidaknya kelas empat.

Menurut orang dewasa, anak SD kurang bijak dalam menentukan masa depannya apalagi dalam penjurusan. Padahal yang sudah SMA saja masih ragu dalam menentukan pilihannya padahal hanya satu dari dua pilihan saja yang dipilih, Itupun masih dibimbing. Bukankah lebih baik langsung membiarkan anak kecil/SD saja yang langsung memilih jati dirinya tanpa harus menunggu jenjang SMA?

Sebagai anak SD yang hanya menuruti omongan guru saja tanpa diberitahu maksud dan tujuan pembelajarannya apa, lebih baik anak-anak sejak dini melakukan test psikotest untuk mengetahui apa yang mereka inginkan, apa yang mereka dambakan, serta yang mereka mau. 

Memang merka hanya sekadar anak-anak, namun mereka juga punya hak untuk memulai dan memilih apa yang mereka mau. Tidakkan kita yang lebih dewasa pernah berpikir, anak-anak ini sebenarnya mau tidak menyerap semua pelajaran secara luas. Apalagi mereka dituntut untuk mendapat nilai terbaik demi senyuman orangtuanya.

Tidak semua anak-anak mampu mendapatkan hasil yang sempurna untuk semua pelajaran. Tidak semua anak-anak akan menggeluti apa yang mereka pelajari di sekolah. Biarkan mereka memilih apa yang disenangi. 

Alih-alih mengetahui semua pelajaran, anak-anak hanya akan menjadi budak nilai, tidak tau ingin melakukan apa, tidak tau bahwa hidup tidak hanya berkutat pada nilai saja. Banyak orang dewasa yang mulai melepas diri dari "penjara" sekolah yang mengekang anak-anaknya. Mulai belajar untuk mengajari anaknya sendiri karena setiap anak dilahirkan spesial yang harus melepas diri dari sistem yang kaku dan susah beradaptasi. 

Mereka bukan tidak memercayakan sekolah, melainkan berharap bahwa nantinya sekolah dapat beradaptasi dan mampu menjadi pelita untuk kedepannya yang tidak lagi mementingkan kepakeman. 

Sekolah diharapkan tidak hanya menghasilkan anak-anak yang pintar dan bernilai bagus, tetapi anak-anak yang cerdas serta mampu berpikir cara untuk meningkatkan kemampuannya. Sehingga sekolah tidak lagi dipandang sebagai wadah penitipan anak.

Penjurusan dini itu perlu untuk memfokuskan anak dengan keinginannya . Nilai tidak lagi dipandang sebagai momok jahat yang akan menghantuinya. Pada akhirnya nilai hanyalah sekadar nilai, yang lebih penting adalah keingintahuan seorang anak dan mampu mengatur dirinya tanpa orang lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun