Dapat dicatat antara lain: Pdt Natanael Sigit Wirastanto menulis Religius Beragama, Agama Yang Relijius. Interpretasi intisari Filosofi Jawa "memayu hayuning bawana" sebagai upaya memelihara keragaman dan kerukunan umat beragama (hal.30); Pdt. Martin Krisanto Nugroho, Belajar dari Pak Haji(hal. 201);Pdt Simon Filantropa, Bintang Tak Beradu Terang; Kerukunan Sunda Wiwitan.(hal.66).
Sebagian tulisan merupakan hasil studi kasus di lapangan.Sangat menarik untuk ditelaah. Dua Perempuan Lajang-Miskin-Tionghoa-Kristen; Kisah Mengejar Identitasoleh Aan Anshori (hal.80); Agama Menegara: Potret Pembajakan Kekuasaan Negara dan Masa Depan Syiah di Jawa Timuroleh A. Khoirul Mustamir (hal.111).
Pdt Agustina Manik, MTh, satu-satunya penulis perempuan di buku ini memiliki keyakinan bahwa perempuan mampu merawat keragaman dan menghadirkan perdamaian  dalam tulisannya Peranan Perempuan Merawat Keberagaman dan Mencegah Konflik Dampak Intoleransi (hal.59).
Disampul belakang buku ada endorsement dari Rachmi Diyah Larasati, Ph.D, Associate Professor and Director of Dance, Theatre Arts and Dance University of Minnesota-Twin Cities dan Prof.Peter Suwarno, Associate Director of the School of International Letter and Cultures at Arizona State University USA. Semakin menambah publikasi bahwa buku ini memang layak dibaca, dibeli dan dikoleksi.
Saya pribadi berkesempatan hadir dalam dua forum diskusi dan bedah buku yang membahas buku ini dengan antusias. Pertama Bedah Buku dan Pentas Seni Nusantara. Peringatan 7 tahun wafatnya KH Abdurrahman Wahid. Diadakan pada Sabtu, 14 Januari 2017 pukul 10.00 di Convention Hall Bukit Zaitun YPPI Batu Jl.Indragiri 5 Kel.Songgokerto. Menghadirkan narasumber: Pdt Roland M.Octavianus, Kh Nurbani Yusuf (sahabat Gus Dur), Gus Aan Anshori. Moderator: Haris el Mahdi. Testimoni oleh Dra. Hj Anisah Mahfudz, Dr.Pradana Boy ZTF, MA. Diselenggarakan oleh Gusdurian mBatu dan dihadiri sekitar 500 peserta.Â
Kedua Bedah Buku Jalan Lain Perdamaian. Digelar di Student Center GMKI Surabaya Jl.Tegalsari 62 Surabaya, Jumat, 27 Januari 2017 pukul 19.00. Narasumber yang diundang: Gus Aan Anshori, Andreas Kristianto , Bradlee Nainggolan ( GMKI). Diselenggarakan oleh Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia, Cabang Surabaya dan dihadiri sekitar 30 peserta.
Beberapa hal yang dapat saya catat setelah mengikuti dua forum diskusi buku tersebut adalah:sosok Gus Dur masih menjadi tokoh pluralitas yang menjadi panutan dalam hubungan lintas iman. Penjualan buku disaat bedah buku masih diperlukan. Penerbit Grafika KreasIndo sebuah badan pelayanan dibawah naungan Badan Pekerja Majelis Klasis GKI sebaiknya membuka kerjasama dengan seluruh gereja untuk membuka kolportase. Agar buku-buku terbitan Grafika Kreasindo dapat lebih dekat dengan seluruh jemaat GKI. Perlu diadakan diskusi buku dengan menghadirkan 17 penulis dalam satu forum. Dan  buku ini akan menjadi semakin lengkap jika ada profil singkat dari tujuh belas penulis. Last but not least, apresiasi yang tinggi untuk Komisi Network dan Misi GKI Klasis Madiun yang telah menerbitkan buku Jalan Lain Perdamaian Refleksi Kolektif Penggiat Keragaman. Menerbitkan buku adalah sebuah tradisi yang patut diteladani. Proficiat.
Abdul Malik
Kebonagung, 4 Januari 2018