Mohon tunggu...
Kupret El-kazhiem
Kupret El-kazhiem Mohon Tunggu... -

Pelarian, Pengangguran, Soliter, Serabutan, Penduduk Bumi

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Belajar Kepada Nabi-Nabi Pembebas Manusia

16 Desember 2012   07:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:34 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1355642178578727533

Meski buku lawas, tetapi melihat kondisi dunia, terutama di Asia dan Afrika pada saat ini yang sedang giat melakukan perubahan sosial. Pemikiran Ali Engineer masih relevan untuk dikaji kembali. Ada pertanyaan yang dia kemukakan ketika melihat gerakan-gerakan perubahan di awal abad 21 ini.  "Perubahan-perubahan tersebut terjadi, sebenarnya untuk membela kepentingan siapa; rakyat ataukah penguasa?"

Agama sebagai instrumen dapat digunakan sebagai candu atau malah ideologi yang revolusioner. Sebagaimana Musa yang membebaskan bangsa Israel di tanah Mesir, revolusi tidak akan muncul bila tidak ada penindasan. Sesungguhnya, agama mengajarkan untuk menempatkan manusia sederajat (egaliter) dan menolak segala bentuk penindasan, menumpuk harta, riba, kemiskinan dan kebodohan. Meski manusia harus mempercayai bahwa Hari Akhir akan tiba, tetapi manusia tetap dilarang membuat kerusakan di muka bumi. Oleh karena itu, kehidupan manusia di muka bumi ini akan lebih tertata dengan sistem yang berkeadilan walau disertai suatu perbutan dosa, daripada dengan tirani yang alim. Secara ekstrem Ali Engineer mengatakan bahwa Tuhan membenarkan negara yang berkeadilan walaupun dipimpin oleh orang kafir, dan menyalahkan negara yang tidak menjamin keadilan meskipun dipimpin oleh seorang Muslim. Dunia akan bisa bertahan dengan keadilan dan kekafiran, namun tidak dengan ketidakadilan dan Islam. Substansinya terletak pada nilai-nilai keadilan yang semestinya dapat digali dari ajaran agama.

Dalam menghadapi tantangan kemiskinan, Engineer mengatakan bahwa agama harus mentransformasikan dirinya menjadi sarana untuk melakukan perubahan sosial. Pembangunan ekonomi di era global melahirkan kesenjangan kelas yang teramat jomplang antara kaya dan miskin. Penderitaan masyarakat bawah diakibatkan pemusatan harta kepada segelintir elit yang kemudian mengundang inflasi. Rakyat yang emosional siap dengan kebangkitan agama yang konvensional. Kelas yang berkuasa merasa terancam dengan hal ini. Mereka mulai “mensponsori” kegiatan dakwah yang menekankan pada formalitas ibadah ritual. Sedangkan sistem nilai Islam yang menekankan pada aspek egaliter, keadilan dan persaudaraan tereduksi dan bahkan dihilangkan. Hal inilah yang diinginkan oleh kelas atas tersebut. Kemapanan posisi dan kekuasaan. Oleh karena itu, Ali Engineer mengajak kepada pembaca agar tidak terjebak pada aspek simbolis dan komersialisasi agama. Khususnya kepada umat Islam, komitmen sesungguhnya pada keislaman adalah komitmen kepada tatanan sosial yang adil, egaliter dan nireksploitasi. Itulah semangat Islam yang sejati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun