Mohon tunggu...
KUNTJOJO
KUNTJOJO Mohon Tunggu... Lainnya - Saya menikmati menulis karena saya senang bisa mengekspresikan diri dan ide-ide saya.

"Menulis sesuatu yang layak dibaca atau melakukan sesuatu yang layak ditulis."

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Optimalisasi Perkembangan Anak Usia Dini Melalui Metode Scaffolding

10 Desember 2022   08:10 Diperbarui: 10 Desember 2022   08:26 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Zona perkembangan proksimal(Sumber: https://www.pinterest.com/pin/how-to-scaffold-childrens-learning--523895369156995461/)

Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan anak usia dini, yang sering dinyatakan dengan singkatan PAUD,  merupakan suatu upaya yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun. Program layanan pendidikan untuk anak usia dini di Indonesia terdiri atas Taman Kanak-Kanak (untuk anak usia 4-6 tahun), Kelompok Bermain (untuk anak usia 2-4 tahun) Taman Penitipan Anak (prioritas anak usia 0-6 tahun), dan Satuan PAUD Sejenis (untuk anak usia 0-6 tahun). Semua program layanan PAUD memiliki tujuan yang sama yakni mengembangkan seluruh potensi anak yang mencakup aspek nilai-nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, serta seni untuk mencapai kesiapan mengikuti pendidikan lebih lanjut (Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, 2015: 2).

Berdasarkan Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini kriteria tentang kemampuan yang dicapai anak pada seluruh aspek pertumbuhan dan perkembangan mencakup bidang nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, serta seni dinyatakan dengan Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Usia Dini selanjutnya disebut STPPA (Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014). STPPA merupakan acuan untuk mengembangkan standar isi, proses, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, serta pembiayaan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini.

Acuan untuk memantau/menilai perkembangan peserta didik sesuai dengan usianya adalah indikator perkembangan yang dirumuskan berdasarkan kompetensi dasar. Indikator perkembangan tidak dibuat untuk menjadi kegiatan pembelajaran, tetapi menjadi panduan yang digunakan pendidik dan/atau pengasuh dalam melakukan stimulasi dan observasi kemajuan perkembangan peserta didik (Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini.2, 2015: 34).

Keberhasilan peserta didik usia dini dalam belajar dan mencapai perkembangan sebagaimana terumuskan dalam indikator perkembangan dipengaruhi berbagai faktor, baik faktor internal seperti kematangan, kesehatan, kepribadian, dan seterusnya, maupun faktor eksternal seperti pola asuh dan perhatian orang tua, sarana prasarana belajar, kemampuan guru, dan seterusnya.  Ada peserta didik yang berhasil dalam perkembangan bidang tertentu, misalnya bahasa dan motorik kasarnya namun belum berkembang untuk bidang  lainnya misalnya bidang sosial -- emosional dan kognitif. Tugas guru berkenaan dengan masalah tersebut adalah meminimalkan jumlah peserta didik dan jumlah bidang pengembangan yang belum belum mencapai perkembangan sebagaimana rumusan indikator perkembangan.

Scaffolding sebagai  Metode Pembelajaran 

Dalam pendidikan pendidikan anak usia dini, ada berbagai metode yang semuanya dirancang untuk membantu anak-anak belajar secara efektif dan mencapai perkembangan sebagaimana diharapkan. Beberapa metode dapat diterapkan secara bersama sama dengan baik, misalnya metode demonstrasi, metode pemberian tugas, metode bercerita, dan metode tanya jawab. Sementara yang lainnya menjadi efektif ketika diterapkan secara khusus, misalnya metode bermain.

Scaffolding, sering disebut sebagai scaffold learning, scaffold method, scaffold teaching, dan scaffolding instructional, merupakan strategi pembelajaran yang sangat populer dalam pendidikan anak usia dini. Scaffolding atau sistem dukungan dapat  diterapkan bersama metode lain, misalnya metode pemberian tugas.

Zona Perkembangan Proksimal dan Scaffolding

Konsep Zone of Proximal Development (Zona Perkembangan Proksimal) yang sering disingkat ZPD  berasal dari Teori Konstruktivistik Sosial yang dikembangkan oleh Vygotsky.  Pendekatan Konstruktivistik Sosial Vygotsky menekankan bahwa peserta didik membangun pengetahuan melalui interaksi sosial dengan orang lain (Santrock, 2009: 51 -- 52).  Vygotsky mengonseptualisasikan perkembangan sebagai transformasi aktivitas-aktivitas yang dilakukan bersama secara sosial menjadi proses-proses yang diinternalisasikan. Vygotsky berasumsi bahwa setiap fungsi perkembangan kultutal anak muncul dua kali: pertama-tama ditingkat sosial dan kemudian ditingkat individual, pertama-tama di anatara orang atau interpsikologis dan kemudian dalam diri anak atau intrapsikologis (Woolfolk, 2009: 69).

Menurut pandangan Teori Konstruktivistik Sosial sebagaimana dijelaskan di atas,   peserta didik merupakan individu-individu yang aktif dalam proses perkembangan yang mereka jalani. Mereka belajar dan berkembang dengan jalan membangun pengetahuan, sikap, dan keterampilan melalui interaksi sosial dengan orang tua, guru, dan juga peserta didik lainnya. Berkenaan dengan hal tersebut Santrock (2009: 53) menyatakan bahwa  Teori Konstruktivis Sosial menekankan bahwa guru dan teman sebaya bisa memberikan kontribusi untuk pembelajaran peserta didik, empat hal yang memungkinkan hal itu adalah sistem dukungan, masa pembelajaran kognitif, pemberian pelajaran, dan pembelajaran kooperatif.  Pentingnya peran guru dan teman sebaya yang lebih mampu berkenaan dengan perkembangan peserta didik didiskripsikan Vygotsky dengan konsep Zone of Proximal Development (ZPD). Vygotsky mendefinisikan zona perkembangan proksimal sebagai berikut: ZPD as the distance between the actual developmental level as determined by independent problem solving and the level of potential development as determined through problem solving under adult guidance or in collaboration with more capable peers (Fani dan Ghaemi, 2011: 1150).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun