Mohon tunggu...
Kuncoro Maskuri
Kuncoro Maskuri Mohon Tunggu... Dosen - Doktor Linguistik Pragmatik

Pembelajar Bahasa/Linguistik, Sosial Budaya, Pendidikan, dan Keagamaan. (email: dibyomaskuri@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Makna Kata dalam Istilah-istilah Sepak Bola

21 Juni 2018   16:32 Diperbarui: 21 Juni 2018   19:56 4630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil tangkap gambar Youtube BarcaRiezky EDIT

Sepak bola adalah olah raga yang paling populer di masyarakat, dari anak-anak hingga orang tua mengenal olah raga sepak bola. Kepopuleran sepak bola merupakan suatu bentuk gejala sosial. Gejala sosial ini mampu memberikan wacana kebahasaan yang cukup unik dan menarik, khususnya dalam hal pemakaian kata-kata/tuturan yang digunakan untuk memaparkan suatu peristiwa, berita atau informasi yang muncul mengenai olah raga sepak bola.

Pemakaian kata-kata yang unik dan menarik tentang sepak bola cukup banyak dijumpai di media cetak maupun media elektronik. Bagi para pecinta sepak bola, kata-kata ataupun frasa seperti, merobek gawang, melumat lawan, partai tandang, skor kaca mata, pemain sayap, dan lain-lain, adalah mudah dimengerti karena memang audiens sangat mengenal kata-kata tersebut.

Antara menekuk dan melumat
Namun bagi individu atau masyarakat yang awam tentang dunia sepak bola mungkin merasakan sesuatu yang dianggap tidak pas/janggal. Misalnya dalam kalimat sebuah judul berita olah raga: "Piala Dunia 2018, Inggris Berhasil Menekuk Tunisia 2-1" atau "Tuan rumah Rusia melumat Arab Saudi 5-0."

Kata menekuk dalam kalimat tersebut tidak bermakna melipat suatu benda atau membengkokkan sesuatu (makna denotatif/leksikal) tetapi memiliki arti mengalahkan (makna konotatif/kiasan). 

Kemudian dalam kalimat "Tuan rumah Rusia melumat Arab Saudi 5-0", makna kata melumat secara denotatif/leksikal berarti menumbuk hingga halus atau menghaluskan. Akan tetapi dalam contoh kalimat tersebut memiliki kesamaan arti dengan kata menekuk yaitu mengalahkan; hanya saja penggunaanya dalam kalimat memiliki pesan atau maksud yang berbeda.

Kata menekuk digunakan untuk memaparkan hasil akhir pertandingan atau interval jumlah gol yang dibuat, antara tim kesebelasan pemenang dengan tim kesebelasan yang kalah, tidak banyak. Misalnya 2-1, 1-0, dan 2-0. Sebaliknya kata melumat digunakan menunjukkan interval jumlah gol yang dibuat antara tim pemenang dengan tim yang kalah adalah besar, misalnya 5-0, 7-1, dan 8-1.

Istilah yang populer dewasa ini
Contoh lainnya adalah penggunaan kata/frasa/klausa yang dituturkan oleh seorang pembawa acara siaran langsung sepak bola. "Ya ampun... peluang emas dua puluh empat karat gagal dimanfaatkan Evan Dimas merobek gawang Thailand."

Dalam tuturan ekspresif ini, kata/frasa/klausa "... peluang emas dua puluh empat karat" dan "... gagal ... merobek gawang Thailand" bermakna denotatif/kiasan yang menggambarkan keadaan yang sangat mudah (peluang emas dua puluh empa karat) untuk memasukkan bola ke gawang lawan (Thailand) hingga menghasilkan gol/skor (merobek gawang Thailand) namun tidak bisa terwujud/gagal.

Yang dimaksud dengan keadaan yang sangat mudah, misalnya: Evan Dimas tinggal berhadap-hadapan dengan si penjaga gawang Thailand tanpa ada halangan/hadangan dari pemain-pemain Thailand. Ini artinya kesempatan Evan Dimas untuk menendang bola untuk menghasilkan gol adalah seratus persen berhasil, tetapi faktanya gol tidak terjadi dikarenakan mungkin sang kiper mampu menangkap bola atau menepis bola keluar lapangan.

Skor kacamata
Satu contoh lagi adalah penggunaan kata atau frasa "skor kacamata" dalam kalimat: Pertandingan antara Indonesia melawan Malyasia berakhir dengan skor 'acamata. Kita ketahui bersama bahwa kacamata secara denotatif/leksikal adalah alat yang digunakan melindungi mata dan berlensa tipis yang dipakai untuk menormalkan dan mempertajam penglihatan atau pandangan, ada yang berbentuk bulat, oval, ataupun persegi panjang.

Dalam sepak bola, kata tersebut ditransformasi menjadi simbol bilangan 0-0, simbol ini merupakan bentuk refleksi dari model kacamata yang lensanya berbentuk bulat. Jadi, makna simbolik dari kata kacamata dalam contoh kalimat yang dimaksud ialah bahwa hasil akhir pertandingan sepak bola antara kedua kesebalasan berakhir dengan skor 0-0 atau kedua kesebelasan tidak mampu menciptakan gol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun