Kecanduan game online pada anak-anak telah menjadi topik yang semakin diperbincangkan dalam beberapa tahun terakhir. Dengan kemajuan teknologi dan ketersediaan game yang semakin luas, pengaruhnya terhadap psikologi anak menjadi semakin signifikan. Dalam artikel ini, akan dibahas beberapa dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh kecanduan game online pada psikologi anak.
1. Gangguan Perkembangan Sosial
    Salah satu dampak utama dari kecanduan game online adalah gangguan dalam perkembangan sosial anak. Anak yang menghabiskan banyak waktu di depan layar untuk bermain game cenderung mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain di dunia nyata. Mereka mungkin kehilangan minat dalam aktivitas sosial seperti bermain di luar atau berinteraksi dengan teman sebaya.
2. Gangguan Kesehatan Mental
    Kecanduan game online juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental pada anak. Terlalu banyak waktu yang dihabiskan untuk bermain game dapat mengakibatkan stres, kecemasan, dan depresi. Anak-anak yang kecanduan game juga cenderung merasa frustrasi atau marah ketika dihalangi untuk bermain, yang dapat mempengaruhi kesehatan mental mereka secara keseluruhan.
3. Gangguan Pola Tidur
    Banyak anak yang kecanduan game online mengalami gangguan pola tidur. Mereka cenderung menghabiskan waktu larut malam untuk bermain game, yang dapat mengganggu jam tidur mereka. Kurangnya tidur yang cukup dapat berdampak negatif pada konsentrasi, mood, dan performa akademis anak.
4. Menurunnya Prestasi Akademis
    Kecanduan game online seringkali mengakibatkan penurunan prestasi akademis pada anak-anak. Mereka mungkin mengabaikan tugas sekolah, kurang fokus dalam belajar, atau bahkan absen karena terlalu terfokus pada permainan. Hal ini dapat berdampak jangka panjang pada masa depan pendidikan dan karir anak.
5. Perubahan Perilaku
    Anak-anak yang kecanduan game online dapat mengalami perubahan perilaku yang tidak diinginkan. Mereka mungkin menjadi lebih agresif, kurang sabar, atau sulit diatur. Selain itu, kecanduan game juga dapat menyebabkan anak menjadi lebih introvert dan enggan berkomunikasi dengan orang tua atau anggota keluarga lainnya.