Mohon tunggu...
Kromo Aji
Kromo Aji Mohon Tunggu... Guru - Keluargaku sebagian dari surgaku

Menuimbuhkan minat menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Buku Harian Karya Kromo Aji

18 Februari 2020   11:03 Diperbarui: 18 Februari 2020   11:09 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

" Baik akan aku bahas dengan Saraswati!",

" Jawabanya besok nak!",

" Saya pamit dulu!" , kata Asto Prasojo mengakhiri percakapan ibu dan anak ini

Surabaya, 18 Maret 1963.

Sekitar pukul 20.00 WIB, motor Asto Prasojo, berjalan kencang menuju rumah Saraswati. Tidak sampai 30 menit Asto Prasojo sudah sampai di rumah Saraswati. Setelah diterima oleh Saraswati, Asto Prasojo segera menceritakan kemelut yang menimpah batinya. Saraswati langsung menangis, mendengarkannya. Beberapa saat keduanya terdiam.

" Saras maafkan aku, ayo beri masukan!" kata Asto Prasojo. Saraswati belum bisa mengatakan apa-apa. Dia hanya diam dan menangis.

" Ayo dong Saras, seandainya posisimu jadi saya apa yang kamu lakukan!", desak Asto Prasojo.

Sementara Saraswati belum bisa berkata-kata. Asto Prasojo mempunyai pikiran kalau meminjam uang pada Ayah Saraswati.

" Ayah tidak punya uang sebanyak itu!", kata Saraswati

" Saras betul sumpah mati aku sangat berharap dapat hidup bersamamu, cintaku tidak bisa kuberikan pada yang lain", kata Asto Prasojo.

" Baik, Asto, nikahi dia sampai anaknya lahir!", kata saraswati terbata-bata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun