Mohon tunggu...
ACJP Cahayahati
ACJP Cahayahati Mohon Tunggu... Insinyur - Life traveler

tukang nonton film, betah nulis dan baca, suka sejarah, senang jalan-jalan, hobi jepret, cinta lingkungan, pegiat konservasi energi dan sayang keluarga

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pasar dan Jajanan di London Tidak Mengurangi Kualitas Hidup Kota

8 Februari 2018   17:53 Diperbarui: 8 Februari 2018   19:48 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Smithfield Market London (dokumentasi pribadi)

Pasar dan Warung, bukan hanya gaya hidup orang ndeso lho. Coba deh ke London, ya ampun pasar dan pilihan street foodnya banyak, termasuk street food halal. Bedanya dengan di Jakarta, TangSel atau Bandung, di London pasar atau warung-warung jajan tidak sampai membuat macet jalan dan angkot ngetem, hingga mengurangi kualitas hidup para urbaner, yang harusnya sudah sampai di rumah dalam waktu setengah jam jadinya berjam-jam.

Bagi saya, yang membuat London istimewa dan membedakan London dari Paris atau Berlin, adalah pasar dan street food dari beragam etniknya. Sejak dulu kami penggemar pasar, pasar di Bandung, TangSel dan Jakarta juga suka kami jelajahi jadi saat kami mengunjungi London wah suka sekali. Pasar dan jajanannya tampaknya bukan hanya untuk kami saja memberikan sentuhan dan rasa lain, yang tidak mungkin digantikan oleh Mall ataupun Pasar Swalayan. Di kota besar seperti London, pasar dan street food juga ternyata diminati oleh para urbaner London.

Kota metropolitan seperti London dengan penduduk hampir 13 juta ini memiliki banyak sekali pasar dan arena street food di mana-mana. Di Jerman pasar segar hanya 2 atau 3 kali seminggu untuk beberapa jam saja digelar lalu pasar dalam gedung biasanya hanya ada satu atau dua saja. Sedangkan di London banyak sekali pasar.

Jumlah pasti pasar dan arena Street Food di London ini, saya tidak tahu. Tapi yang pasti, kami dalam 6 hari dua kali kedatangan kami ke London, mengunjungi 8 pasar. Smithfield Market, Borough Market, Leadenhall Market, Portobello Road Market, Covent Garden Market, Camden Town, Petticoat Lane Market dan tentu saja tidak lupa Leather Lane Market, yang ada warung tempenya, kami jelajahi.

Masing-masing pasar memiliki keistimewaannya masing-masing, dan bagi kami lebih asyik keliling di pasar-pasar ini daripada di Regent Street atau Oxford Street.

Smithfield Market alias London Central Market

Smithfield market (dokumentasi pribadi)
Smithfield market (dokumentasi pribadi)
Adalah pasar daging paling tua di London. Konon tahun 1100-an di Smithfield market ini sudah menjadi pasar daging. Sayangnya, pasar ini hanya buka dari jam 2 pagi sampai jam 8 pagi. Jadi saat kami datang ke sana sore-sore sudah tutup, jadi kami foto-foto bagian luarnya saja.

Borough Market

Borough Market (dokumentasi pribadi)
Borough Market (dokumentasi pribadi)
Hmmmm ... pasar ini adalah pasar pertama yang kami kunjungi di London, jadi berkesan sekali. Sekilas mengingatkan ke Mercat de la Boqueria di Barcelona, tapi lebih kecil. Yang dijual di sana seperti pasar-pasar layaknya, selain buah-buahan, sayuran, bumbu, keju, daging juga ada street foodnya di bagian luar.

Nah ... ini nih yang membuat kami menelan air liur, apalagi makanan halalnya juga banyak. Jadilah, kami pantau dulu dari hulu ke hilir, sebelum menimbang dan menyeragamkan antara minat, hasrat dan pandangan mata. Asyiknya, makan street food ini tidak perlu terlalu risau akan isi dompet, karena harganya bersaing dengan harga fast food, apalagi ini kan ada bonus halal dan fresh pula.

Pilihan kami akhirnya jatuh ke makanan halal Ethiopia dan Soul Food. Daging sapi, sayuran, nasi dengan bumbu penuh rempah ini milik dapur Ethiopia ini, rasanya mirip rendang, pedas dan nendang pokoknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun