Mohon tunggu...
Kristian ApriyandiPernando
Kristian ApriyandiPernando Mohon Tunggu... Supir - Berkarya merupakan media untuk mengembangkan potensi dan kemampuanmu.

Nama lengkapku Kristian Apriyandi Pernando, biasanya aku dipanggil dengan nama Yandi. Aku saat ini menjalani perkuliahan di Fakultas Filsafat, Universitas St Thomas, Sinaksak, Pematang Siantar. Aku berasal dari Kubu Raya, Pontianak, Kalimantan Barat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Maria sebagai Model Hidup Umat Beriman Kristiani Menurut Perspektif St. Fransiskus dari Asisi

1 April 2022   10:31 Diperbarui: 1 April 2022   10:51 1291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak kekal Allah telah merencanakan keselamatan bagi umat manusia. Penyelamatan itu pun berpuncak dan berpusat pada diri Yesus Kristus yang hidup, wafat dan bangkit. Dalam karya keselamatan itu, Allah memilih Maria untuk menjadi Bunda Putera-Nya. Atas dasar inilah Gereja dan umat beriman menghormati Bunda Maria. Begitu pula halnya dengan St. Fransiskus dari Asisi yang juga menghormati Maria sebagaimana diimani oleh Gereja. St. Fransiskus dari Asisi melihat Maria sebagai model hidup bagi umat beriman, terutama dalam hal kontemplatif, kebersatuan dengan Kristus dan kebajikan dalam berbelaskasih.

Penghormatan Fransiskus kepada Maria dapat menjadi inspirasi bagi kita untuk menghormati dan sekaligus meneladani Bunda Maria dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, dalam penulisan ini akan dijelaskan mengenai "Maria sebagai Model Hidup Umat Beriman Kristiani" menurut perspektif St. Fransiskus dari Asisi.  

Siapa itu Fransiskus dari Asisi

Fransiskus lahir di kota Asisi, Italia pada tanggal 5 Juli 1182. Ia dilahirkan dari keluarga pedagang kain terkaya di kota tersebut, yakni Pietro Bernadone dan Dona Pica. Tahun 1209, ia mendirikan Ordo Saudara Dina (Ordo Fratrum Minorum).[i] Di masa St. Fransiskus Asisi hidup, ada dua dogma Gereja tentang Maria yang mempengaruhi pemahaman Fransiskus akan Bunda Maria. Dua dogma itu, yakni "Maria Bunda Allah" dan "Bunda Maria Perawan". Gelar Maria sebagai Bunda Allah merupakan gelar yang tidak asing lagi di zaman Fransiskus Asisi. Gelar ini merupakan gelar yang penting untuk menyatakan bahwa Maria melahirkan seorang Anak yang adalah Allah dan sehakikat dengan Bapa.  

Sedangkan gelar "Maria Perawan" muncul pada abad keempat, baik itu di Geraja Timur maupun Gereja Barat. Keperawanan Maria haruslah dimengerti dari sudut spiritual, yakni dari kedudukan dan perannya dalam rencana dan pelaksana keselamatan Allah. Berkat penerimaan dan pembaktian Bunda Maria yang sepenuh-penuhnya, maka ia pun dapat dimengerti sebagai perawan dalam segi spiritual.

Fransiskus meninggal tepatnya pada tanggal 3 Oktober 1226 dengan adanya stigmata (luka-luka Krstus) pada dirinya. Menurut tradisi Gereja Katolik, Fransiskus dikenal sebagai Santo pelindung bagi binatang dan lingkungan hidup. Pestanya dirayakan setiap tanggal 4 Oktober.

Maria di Mata Fransiskus dari Asisi

Perlu diketahui bahwa Maria merupakan pelindung Ordo Fransiskan. Tentu menjadi suatu pertanyaan bagi kita 'Mengapa bisa Maria yang menjadi pelindung Ordo Fransiskan, bukan orang kudus lainnya?". Fransiskus sangat menghormati bunda Maria, sebab bunda Maria telah melahirkan Tuhan Yesus Kristus bagi manusia. Fransiskus memandang bahwa bunda Maria memiliki misi sebagai pelayan dalam karya keselamatan. Berkat bunda Maria, manusia dapat merasakan kedekatan dan kehadiran cinta kasih Allah dalam diri Putera-Nya yang dilahirkan oleh bunda Maria.

Ketika Fransiskus dari Asisi menyadari bahwa begitu erat kaitan antara Maria dan karya keselamatan, maka ia pun mulai 'menjalin hubungan yang begitu dekat' dengan Maria. Dan hubungan itu pun dapat dilihat dari doanya sendiri, dimana Fransiskus mengungkapkan keyakinan dan rasa syukurnya kepada Allah atas karya keselamatan yang disampaikan-Nya melalui Putera-Nya, Tuhan Yesus Kristus, yang lahir di dunia bagi umat manusia melalui rahim Maria.

"Engkau telah membuat Dia, yang sungguh Allah dan sungguh manusia, lahir dari Santa Maria yang tetap Perawan, yang mulia dan amat berbahagia" (AngTBul XXIII, 1-3)

Teks pada bagian atas merupakan salah satu potongan dari kutipan doa St. Fransiskus Asisi. Di dalam doa tersebut menunjukan rasa syukur Fransiskus kepada Allah, sebab berkat cinta-Nya kepada manusia, Putera-Nya Yesus Kristus dilahirkan oleh Maria. Bukan hanya itu saja, melainkan juga Fransiskus ingin mengungkapkan rasa kekaguman keibuan ilahi Maria dan juga memuji serta menghormati Maria sebagai Bunda Tuhan.

Fransiskus memilih Maria menjadi pelindung Ordonya bukanlah hanya sekedar untuk mengharapkan agar didoakan kepada Puteranya, tetapi juga untuk meniru teladannya dalam mengandung dan melahirkan Putera, yakni dalam menerima dan menghidupi sabda Allah. Fransiskus percaya bahwa apabila Maria telah melahirkan Yesus secara jasmani di dunia ini, maka ia pun tentunya akan melahirkan Yesus pula di dalam diri Fransiskus dan para pengikutnya. Dengan demikian, Maria adalah model keibuan bagi Fransiskus dan para pengikutnya untuk menjadi ibu bagi Yesus dan juga bagi orang lain.

Fransiskus Asisi    : Maria sebagai Model Hidup Umat Beriman Kristiani

Peran Maria dalam karya keselamatan menjadikan diri Maria dihormati oleh kalangan umat Kristiani, termasuk pula Fransiskus Asisi. Fransiskus melihat bahwa Maria adalah orang beriman pertama yang dijadikan Gereja. Akan tetapi, Fransiskus memberi pandangannya bahwa semua orang beriman juga "dijadikan Gereja", seperti Maria. Bagi Fransiskus sendiri "mengandung, melahirkan, merawat dan memelihara Kristus" adalah panggilan hidup umat beriman, seperti halnya yang telah dilakukan oleh Maria. Setiap orang dipanggil untuk meneladani dan menyediakan tempat tinggal bagi Yesus Kristus. Meneladani Maria berarti juga siap untuk "melahirkan" Tuhan dan memberi kesaksian tentang Kabar Gembira, yakni Injil-Nya. Berikut pemahaman St. Fransiskus dari Asisi mengenai Maria sebagai model:

1) Maria sebagai Model Hidup Kontemplatif

Dalam Luk 10: 38-42 melukiskan bahwa Maria juga adalah pendengar Yesus. Penginjil Lukas mengatakan bahwa Maria adalah pendengar setia Yesus, dimana ia selalu menyimpan dan merenungkan Sabda Tuhan. Selain pendengar, Maria juga adalah pelaksana Sabda. Maria mendampingi Yesus dalam seluruh hidup dan karya surgawi.

Ada satu pengalaman Fransiskus yang memiliki kaitan dengan Maria sebagai model hidup kontemplatif, yaitu sebelum Fransiskus meninggal, saudaranya ingin agar ia dibacakan bacaan Kitab Suci. Akan tetapi, Fransiskus menolak tawaran tersebut, sebab dihadapannya -- ia sudah memandang Kristus yang tersalib. Ia mengatakan bahwa dengan memandang Kristus yang Tersalib, ia sudah dapat "mendengar Sabda-Nya". Kematian adalah persatuan dengan Kristus, sebab kematian merupakan "kontemplasi" tertinggi, yaitu memandang Allah dari muka ke muka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun