Mohon tunggu...
Kristin Setyawati
Kristin Setyawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sebelas Maret

Saya masihlah seorang mahasiswa, berniat ingin menyalurkan hobi sekaligus menambah pengalaman di dunia kepenulisan melalui kompasiana. Tidak banyak yang dapat saya lakukan sebagai mahasiswa di kampus. Oleh sebab itu, saya mencoba mencari kesibukan lain di luar kampus dengan menjadi penulis di berbagai platfrom online. Semoga apa yang saya tulis dapat bermanfaat bagi khalayak umum yang juga memiliki ketertarikan akan dunia literasi dan bahasa sama seperti saya.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Pesona Bahasa Jawa di Desa Songbanyu, Gunung Kidul

15 Januari 2024   00:32 Diperbarui: 15 Januari 2024   00:38 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pantai Sadeng, Songbanyu, Gunung Kidul-Kristin Setyawati

Terjemahan dalam Bahasa Indonesia.

S1 : “Sudah dibela-belain capek cari uang, eh malah uangnya dipakai anakku beli HP.”

S2  : “yang sabar Bu, tugasnya orang tua tuh merawat dan menyiapkan apa yang dibutuhkan anak.”

  • Temen/nemen (sangat/banget)

S1   : “Duwe anak kae loh mba, kok yo nakale nemen. Ngelu aku dadi mbok ngene ki.”

S2  : “Maklum yu, jenenge cah cilik to lagi nakal-nakale kui.”

Terjemahan dalam Bahasa Indonesia.

S1  : “Punya anak itu loh mba, kok ya nakal banget. Pusing aku jadi ibu kaya gini.”

S2  : “Maklum Bu, namanya juga anak kecil lagi nakal-nakalnya itu.”

Keterangan: S1 dan S2 adalah subjek 1 dan subjek 2.

Penggunaan kata-kata khas bahasa Jawa, seperti "santer" (cepat), "sayah" (lelah), dan "temen/nemen" (sangat/banget), menghadirkan nuansa kekayaan bahasa yang khas. Dialog Bu Tarmi dengan kawannya sang pekebun kacang yang menggunakan kata "santer" sebagai contoh, mencerminkan kecepatan dan kerja keras dalam kegiatan sehari-hari, sementara kata-kata "sayah" dan "temen/nemen" menciptakan suasana kelelahan dan ekspresi yang kuat.

Dengan menelusuri jejak bahasa Jawa di Desa Songbanyu, kita dapat merasakan keunikan dan kekayaan budaya yang terpatri dalam setiap kata. Bahasa Jawa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga semacam alunan melodi yang membawa kita merenungi kearifan lokal dan pesona alam di sekitar Gunung Kidul. Selamat menjelajahi keindahan bahasa Jawa yang begitu eksotis ini.

Penulis

Kristin Setyawati dan Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun