Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Obesitas Jenuh Saat Kuliah Daring

19 Oktober 2020   07:29 Diperbarui: 19 Oktober 2020   07:39 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tugas menumpuk. Kuliah versi kurikulum darurat semester ini mengoptimalkan penggunaan media daring. Semuanya online. Kerja jadinya berkisar soal baca notifikasi (berupa jenis tugas baru, pesan dosen, komentar teman mahasiswa), download bahan kuliah, upload tugas, lihat notifikasi lagi (tugasnya udah diterima dosen apa belum), dan terakhir lihat update perkembangan jumlah pasien korona. Kuliah jenis ini, sumpah sangat membosankan. Bukan hanya membosankan, tapi kian hari kian banyak tugas yang disodorkan.

Belum kelar yang satu, yang satu ikutan muncul. Dalilnya, biar mahasiswa tetap produktif saat berada di rumah (pilar ketiga tangkal korona versi kampus). Iya-iya, produktif.

Awalnya, semua pekerjaan dilakukan dengan semangat, seperti keseriusan mencari sumber, baca buku-buku referensi, buku-tutup laptop buat ngetik, naik-turun perpustakaan, pulang-pergi kamar mandi biar lega, bermacam-macam bro. Semangatnya di hari-hari pertama doang -- pokoknya seminggu gitu semangatku joss. Ritme ini, kudu dipertahankan. Biar produktif!

Akan tetapi, ketika tiba waktunya aku berpapasan dengan ruangan berukuran 3m x 3m itu, aku disandera. Kamarku seolah-olah membuat mataku enggan berlama-lama menyala menyenteri masa depan. Aku terbaring! Dari sibuk ngurusin tugas, bertahap aku kehilangan keseimbangan. 

Kehilangan keseimbangan berpikir, kehilangan keseimbangan posisi badan, dan akhirnya terkapar karena ngantuk. Ya karena jenuh. Bahkan sementara ngetik, batrei keseimbanganku tiba-tiba drop hingga ke level 5 persen. Ambyar tenan! 

Berada di tempat tidur pada pukul 21.00 adalah sebuah tantangan. Apalagi usai makan. Parah iki. Pada jam-jam segitu, aku memang memegang sesuatu di tangan. 

Biasanya pena buat corat-coret dan membuka beberapa bahan bacaan yang menarik intuisi pengetahuan akademisku. Awalnya, relasi kami -- bahan bacaan dan aku -- terlihat akrab. 

Sesekali aku menarik garis atau sekedar mewarnai beberapa kata penting pada bacaan yang tengah kubaca. Aku tahu bahwa keberadaanku di atas tempat tidur dengan posisi duduk sedikit bungkuk, tidak bertahan lama. Dan, memang, aku akhirnya pelan-pelan menurunkan badanku di atas kasur. Sungguh enak dan menyenangkan.

Bacaan yang tadinya terlintas di benakku mulai menghilang. Raga terasa capek. Aku tak tahu apa penyebab semuanya. Aku hanya mengira mungkin ini adalah sebuah kejadian langka -- dalam artian bahwa kejadian seperti ini hanya terjadi saat-saat tertentu. 

Rupanya tidak. Aku salah mengira. Setiap malam, aku dininabobokan dalam waktu yang masih urgen untuk kegiatan berguna lainnya. Aku kalah sama kemalasanku. 

Rasa malas menyelinap dan bermanuver melalui sela-sela kelopak mata. Aku mulai merasa berat untuk berlama-lama membaca dan belajar. Ya tidur. Aku selalu merasa ngantuk di mana belum saatnya 'tuk ngantuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun