Contoh paling terkenal adalah jagung Bt, yang mengandung gen dari bakteri Bacillus thuringiensis yang memproduksi protein racun bagi ulat hama. Petani tak perlu lagi menyemprotkan pestisida secara berlebihan, sehingga biaya dan risiko kesehatan menurun.
b. Tanaman Tahan Kekeringan dan Salinitas
Beberapa tanaman rekayasa kini dirancang untuk tumbuh di tanah yang sebelumnya tak bisa ditanami, seperti sawah dengan kadar garam tinggi akibat intrusi air laut. Ini penting mengingat perubahan iklim global.
c. Padi Emas (Golden Rice)
Golden Rice adalah padi yang telah disisipi gen penghasil beta-karoten, prekursor vitamin A. Di negara-negara berkembang, ini bisa menjadi solusi defisiensi vitamin A yang menyebabkan kebutaan dan kematian pada anak-anak.
d. Kedelai, Tomat, Pepaya, dan Lainnya
Banyak produk rekayasa genetika lainnya sudah beredar di pasaran. Di Indonesia, beberapa izin penggunaan pangan hasil rekayasa genetika telah disahkan, termasuk pada jagung, kedelai, dan kentang.
Namun, produk GMO (Genetically Modified Organisms) ini sering memicu kontroversi dan perdebatan, terutama terkait keamanan pangan, hak petani, dan pengaruh terhadap biodiversitas.
2. Dunia Medis: Revolusi Terapi dan Obat
Di dunia medis, rekayasa genetika bukan hanya membawa perubahan—tetapi revolusi.
a. Produksi Obat dan Hormon
Sebelum era rekayasa genetika, insulin diperoleh dari pankreas hewan. Kini, insulin manusia dapat diproduksi oleh bakteri E. coli yang telah dimodifikasi secara genetik. Begitu juga hormon pertumbuhan, vaksin hepatitis B, dan berbagai protein terapeutik lainnya.