Mohon tunggu...
Kris Ibu
Kris Ibu Mohon Tunggu... Penulis - Sementara bergulat

Mulailah dengan kata. Sebab, pada mulanya adalah kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ingatan

24 Oktober 2017   18:50 Diperbarui: 24 Oktober 2017   18:54 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Semestinya lelaki muda itu harus berbangga", kataku.

Lihat.

Dengar.

Rasakan.

Rahim ibu terlihat syahdu pada dedaunan-dedaunan,

terdengar sunyi dalam alang-alang dan rerumputan,

hening diantara malam dan tidur.

Jika kamu buta!tinggalkan sedikit angan pada matamu.

Jika kamu tuli!benamkanlah rupamu dalam rerumputan dan dengarlah ingatanmu.

Jika kamu!tak lagi menyimpan rasa pada lembah ini,

 Semestinya telah lama kau menjadi tandus dan kami adalah gerimismu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun