Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (Deepublish, 2021). Ketika Kita Harus Memilih (Gunung Sopai, 2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (Deepublish, 2022). Merajut Keabadian (Bintang Semesta Media, 2023). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Menakar Kelayakan Lahan Berdasarkan "Highest and Best Use"

7 Agustus 2021   12:24 Diperbarui: 8 Agustus 2021   18:45 1073
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi analisis highest and best use (Sumber foto Freepik.com)

"Konsep yang tepat dalam pengembangan properti akan berdampak positif pada penjualan dan keuntungan perusahaan"

Jika perusahaan memiliki aset tanah kosong yang cukup luas, dan kamu ditunjuk oleh bos untuk memberikan masukan harus dibuat apa tanah tersebut, apakah yang kamu lakukan?

Langkah pertama yang umumnya dilakukan adalah melakukan survei dan melihat dari dekat lokasi tanah dan bagaimana keadaan sekitarnya. Lalu kamu akan berpikir, "sebaiknya untuk apa ya tanah ini?"

Sampai di situ mungkin kamu pegang jidat dan bingung akan melakukan apa atau minimal memberikan laporan kepada bos. 

"Hem... bos tanah itu cocoknya dibangun ruko".

Lalu bos akan menjawab, "Kamu yakin membangun ruko bisa laku? Berapa lama ruko dapat habis terjual." Lagi-lagi kamu dibikin kelabakan sama bos!

Penjelasan berikut ini setidaknya dapat menjadi acuan supaya kamu tidak mati gaya di hadapan bos. 

Ada 3 langkah yang harus dilewati dalam menganalisis suatu aset tanah kosong atau bisa juga sebagai pertimbangan membeli tanah yang baru.

Tiga langkah tersebut adalah Highest and Best Use yang merupakan langkah awal dalam menganalisis atau menilai tanah. 

Jika Highest and Use oke, maka diteruskan dengan market research yang bertujuan untuk menganalisis pasar apakah proyek yang akan dibangun benar-benar dapat diserap pasar.

Kemudian langkah yang ketiga atau langkah terakhir adalah feasibility study atau studi kelayakan proyek, apakah proyek benar-benar layak? Apakah kita memiliki sumber daya yang memadai? Apakah proyek itu dapat menjanjikan keuntungan maksimal?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun